Pak Walikota menyatakan bahwa Kimono merupakan aset bersama yang bisa dinikmati bersama oleh mereka yang mencintai Kimono dan budaya Jepang, sehingga tidak mungkin di monopoli untuk kepentingan satu orang.Â
Pernyataan cerdas Walikota Kyoto ini hendak menunjukkan bahwa seorang warga Amerika Serikat bernama Kim Kardashian yang powerful dalam banyak hal di negaranya, sama sekali nggak bisa menggunakan uangnya untuk mencuri kekayaan budaya orang Jepang.
- Surat tersebut ditulis Pak Walikota agar Kim Kardashian memikirkan ulang keputusannya menggunakan "Kimono" sebagai merek dagangnya.
- Kimono merupakan pakaian tradisional Jepang yang memiliki sejarah panjang, termasuk melalui studi yang tak kalah melelahkan dalam merepresentasikan kekayaan alam bangsa Jepang, di mana Kimono merupakan buah manis dari karya para desainer dan pengrajin Kimono yang melambangkan keindahan, ruh dan nilai luhur bangsa Jepang.
- Dalam beberapa tahun ini, semakin banyak orang yang mencintai Kimono, termasuk turis mancanegara yang berkunjung ke Jepang, dan berkeliling kota dengan menggunakan Kimono. Hal tersebut merupakan bukti bahwa budaya Jepang dicintai orang dari seluruh dunia.
- Pemerintah Jepang juga telah mendaftarkan Kimono kepada UNIESCO agar dimasukkan sebagai heritage dunia. Sehingga nama Kimono menjadi aset dunia yang tidak bisa di monopoli.
- Pak Walikota mengundang Kim Kardashian berkunjung ke Kyoto untuk menikmati kekayaan budaya Jepang, sehingga Kim bisa belajar mengapa orang Jepang sangat mencintai Kimono sebagai bagian dari budaya Jepang.
Lebih jauh lagi nih, gerakan #KimOhNo ini bisa memicu gangguan kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Jepang lho.
Sebab, setelah Pak Walikota menulis surat untuk Kim Kardashian pada 28 Juni lalu, kini giliran pemerintah Jepang mengirimkan utusan resmi terkait paten kepada pemerintah Amerika.Â
Walaupun akhirnya Kim Kardashian telah mengganti merek dagangnya dari "Kimono" menjadi "Solutionwear", pemerintah Jepang melalui Kementerian Perdagangan tetap akan mengirik utusan ke Amerika Serikat untuk memantau situasi, yang mungkin berkaitan dengan hubungan kedua negara.
Kericuhan besar di media sosial akibat ulah istri Kanye West ini membuat orang Jepang merasa bahwa budaya yang mereka jaga dan hormati selama ribuan tahun dianggap remeh temeh semata oleh Kim.Â
Menggunakan kata Kimono untuk merek dagang pakaian dalam jelas sangat memicu kemarahan dan terasa menghina, karena Kimono sendiri simbol budaya Jepang.
KIM KARDASHIAN DAN APROPRIASI BUDAYA
Apa yang dilakukan Kim Kardashian disebut dengan apropsiasi budaya atau cultural appropriation. Walaupun culture appropriation ini masih memicu perdebatan, namun apa yang dilakukan Kim memang sangat menyakiti dan menyinggung orang Jepang. Kimono adalah identitas, nilai, simbol dan warisan budaya Jepang yang oleh Kim digunakan untuk merek dagang pakaian dalam.Â
Kim dianggap bukan saja mencuri atau mungkin meminjam tanpa izin kata "Kimono" dari orang Jepang, melainkan juga disrespect alias tidak hormat karena Kimono di Jepang bukan lini pakaian dalam.