Selamat pagi pembaca kompasiana. Alhamdulillah Omjay sudah sampai sekolah pukul 06.00 WIB. Jalanan lancar dan tak ditemui kemacetan di kota Jakarta. Dari rumah di Jatibening Bekasi pukul 05.30 WIB. Alhamdulillah sudah sampai perempatan Rawamangun sebelum pukul 06.00 WIB. Itulah enaknya kalau berangkat pagi. Kita sampai di sekolah masih sepi.
Jadikan pekerjaan kita bernilai ibadah. Jangan berpikir uang dulu. Kalau berpikir uang dulu, biasanya pekerjaan tidak dapat ridho dari Allah. Berpikirlah untuk bekerja terlebih dahulu dan hasilnya bagus, maka uang akan datang kepada Anda.Â
Itulah yang Omjay lakukan setiap harinya. Kita tinggal menjemput rezeki dari apa yang sudah dikerjakan manusia. Menjadi guru adalah panggilan hidup yang wajib disyukuri, karena mencerdaskan kehidupan bangsa ada di pundak para guru.
Jangan berpikir uang dulu. Berpikirlah apa yang bisa kita berikan untuk bangsa dan negaramu. Sekecil apapun yang dilakukan di bidang pendidikan, pasti akan berbuah kebahagian di dunia dan akhirat.
Bekerjalah seolah-olah engkau akan mati besok. Mulailah bekerja dengan doa. Ajak istri dan anak ikut mendoakannya. Uang pasti akan datang kepada Anda. Cepat atau lambat uang akan datang kepada Anda.
Jangan berpikir uang dulu, biasanya pekerjaannya nanti tidak jadi. Itu penting anda renungkan supaya mendapatkan Ridho dari Ilahi Robbi. Berpikirlah untuk melayani orang lain dengan pelayanan terbaikmu.Â
Doa, Usaha, Iman, dan takwa semoga selalu bersama kita setiap harinya. Teruslah bekerja dengan sepenuh hati. Teruslah bekerja untuk menjemput rezeki. Selama hayat masih dikandung badan, selama itu pula masih ada harapan.
Teruslah berlomba-lomba dalam kebaikan dan mendapatkan hadiah kebaikan. Orang baik rezekinya baik. Orang baik akan bertemu dengan orang baik. Setiap kebaikan akan berbuah kebaikan dan mendapatkan pahala yang berlimpah.
Jangan berpikir uang dulu. Itulah pesan dari motivatorku. Uang akan mengalir deras ke dalam dompetmu bila engkau tidak pernah berhitung untung dan rugi. Hanya memberi tak harap kembali. Tangan di atas lebih mulia dari tangan di bawah.
