Mohon tunggu...
Wijatnika Ika
Wijatnika Ika Mohon Tunggu... Penulis - When women happy, the world happier

Mari bertemu di www.wijatnikaika.id

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Investasi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

2 November 2018   07:52 Diperbarui: 4 November 2018   18:20 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bayi kecil yang imut, dengan memandangnya saja mampu menyenangkan hati. Sumber: orami.co.id

“In the garden of humanity every baby is a fresh new flower.” -Debasish Mridha-

Saat  seorang bayi mungil lahir ke dunia, wajah-wajah yang menantikan  kehadirannya tersenyum penuh kegembiraan. Lantas orang-orang berkumpul  untuk memuji parasnya yang imut menggoda, tubuh mungilnya yang  membangkitkan kasih sayang, tangisannya yang merdu bagai lagu pengantar  tidur, dan perawakan sempurna yang mendapat doa-doa bagi masa depannya  yang baik. Rabindranath Tagore bahkan mengatakan, bahwa jika seorang bayi  mungil terlahir ke dunia artinya Tuhan masih percaya pada manusia untuk  melanjutkan kehidupan di bumi. 

Sebagai  perempuan yang memang memiliki tugas kehidupan sebagai ibu, aku jadi  membayangkan betapa indahnya saat menyambut kelahiran bayiku sendiri.  Kata orang-orang nih, menjadi ibu merupakan salah satu bentuk  kesempurnaan hidup seorang perempuan. Aku bahkan berkhayal, jika menikah  nanti aku akan program bayi kembar saja agar langsung memiliki dua anak  dengan sekali proses melahirkan. Memiliki anak kembar kan seru!

Tapi,  setelah mengikuti kegiatan di tiga hari pertama Danone Blogger Academy 2018 pada akhir September dan awal Okober 2018 yang mengusung tema "Nutrisi Menyeluruh untuk Hidup Berkelanjutan," pandanganku tentang bayi dan kehidupan seorang manusia mengalami  perubahan. Terutama sejak mendapatkan paparan materi dari Bapak Doddy  Izwardi selaku Direktur Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan dan Ibu  Klara Yuliarti selaku DSA subsepsialias  Ahli Gisi, Divisi Nutrisi dan  Penyakit Metabolik, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran  Universitas Indonesia dan dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo

Dari  keseluruhan paparan kedua pemateri yang sangat padat dan mencengangkan,  dengan data-data yang membuat kepalaku langsung pusing, aku sangat  tertarik dengan satu tema yaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).  Ketertarikan ini disebabkan oleh kondisi tubuhku sendiri yang sepertinya  mengalami stunting saat balita, dan data tentang prevalensi balita stunting di Indonesia yang sangat kronis. 

"Stunting ini isu kuncinya di perkembangan otak. Cut of point-nya  20%, itu standar WHO. Masalahnya stunting ini nggak bisa dilihat, tapi  diukur ketika balita berusia 2 tahun. Diukur tingginya dengan balita  seusianya. Makanya perempuan nih sebelum menikah harus paham dulu  tentang pendidikan gizi," ujar Pak Doddy, mengingat betapa  mengkhawatirkannya jumlah balita stunting di Indonesia yang  prevalensinya mencapai 29,6% (data 2017).

Wow, ngeri!

Apa yang disebut stunting? Simak disini: 5 Strategi Pencegahan Stunting 

Merangkum   materi dari kedua pembicara, ternyata hal paling penting untuk  diperhatikan dalam siklus kehidupan manusia ada di 1000 HPK alias masa  emas. Masa ini dihitung sejak masa kehamilan hingga bayi berusia 2  tahun. Bahkan, menurut Pak Doddy, seorang perempuan sebaiknya menundan rencana untuk menikah jika ia dan pasangannya belum memahami pendidikan  gizi. Serta visi-misi masa depan saat memiliki seorang anak, karena  memiliki anak tidak boleh sembarangan melainkan harus direncanakan  sebelum menikah. Amazing sekali, bukan?


Orangtua  yang hendak memiliki anak, sebaiknya melakukan perencanaan terlebih  dahulu sebelum terjadinya konsepsi atau pembuahan di rahim ibu. Hal ini  dilakukan untuk mempersiapkan segala kebutuhan janin selama 280 hari  atau 23 minggu di rahim ibu. 

Apa sih yang dibutuhkan janin? Nutrisi. Ibu  yang merencanakan kehamilan harus mempersiapkan tubuhnya dan mentalnya  dalam keadaan prima, termasuk mengumpulkan dukungan keluarga besar agar  menjadi support system yang siap diandalkan selama masa  kehamilan. Karena sejak konsepsi terjadi perkembangan janin berjalan  sangat pesat. Selama masa perkembangan tersebut, janin mengandalkan  nutrisi yang ada di tubuh ibu.

Pada  dua minggu pertama sejak pembuahan, sel melakukan pembelahan dengan  cepat sehingga berubah menjadi zigot. Minggu ke 4-8 zigot menjadi  embrio, di mana janin mengalami perkembangan sangat pesat dengan  pertumbuhan beberapa organ penting seperti hati, mata, gigi, tangan,  kaki, dagu hingga alat kelamin. 

Pada minggu ke 9-16 dimulai perkembangan  otak yang sangat penting menentukan berat dan tinggi badan saat bayi  lahir. Disusul penyempurnaan perkembangan organ tubuh, hingga bentuknya  sempurna saat janin berusia 38 minggu dan siap dilahirkan.


Nah,  berdasarkan cerita dari sejumlah temanku ternyata sangat tidak mudah  bagi seorang ibu hamil untuk mengikuti standar ideal pemenuhan gizi bagi  bayi yang dikandungnya. Misalnya ada temanku yang selama hamil sangat  sulit untuk makan. Setiap kali dia makan maka semua makanan yang masuk  ke perutnya akan langsung dimuntakan, makanan apapun jenisnya. Alhasil, mood si ibu hanya bisa dikendalikan dengan ngemil garam dapur!

"Ini  nih buruknya kelakuan ibu-ibu hamil, malas mengonsumsi makanan dengan  nutrisi tinggi. Alasannya mual dan sebagainya. Masa iya lagi hamil  makannya cireng, cilok, rujak. Mau jadi apa anaknya nanti saat  dikandungan gizinya tidak tercukupi?" ujar Pak Doddy  dengan berapi-api, karena menurutnya seorang ibu hamil harus memaksakan  dirinya untuk mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi demi masa depan anak  yang dikandungnya. 



Silakan unduh: Buku Kesehatan Ibu dan Anak - dari Kementerian Kesehatan 

Sebenarnya, buku atau brosur panduan bagi calon ibu, ibu hamil dan ibu dan anak sudah  tersedia di pusat layanan kesehatan seperti puskesmas dan Rumah Sakit.  Kita hanya perlu mengaksesnya sebelum kehamilan terjadi, salah satunya  sebagai bahan pembelajaran calon orangtua saat konsultasi kesehatan dan  hal-hal lait terkain rencana kehamilan. 

Sedangkan pada masa kehamilan,  ibu juga harus rajin melakukan konsultasi dan mengakses layanan  kesehatan ke pusat layanan kesehatan terdekat seperti posyandu atau  puskesmas untuk memastikan bahwa kehamilan berjalan dengan baik.  Misalnya, jika ibu tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi selama  kehamilan karena faktor ekonomi, maka dapat meminta bantuan makanan  tambahan yang menjadi hak ibu hamil.  Mudah, bukan?


ISI PIRINGKU, PENUHI NUTRISI IBU DAN ANAK

Nah,  karena 1000 HPK merupakan masa emas, maka Ibu dapat menggunakan konsep  Isi Piringku yang merupakan standarisasi Kementerian Kesehatan untuk  pemenuhan nutrisi setiap kali makan. Jadi, setiap kali makan piring ibu  harus berisi makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, lauk pauk,  buah-buahan, sayuran dan segelas air. 

Contoh menu sarapan pagi: dua buah kentang kukus, orak air telur, capcay, sebuah pisang, sebuah  mangga dan segelas air. Boleh juga ditambah dengan segelas susu khusus  untuk ibu hamil.


Agar  ibu dan janin sehat, harus juga didukung dengan olahraga ringan khusus  ibu hamil selama 30 per hari dan istirahat yang cukup. Kalau sudah  melahirkan, maka menu pada isi piring ibu mulai ditingkatkan ragamnya,  bahkan harus makan lebih banyak jenis makanan yang memperbanyak Air Susu  Ibu  (ASI) seperti kacang-kacangan, misal kacang kedelai.

Bahkan  jika bayi sudah mulai pada usia untuk makan Makanan Pendamping Asi  (MPASI), konsep isi piringku juga harus diterapkan untuk si kecil,  sehingga bayi tidak hanya mengonsumni menu tunggal. Isi Piringku untuk  bayi dan batita harus beragam dan memiliki kandungan protein hewani  lebih banyak untuk membantu pertumbuhannya. Sebab, pada masa  pertumbuhannya bayi dan batita memerlukan asupan protein hewani lebih  banyak dibandingkan orang dewasa. 

Syarat  MPASI pertama harus mengandung nutrisi makro (protein dan lemak) dan  nutrisi mikro (zat besi, seng, vitamin A, vitamin B).  Nah, makanan yang mengandung sumber nutrisi makro dan mikro adalah ikan,  daging ayam, daging sapi, dan bubur susu. Daging merupakan makanan yang  dianjurkan WHO sebagai MPASI pertama, karena kandungan nutrisi seperti  zat besi, protein, lemak, dan vitamin dari daging lebih mudah diserap  tubuh. Selain itu, daging dan ikan juga bagus karena mengandung lemak  yang sangat dibutuhkan bayi dan batita untuk mendukung pertumbuhan otak  mereka. Baca ini ya:Panduan MPASI

Contoh menu MPASI bayi usia 6 bulan: semangkuk kecil campuran hati ayam kukus yang telah dilembutkan dan  pure labu. Kemudian jika ASI dari ibu tidak mencukupi kebutuhan bayi,  maka bayi boleh diberi minum susu formula. Pilihlah susu formula yang  direkomendasikan dokter anak alias jangan asal mengikuti iklan di  televisi. 

Setelah  bayi mendapatkan MPASI pertama pada usia 6 bulan, makanan bayi  selanjutnya dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan pertumbuhan dan  perkembangannya hingga usia 2 tahun. Setelah dua tahun, anak resmi deh makan dengan "family food" alias makanan keluarga, meskipun porsinya masih sedikit dan tetap harus  mengonsumsi lebih banyak makanan yang mengandung protein hewani untuk  menunjang tumbuh kembangnya. 

Hm,  ternyata repot dan mahal ya mengurusi bayi alias si manusia kecil.  Belum lagi jika ditambah dengan perawatan kesehatan rutin seperti  imuniasi dan sebagainya. Terlebih manusia dewasa juga harus menyediakan  fasilitas lain seperti air bersih, sanitasi, kasih sayang, lingkungan  yang aman dari pencemaran dan sebagainya. 

Ya,  itulah  syarat yang harus dipenuhi dalam berinvestasi pada seorang manusia jika  ingin anak kita tumbuh sebagai manusia yang sehat, cerdas, berdaya  saing tinggi dan bagian dari SDM unggul bangsa ini.  Karena bagaimanapun juga, kualitas SDM memberi pengaruh signifikan pada  baik atau buruknya kehidupan sebuah bangsa. Dan kita semua harus peduli  masa depan bangsa ini. 

***

Aku  tersenyum senang dan merasa lega karena mendapatkan ilmu pengetahuan  yang sangat beharga dari dr. Doddy dan dr. Klara. Jika dulu orangtuaku  tidak memiliki pengetahuan mumpuni sebelum merencanakan kehamilan ibuku  yang kemudian melahirkan aku, maka aku tidak boleh mengulang sejarah  yang sama. Mulai saat ini, aku harus menambah pembelajaranku tentang  kesehatan keluarga, khususnya gizi sebelum  memutuskan menikah kemudian  memiliki anak. 

"Kalau  mau menikah nih para perempuan, harus memilih calon pasangan yang satu  visi misi tentang masa depan anak yang akan dilahirkan. Diusahakan juga  mampu secara finansial. Sebelum menikah, bersama-sama periksa kesehatan  ke dokter dan konsultasikan tentang kebutuhan gizi dan lain-lain. Kalau  sudah siap semua, terutama perempuan harus sehat, baru menikah dan  memiliki anak," begitulah nasehat dr. Doddy untuk para jomlowan dan jomblowati tanah air yang sedang merencanakan pernikahan.

Silakan unduh: Buku Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga

Jadi,  kita tidak boleh asal menikah apalagi asal punya anak. Pengetahuan  tentang gizi ibu dan anak sangat menentukan nasib anak kita di masa  depan, bahkan nasib sebuah bangsa. Jangan sampai bangsa kita menjadi  terbelakang hanya karena kita malas belajar dan memenuhi kebutuhan gizi  untuk diri dan keluarga kita sendiri. 


Akhirnya...

Tulisan ini kututup dengan ucapan terima kasih kepada Kompasiana dan Danone Indonesia yang telah memfasilitas kami peserta #DanoneBloggerAcademy2018 dengan  pemateri-pemateri keren sehingga kami semakin melek tentang nutrisi  menyeluruh untuk hidup berkelanjutan. 

Juga kepada seluruh panitia yang  membuat kegiatan keren ini berjalan dengan baik dan menggembirakan  sehingga aku merasa lahir kembali sebagai manusia baru yang  tercerahkan!  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun