Dear Diary,
Malam ini lagi-lagi aku membaca artikel-artikel dari senior kompasianer baik fiksi juga non fiksi. Berbagai decakan kagum keluar dari mulutku; menarik, menyentuh dan sangat inspiratif.
Penggunaan kata perkata yang tepat dan memukau membuatku terpesona. Seperti biasa, bermacam pertanyaan timbul di pikiranku;
* kok bisa ya mereka menulis artikel sebagus itu?
* Darimana ya idenya?
* Apa mereka punya gudang ide yang tersimpan rapi di dalam benak mereka?
Diary,
aku iri sama mereka, bisa gak ya aku kayak mereka? Bagiku menulis di lembaran kertasmu jauh lebih mudah karena tak perlu menyusun diksi yang tepat, tak perlu melihat KBBI online, hehehe. Yang penting menulis apa saja keluh kesahku, kisah hidupku.
Koleksi diary-ku masih ada loh di dalam lemari, jadi koleksi pribadi. Aku tak mau seorang pun melihatnya apalagi mengetahui isinya. Rahasia, hihihi
Diary,
Ternyata menulis artikel itu...susah-susah gampang. Duh diary, kadang jika mendadak buntu di tengah jalan, kepalaku mau pecah rasanya merangkai kata menjadi kalimat tapi kadang kalau lagi lancar jaya aku bisa terbius menulis artikel sampai lupa makan walau didera rasa lapar, hehehe.
Apa para senior yang tulisannya bagus itu pernah mengalami apa yang kurasakan? Entahlah ...
Diary-ku,
mungkin benar kata temanku yang penulis, aku memang harus banyak berlatih menulis lagi biar bisa sebagus tulisan para senior kompasianer. Istilah dia, jam terbangku masih minim.
Mmh, di mana ya bisa kubeli jam terbang itu? wkwkw