Kimberly Noel Kardashian alias Kim Kardashian alias Kim Kardashian West, seorang artis, model, pebisnis dan sosialita asal Amerika Serikat ini kembali membuat ulah. Sikap kontroversial terbarunya ini membuat marah warga Jepang, mulai dari warga biasa hingga Walikota Kyoto.Â
Apa pasal? Gara-garanya, Kim meluncurkan lini busana pakaian dalam alias shapewear alias underwear dengan nama Kimono. Brand ini terdaftar dengan nama Kimono Intimates Inc.
Padahal, dunia tahu bahwa Kimono adalah sebutan untuk pakaian tradisional Jepang. Kimono juga punya sejarah sepanjang 1.225 tahun.
Merk dagang Kim Kardashian ini sebenarnya ingin menjual underwear untuk mereka yang bertubuh seperti miliknya.
Kita tahu lah tubuh meliuk milik Kim memang menjadi trend terkini di dunia kecantikan, untuk menyelamatkan perempuan dari mengidolakan tubuh kurus kerempeng yang semakin banyak dikecam karena berkaitan dengan masalah kesehatan.Â
Kim menggunakan tagar #kimonobody untuk membuat produknya laris manis, tentu dilengkapi dengan foto-foto pada model yang menggunakan produk tersebut.
Orang Jepang tidak rela jika kelak penduduk dunia mendapati gambar-gambar pakaian dalam alih-alih budaya Jepang saat mengetik kata "Kimono" di mesin pencari.
Setelah dikecam warga Jepang secara berjamaah, Kim juga mendapat surat teguran sekaligus undangan dari Walikota Kyoto, Pak Daisaku Kadokawa agar sosialita kontroversial tersebut berkunjung ke Kyoto.Â
Pak Walikota ingin agar Kim memiliki kesempatan menikmati kehidupan kota Kyoto yang masih memegang nilai-nilai luhur bangsa Jepang ditengah gempuran modernitas, termasuk menyaksikan wisatawan asing yang dengan bangga menggunakan Kimono dalam kunjungan mereka ke Kyoto.
Surat dari Walikota Kyoto ini merupakan ajakan "perang" kepada Kim Kardashian dari pemerintah kota Kyoto, karena secara tersirat surat ini memberikan pesan bahwa pejabat Jepang menolak penggunaan nama Kimono untuk brand pakaian dalam milik Kim Kardashian atau di monopoli oleh siapapun demi kepentingan serta keuntungan Pribadi.
Pak Walikota menyatakan bahwa Kimono merupakan aset bersama yang bisa dinikmati bersama oleh mereka yang mencintai Kimono dan budaya Jepang, sehingga tidak mungkin di monopoli untuk kepentingan satu orang.Â
Pernyataan cerdas Walikota Kyoto ini hendak menunjukkan bahwa seorang warga Amerika Serikat bernama Kim Kardashian yang powerful dalam banyak hal di negaranya, sama sekali nggak bisa menggunakan uangnya untuk mencuri kekayaan budaya orang Jepang.
- Surat tersebut ditulis Pak Walikota agar Kim Kardashian memikirkan ulang keputusannya menggunakan "Kimono" sebagai merek dagangnya.
- Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang yang memiliki sejarah panjang, termasuk melalui studi yang tak kalah melelahkan dalam merepresentasikan kekayaan alam bangsa Jepang, di mana Kimono merupakan buah manis dari karya para desainer dan pengrajin Kimono yang melambangkan keindahan, ruh dan nilai luhur bangsa Jepang.
- Dalam beberapa tahun ini, semakin banyak orang yang mencintai Kimono, termasuk turis mancanegara yang berkunjung ke Jepang, dan berkeliling kota dengan menggunakan Kimono. Hal tersebut merupakan bukti bahwa budaya Jepang dicintai orang dari seluruh dunia.
- Pemerintah Jepang juga telah mendaftarkan Kimono kepada UNIESCO agar dimasukkan sebagai heritage dunia. Sehingga nama Kimono menjadi aset dunia yang tidak bisa di monopoli.
- Pak Walikota mengundang Kim Kardashian berkunjung ke Kyoto untuk menikmati kekayaan budaya Jepang, sehingga Kim bisa belajar mengapa orang Jepang sangat mencintai Kimono sebagai bagian dari budaya Jepang.
Lebih jauh lagi nih, gerakan #KimOhNo ini bisa memicu gangguan kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Jepang lho.
Sebab, setelah Pak Walikota menulis surat untuk Kim Kardashian pada 28 Juni lalu, kini giliran pemerintah Jepang mengirimkan utusan resmi terkait paten kepada pemerintah Amerika.Â
Walaupun akhirnya Kim Kardashian telah mengganti merek dagangnya dari "Kimono" menjadi "Solutionwear", pemerintah Jepang melalui Kementerian Perdagangan tetap akan mengirik utusan ke Amerika Serikat untuk memantau situasi, yang mungkin berkaitan dengan hubungan kedua negara.
Kericuhan besar di media sosial akibat ulah istri Kanye West ini membuat orang Jepang merasa bahwa budaya yang mereka jaga dan hormati selama ribuan tahun dianggap remeh temeh semata oleh Kim.Â
Menggunakan kata Kimono untuk merek dagang pakaian dalam jelas sangat memicu kemarahan dan terasa menghina, karena Kimono sendiri simbol budaya Jepang.
KIM KARDASHIAN DAN APROPRIASI BUDAYA
Apa yang dilakukan Kim Kardashian disebut dengan apropsiasi budaya atau cultural appropriation. Walaupun culture appropriation ini masih memicu perdebatan, namun apa yang dilakukan Kim memang sangat menyakiti dan menyinggung orang Jepang. Kimono adalah identitas, nilai, simbol dan warisan budaya Jepang yang oleh Kim digunakan untuk merek dagang pakaian dalam.Â
Kim dianggap bukan saja mencuri atau mungkin meminjam tanpa izin kata "Kimono" dari orang Jepang, melainkan juga disrespect alias tidak hormat karena Kimono di Jepang bukan lini pakaian dalam.
Kimono adalah sebutan untuk pakaian orang Jepang, yang berasal dari kata "ki" yang berarti dipakai dan "mono" yang berarti barang, alias sesuatu yang dikenakan di tubuh.
Kimono bagi perempuan biasanya berupa terusan, sementara untuk laki-laki berupa setelan yaitu atasan dan bawahan. Selain itu, penggunaan Kimono juga nggak sembarangan lho.Â
Karena ada aturan penggunaan Kimono berkaitan dengan status seseorang, atau musim, atau kegiatan budaya tertentu. Kimono nggak bisa digunakan sembarangan.
Sementara Kimono untuk lelaki lebih sedikit sih jenisnya, nggak seribet untuk perempuan.
Kemarahan orang Jepang atas tindakan Kim Kardashian adalah sebuah kewajaran, karena simbol budaya yang kaya dan indah digunakan untuk pakaian dalam.
Sebagai orang Indonesia, aku pun akan marah jika lambang budaya bangsaku digunakan Kim Kardashian untuk merk pakaian dalamnya.Â
Sebagaimana Kebaya, Baju Kurung atau Baju Bodo dalam khazanah budaya Indonesia, maka Kimono dalam budaya Jepang juga buka sekadar pakaian. Kimono adalah simbol sebuah budaya dan bangsa, dan warisan leluhur yang telah mendesain dan menciptakannya.
Kim Kardashian bolehlah kaya raya dan terkenal dan mengaku dirinya sebagai trademark atau merk dagang. Namun, kekayaan, kekuasaan dan pengaruh sangat tidak elok digunakan untuk merendahkan bangsa lain.Â
Terlebih, apa yang dilakukan Kim bisa berpengaruh pada hubungan bilateral Jepang dan Amerika.Â
Depok, 3 Juli 2019