"Dewan Pemilihan Nasional Venezeula telah mengumumkan petahana Niocholas Maduro meraih suara terbanyak dalam pilpres 28 Juli 2024 ini. Namun pihak oposisi tak terima hasil ini, mereka menggelar aksi unjuk rasa. Caracas, ibu kota Venezeula pun lumpuh"
Puluhan ribu, angka itu rasanya sangat tepat dalam memperkirakan jumlah massa yang berunjuk rasa menggugat Nicolas Maduro di sejumlah ruas jalan di Caracas, ibu kota Venezeula.
Massa yang berasal dari berbagai elemen masyarakat itu marah. Pasalnya Maduro telah dinyatakan sebagai pemenang pilpres oleh Dewan Pemilihan Nasional  Venezedula. Untuk itu, Nicolas Maduro menyampaikan  pidato kemenangan pada Minggu 29 Juli 2024
Sementara, hasil pilpres yang disampaikan Dewan Pemilihan Nasional Venezeula ini ditolak pihak oposisi. Bahkan pihak oposisi mengklaim kalau calon mereka Edmundo Gonzales yang meraih suara terbanyak 70 persen. Aksi turun ke jalan pun tak terbendung lagi
Di depan para demonstran, senjata di tangan polisi tak henti-henti menyalak untuk menghalau pendemo yang mulai menimbulkan kekacauan. Namun massa tak bergeming. Massa terus bergerak hingga menguasasi Bandara Internasional Simon Bolivar di Maiquetia.
Suasana jadi mencekam ketika massa mengepung pusat kota seraya merubuhkan sejumlah patung mantan presiden Venezeula, Hugo Chaves. Di wilayah lain Venezeula, massa menurunkan poster presiden Nicholas Maduro.
Diantara massa yang turun ke jalan ada juga perempuan. Mereka sengaja membawa panci dan memukulnya sepanjang perjalanan. Suasana sangat riuh. Dalam keriuhan itu terdengar teriakan-terikan yang ingin menggulingkan presiden Nicholas Maduro
Mengutip berbagai sumber, pemilu Venezeula digelar Minggu 28 Juli 2024. Saat suara masuk 80 persen, presiden Nicholas Maduro dinyatakan Komisi Pemilihan Nasional Venezeula telah meraih 51 persen suara Sedangkan pesaingnya Edmundo Gonzales hanya meraih 44 persen suara
Hasil hitung-hitungan KPU Venezeula ini kurang dipercayai kubu oposisi. Bahkan pihak oposisi menilai pemilihan itu tidak adil. Mereka menuduh Maduro menggunakan semua kewenangannya untuk mengendalikan proses pemilihan
Berbagai sesalan diumpatkan kepada Maduro. Ada yang menyebut Nicholas Maduro sengaja menghambat suara rakyat yang terindikasi tidak memilihnya. Untuk ini Maduro dituding menggunakan kekuatan polisi dan tentara