Beberapa hari ini saya tak dapat menulis panjang. Semua tulisan saya pendek pendek saja.
Entahlah saya merasa lumpuh dalam menulis. Semua buku yang saya beli baru terbaca covernya saja. Bahkan ada yang masih bersampul plastik. Belum sempat dibaca isinya.
Padahal makanan penting seorang penulis itu buku. Dia akan lahap membaca apa saja yang ada dihadapannya. Rabun membaca lumpuh menulis.
Otaknya terus bekerja. Memorinya cepat merekam kata kata yang siap disalurkan dalam tata kata yang mengikat makna.
Kalau ingat mengikat makna, jadi ingat almarhum mas Hernowo. Beliaulah penulis bukunya. Juga penulis buku best seller seandainya "buku sepotong pizza".
Kegiatan di sekolah memang menyita waktu saya. Belum lagi kegiatan di ikatan guru tik pgri yang tak pernah habis. Ditambah lagi persiapan semnas apks pgri dimana saya ditunjuk sebagai ketua panitianya.
Rasanya bumi berputar begitu cepat. Saya harus memilih antara menyelesaikan desertasi atau organisasi. Keduanya pilihan yang sulit.
Kok saya malah jadi curhat ya? Ya begitulah penulis. Ada saja curcol atau curhat colongan dalam tulisannya.
Semoga semuanya bisa dikerjakan dalam waktu bersamaan. Saya harus seperti channel radio atau televisi. Kalau sudah dipilih dan diputar maka konsentrasi kepada telinga dan mata para pendengar dan penontonnya. Fokus Kuncinya. Konsentrasi dengan apa yang dilakukan.
Ketika kita lumpuh menulis, maka segeralah ambil ponsel pintarmu. Baca dan terus membaca. Lalu tuliskan apa yang ada dalam isi kepalamu. Sampai akhirnya gairah menulis bangkit kembali.