Pagi ini, saya akan menuliskan kembali lanjutan dari kegiatan kumpul blogger. Istilah kerennya Forest talk with bloggers. Kegiatan yang diselenggarakan oleh yayasan doktor sjahrir (YDS) dan Climate Reality Project Indonesia di Almond Zucchini Jakarta Selatan dihadiri hampir 50 orang blogger. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Februari 2019 pukul 09.00 sampai 14.00 WIB. Anda bisa membaca tulisan omjay sebelumnya di akun Kompasiana.com/wijayalabs.
Selain acara di atas, ada juga kegiatan mini exhibition yang memamerkan produk hutan non kayu dan produk kreatif yang berasal dari limbah kayu. Semua itu hasil dari program CSR yang kepanjangan dari Corporate Social Responsibility. Selain itu, acara kumpul blogger juga dimeriahkan dengan demo masak icip-icip kuliner produk hutan serta berbagai lomba live tweet dan  live instagram. Saya mengikutinya terus sampai akhir acara. Tapi sayang, kurang beruntung. Tak ada satupun lomba yang saya menangkan. Semoga lomba blog bisa saya menangkan. Aamiin.
Selain 3 pembicara menarik yang sudah saya tuliskan dalam acara ini, ada satu pembicara lagi yang belum saya tuliskan ringkasan presentasinya. Beliau adalah Dr. Sri Mariati, Direktur Eksekutif yayasan belantara. Judul presentasinya adalah Konservasi Berbasis Masyarakat  (Sebuah Ikhtiar Untuk Pelestarian Alam Berkelanjutan). Sebuah judul yang sangat menarik sekali. Blogger yang hadir menyimak materinya dengan baik.
Dalam awal presentasi, beliau bercerita tentang yayasan belantara. Tentu kita akan tahu setelah mendengarkan presentasi beliau yang memukau. Sebagai seorang blogger, saya menjadi tahu kalau ada sebuah yayasan yang fokus untuk pelestarian hutan dan perubahan iklim.
Yayasan belantara merupakan salah satu institusi penyalur dana hibah (grant-making institution), yang bekerja untuk melindungi bentang alam Indonesia dengan mengembangkan program berkelanjutan di area konservasi, reforestaasi dan pengembangan masyarakat berkelanjutan. Yayasan ini diluncurkan pada acara COP 21 UNFCCC di Paris (Desember 2015). Lembaga yang didirikan oleh sektor swasta dimana sumber pendanaan tambahan sedang dikumpulkan dari sektor publik dan swasta.
Yayasan belantara mendukung 10 area hibah di 5 Provisnis di Indonesia, yaitu: Sinepis, giam siak kecil ukit batu, semenanjung kampar, kerumutan, bukit tiga puluh, berbak sembilang, dangku-meranti, padang sugihan, kubu, dan kutai. Program yayasan belantara dibagai ke dalam 4 program strategis dan 4 program support sebagai berikut:
- Pengembangan konsensus untuk konservasi
- Pengembangan kelembagaan
- Aksi proteksi ekosistem
- Aksi restorasi ekosistem
- Pembangunan kapasitas
- Pemberdayaan masyarakat
- Pendidikan lingkungan dan konservasi alam
- Bantuan teknis dan monitoring
Saat ini Hibah Yayasan Belantara dialokasikan untuk mendukung kegiatan di Kawasan Konservasi, Kawasan Hutan Produksi, Kawasan Hutan Lindung, dan Perhutanan Sosial.
Dana hibah tersebut dialokasikan untuk mendukung implementasi kegiatan:
- Restorasi Hutan dan Lahan,
- Proteksi Hutan dan Lahan dari Karhutla,
- Konservasi spesies langka (Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, dan Orangutan Sumatera dan Kalimantan) maupun yang terancam punah melalui perlindungan habitat & mitigasi
- perdagangan ilegal
- Penguatan institusi
- Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas
Bersambung....