Mohon tunggu...
Wijaya Kusumah
Wijaya Kusumah Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Indonesia

Teacher, Motivator, Trainer, Writer, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, dan Workshop Tingkat Nasional. Sering diminta menjadi pembicara atau nara sumber di bidang ICT,Eduprenership, Learning, dan PTK. Wijaya adalah Guru SMP Labschool Jakarta yang doyan ngeblog di http://wijayalabs.com, Wijaya oleh anak didiknya biasa dipanggil "OMJAY". Hatinya telah jatuh cinta dengan kompasiana pada pandangan pertama, sehingga tiada hari tanpa menulis di kompasiana. Kompasiana telah membawanya memiliki hobi menulis yang dulu tak pernah ditekuninya. Pesan Omjay, "Menulislah di blog Kompasiana Sebelum Tidur". HP. 08159155515 email : wijayalabs@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Juara Dunia Tinju Itu Kini Hanya Menjadi Pesuruh

2 Juli 2013   07:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:08 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1372722612985068719

Komite Olimpiade Indonesia bekerjasama dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Bekasi menyelenggarakan kegiatan yang bernama Training Of Trainer (TOT) Olympsm untuk guru. Acara ini diselenggarakan pada hari Minggu, 30 Juni 2013 di Aula Wisma Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Kampus A Rawamangun Jakarta Timur.

Ada 3 orang pembicara atau nara sumber dalam kegiatan ini, yaitu Dr. Sony Teguh Trilaksono, Ibu Rossi (mantan atlit karate nasional), dan Pak Andhos (Finace/Acounting Departemen) yang berasal dari tim komisi olympic culture and education Komite Olimpiade Indonesia (KOI). Saat ini ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dijabat oleh ibu DR. (HC) Rita Subowo, SE.

Ketika diminta untuk menjadi panitia dalam pelatihan fasilitasi nilai-nilai olympism bagi guru ini, saya sangat senang sekali. Akhirnya terdaftarlah 32 orang guru dari berbagai daerah yang bisa hadir mengikuti TOT ini, dan saya dibantu oleh 5 orang mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik UNJ dalam kepanitiaannya. Ada peserta yang datang dari Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.

Pak Sony membuka acara TOT Olympism dengan bagus sekali. Kami semua yang hadir menjadi tahu apa itu Olympism. Sebab selama ini, istilah Olympism masih asing di telinga kami para guru. Kami baru tahu secara detail setelah mengikuti pelatihan TOT ini.Ternyata ajaran Olympism sangat bagus diterapkan di sekolah-sekolah kita. Terutama untuk membekali peserta didik bermental juara, dan berprestasi.

Pada dasarnya olympism adalah filsafat hidup yang menggabungkan keseimbangan kualitas tubuh akan olahraga, pendidikan dan budaya. Olympism adalah nilai universal yang penting untuk dipahami oleh setiap manusia yang ingin terus meningkatkan nilai dan kualitas hidupnya. Betapa pentingnya olahraga dalam membangun sportivitas dan perdamaian. Oleh karena itu, kegiatan seperti olimpide internasional yang dilaksanakan selama 4 tahun sekali adalah salah satu bentuk ajaran olympism ini. Para atlit saling bertanding memperebutkan medali emas dan mengharumkan nama bangsanya. Mereka adalah pahlawan bangsa yang harus diberi penghargaan.

Ketika ibu Rossi (mantan atlit karate nasional) menjelaskan lebih jauh tentang olympism, beliau mengatakan sedih sekali melihat Ellyas Pical saat ini. Beliau adalah mantan juara tinju dunia yang dibanggakan Indonesia. Namun saat ini keadaannya sunggguh memprihatinkan. Pekerjaannya hanya menjadi seorang pesuruh dan satpam kantor saja. Hal itulah yang diceritakan oleh Ibu Rossi pada saat memberikan materi Olympisme untuk guru.

Terus terang saya terkejut mendengarnya dan mencari informasinya di internet. Ternyata benar sekali apa yang disampaikan oleh ibu Rossi itu. Juara dunia tinju itu terlupakan, dan disinilah pentingnya ajaran olympisme. Para atlit kita harus dibekali dengan pendidikan yang baik. Bukan hanya otot saja yang dilatih, tetapi otaknya juga harus dilatih untuk mengenyam pendidikan. Sehingga mereka bisa survive sampai hari tua, dan terus membina dirinya untuk berbagi pengalamannya.

Sebenarnya, ajaran olympism ini sama dengan ajaran bung Karno yang bernama Pancasila. Beliau sudah menerapkannya lama di negeri tercinta ini. Hanya saja dalam prakteknya kita sering melupakan nilai-nilai olympism ini. Kita kurang memiliki kepekaan kepada orang lain, kurang termotivasi untuk berprestasi, dan hal yang lebih penting kita kurang memajukan dunia olahraga kita. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang memajukan olahraganya. Kita bisa melihat negara-negara papan atas yang banyak meraih prestasi tinggi di bidang olahraga seperti China, Amerika, Jepang, dan negara besar lainnya.

Dalam pelatihan ini juga diputarkan film dokumenter tentang kegiatan olimpiade dunia. Betapa indahnya olimpiade itu. Mereka yang berperang akan berhenti ketika pelaksanaan olimpiade ini. Kita berharap, Indonesia menjadi negara yang akan banyak mendulang emas dari kegiatan olimpiade internasional ini.

Senang sekali dapat mengikuti pelatihan TOT Olympism ini. Meskipun belum menguasai benar materinya, tetapi sudah ada bayangan apa yang harus kami lakukan di sekolah. Di sesi akhir, pak Sony memberikan kami permainan atau games yang membuat kami menjadi tahu bahwa olympism harus segera diterapkan di sekolah-sekolah kita.

Foto Lengkap kegiatannya ada di facebook Omjay di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun