Mohon tunggu...
Widy Poetret
Widy Poetret Mohon Tunggu... -

Menghayati peran menjadi Buruh bersama jutaan Perempuan Purbalingga. Cinta Cita lebih Cita Cinta.\r\nJournalist.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Scholarship-Baituzzakah Pertamina

8 September 2016   12:48 Diperbarui: 8 September 2016   13:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ibu saya memberikan nama Yuli Widyaningsih dengan harapan saya akan menjadi orang yang cerdas dan memiliki keteguhan dalam mencari ilmu pengetahuan. Sejak umur 5 tahun bapak saya memutuskan untuk berpisah. Sejak saat itu ibu saya menjadi tulang punggung keluarga kami.

Sejak dibangku Sekolah Dasar (SD), saya turut membantu ibu mencari nafkah. Kelas 2 Sekolah Dasar (SD) saya berjualan jajanan pasar di kelas. Pada saat liburan sekolah, saya menjadi buruh pemetik bunga melati di perkebunan melati yang tak jauh dari rumah. Hasil dari memetik melati digunakan untuk membeli ayam dan kelinci. Kelas 4 Sekolah Dasar (SD) saya memiliki kesibukan berternak ayam dan kelinci hingga memasuki jenjang Sekolah Menengah Kejuruan.

Selain senang bekerja saya memiliki keinginan untuk belajar menulis sejak menginjak kelas 2 Sekolah Dasar(SD). Saya menulis diary sederhana dan dibacakan di depan teman-teman. Sejak saat itulah saya mulai mencintai literasi dan selalu ingin belajar literasi.Setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), saya memutuskan untuk bekerja di Perusahaan Wig Palsu dari Korea. Saya memendam keinginan untuk kuliah karena kondisi ekonomi keluarga tidak memungkinkan saya untuk berkuliah. Namun, kondisi ini justru memberikan semangat kepada saya untuk giat bekerja. Untuk menyalurkan hobi menulis, saya mengikuti kegiatan menulis di kota yaitu Kelas Menulis Purbalingga serta Cinema Lovers Comunity. Tulisan saya sempat dimuat di Koran Harian Suara Merdeka, serta saya turut berpartisipasi membacakan karya sastra di kegiatan Pentas Puisi.

Setelah saya merasa cukup memberikan modal sawah tahunan ke ibu saya, saya memutuskan untuk merantau di Jakarta dan berkuliah di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta. Saya tetap berusaha menulis dan mengirimkannya ke media cetak. Saya sering patah semangat tetapi saya tetap belajar dan percaya saya mampu menghasilkan uang dari menulis. Ketekunan saya membuahkan hasil, saya terpilih menjadi Juara dua Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis tingkat DKI Jakarta tahun 2015. Gerakan itulah yang membangkitkan semangat saya untuk menulis. Saya memilih tekad untuk tetap berada di Bahasa. Tekad itulah yang membuat saya mengikuti kegiatan dari Badan Bahasa. Tahun 2015, saya telah menjalani banyak kegiatan seperti Gerakan Indonesia Membaca dan Menulis tingkat DKI Jakarta dan Nasional, Finalis Duta Bahasa DKI Jakarta, Lokakarya Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia. Seminar Nasional Leksikografi Bahasa Daerah, Seminar Internasional Migrasi bahasa Austronesia.

Impian saya sederhana yaitu turut andil dalam mengembangkan dan melindungi bahasa Indonesia. Bukan hanya sekedar Bahasa Indonesia tetapi bahasa daerah yang sangat penting dan genting keberadaannya. Saya sebagai penerus bangsa yang sadar manfaat bahasa memiliki keinginan untuk mencintai bahasa diseluruh Indonesia. Tahun 2010 Ethnologue (2015) mencatat Indonesia memiliki 707 bahasa dan buku Atlas of the World’s Languages in Danger karya Moseky (2010) mencatat di Indonesia terdapat 146 bahasa yang terancam punah dan 12 bahasa telah punah. Saya sangat prihatin dengan kondisi ini, bahasa daerah adalah warisan kebudayaan yang tak ternilai harganya, bahasa adalah pemersatu semua elemen masyarakat. Maka saya mengajukan makalah ke Badan Bahasa yang berisi tentang perpaduan bahasa dengan teknologi modern. Saya mengunduh sistem database yang diletakan di laman resmi pemerintah kabupaten di seluruh Indonesia untuk aktif memberikan informasi bahasa ke ranah publik.

Meskipun tidak lolos seleksi, namun saya mendapatkan banyak ilmu dalam melestarikan bahasa. Saya berkumpul dengan orang yang sangat mencintai bahasa yang ada di seluruh Indonesia. Saya ikut menjadi anggota Perkumpulan Pekamus Seluruh Indonesia (PERKAMUSI). Saya aktif memberikan saran dan memasukan lema di www.oxforddictionaries.com dan Wordnet dari Nanyang Technological University. Saya memang baru sebatas memberikan lema melalui laman yang besar, namun saya selalu belajar dan memperbaharui informasi dan mencoba memberikan kemampuan saya untuk Bahasa Indonesia.

Saat ini saya sedang mengerjakan dan melakukan penelitian tentang tingkatan bahasa dalam bahasa Tegal. Saya membuat kamus sederhana meggunakan aplikasi Lexique Pro. Saya memasukan strata bahasa seperti Ngoko Alus, Krama Madya, dan Krama Inggil. Saya memiliki keinginan untuk melestarikan tingkatan bahasa yang sudah mulai di tinggalkan oleh pengguna bahasa Tegal. Serta melihat keunikan bahasa Tegal yang sering dianggap kasar.

Selain itu saya menjadi perumus soal Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) terbaru. Saya adalah satu-satunya mahasiswa dan termuda yang terpilih untuk memberikan konstribusi soal ke Badan Bahasa. Saya tidak aktif di komunitas sastra, tetapi saya sering mengikuti acara komunitas sastra seperti di komunitas Ranggon Sastra, Rumah Muara, serta Unit Kegiatan Mahasiswa (UNITAS) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI).

Saya memiliki rencana menjadi Peneliti Bahasa, saya belajar bersama Peneliti Bahasa yang sudah mumpuni dan memberikan konstribusi besar. Saya sangat mendukung program Literasi dari Badan Bahasa. Saya berusaha menjadi pelopor sadar Literasi dilingkungan kampus dan masyarakat. Karena saya sangat percaya Allah SWT pertama kali memberikan perintah ke Nabi Muhammad SAW untuk membaca dan itu terdaftar dalam AL QURAN.

Itulah usaha saya dalam memberikan konstribusi ke Indonesia. Usaha saya masih sangat sederhana dan saya selalu belajar untuk memberikan seluruh kemampuan saya untuk mengembangkan dan melindungi Bahasa Indonesia dari ancaman-ancaman yang membahayakan eksistensi Bahasa Indonesia.

WIDYA, BAHASA DAN INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun