Mohon tunggu...
Widya Ross
Widya Ross Mohon Tunggu...

Pekerja

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Wow! Kotoran Sapi Bisa Buat Masak dan Kendaraan

21 Desember 2015   12:14 Diperbarui: 21 Desember 2015   14:28 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tahu bahwa dulu Indonesia merupakan salah satu negara yang mengekspor minyak bumi dan gas. Namun seiring waktu, negara kita saat ini justru menggantungkan kebutuhan BBM pada negara lain demi memenuhi kebutuhan BBM tingkat nasional.

Mengingat bahan bakar minyak adalah energi fosil yang tidak dapat diperbarui, muncul kekhawatiran kalau suatu ketika depositnya akan menipis bahkan habis. Sementara BBM tak bisa dielakkan lagi, menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat. Solusi dari masalah tersebut adalah pemanfaatan energi alternatif.

Sudah ada beberapa daerah yang memanfaatkan energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah beberapa desa di kota Batu yang sudah mulai menggunakan biogas untuk aktivitas rumah tangga. Biogas merupakan gas dari bahan organik seperti sampah organik, kotoran hewan dan manusia, yang telah difermentasikan dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen). Biogas biasanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif seperti pengganti BBM pada kendaraan, menghidupkan listrik, bahkan untuk memasak.

[caption caption="Kantor Divisi Limbah Balai Besar Penelitian Peternakan (BBPP) kota Batu (Foto: Widya Ross)"][/caption]

[caption caption="Balai Besar Penelitian kota Batu, Jawa Timur (Foto: Widya Ross)"]

[/caption]

   [caption caption="Salah satu proses pembuatan biogas (Foto: Divisi Limbah BBPP Batu, Jawa Timur)"]

[/caption]

Pada hari jumat (18/12/2015) lalu saya berkunjung ke Balai Besar Penelitian Peternakan kota Batu Jawa Timur. Di sana, Divisi Limbah BBPP Batu sedang mencoba mengembangkan lebih lanjut tentang teknologi biogas. Proyek ini berjalan sejak tahun 2014 lalu. Isu krisis energi dan banyaknya jumlah peternak sapi di kawasan Batu, menjadi alasan BBPP untuk memanfaatkan gas yang didapat dari kotoran sapi. Gas dalam kotoran sapi itulah yang nanti akan direaksikan secara kimiawi dengan menggunakan teknologi sederhana.

Menurut Pak Catur, salah satu staf BBPP Batu, biogas memiliki beberapa keunggulan.

Pertama, ramah lingkungan. Kita tahu bahwa isu perubahan iklim dipicu oleh terjadinya global warming. Efek serius dari global warming adalah penipisan lapisan ozon. Seringkali dikatakan bahwa penyebab menipisnya lapizan ozon disebabkan oleh penyebaran CO2, CO, atau CFC yang tak terkendali. Padahal gas metana juga berpengaruh 6 kali lipat lebih berbahaya. Gas metana salah satunya terkandung pada kotoran sapi. Jadi memanfaatkan kotoran sapi menjadi biogas, berarti sama dengan turut andil dalam menyelamatkan lingkungan.

Kedua, mudah diaplikasikan. Untuk memasak, cara menggunakan biogas tak jauh beda dengan elpiji. Hanya saja perlu menggunakan kompor yang sudah dimodifikasi. Sehingga masyarakat tak perlu kesulitan ketika hendak memakai biogas.

Ketiga, hemat. Instalasi biogas memiliki usia ekonomis hingga 30 tahun. Memang harga di awal instalasi terasa mahal yakni sekitar 6 juta rupiah. Sementara harga satu tabung elpiji 3 kg sekitar 20 ribu rupiah. Namun jika dikalkulasi, 1 tabung elpiji 3 kg cuma cukup untuk 1 minggu. Berarti sebulan, tiap kepala keluarga membutuhkan 4 tabung elpiji. Jika dikalikan selama setahun atau 12 bulan, pemakaian gas elpiji sudah mencapai 960 ribu. Bila berinvestasi instalasi biogas, maka cuma butuh waktu 6 tahun untuk mengembalikan modal awal. Tahun berikutnya tak perlu repot-repot membayar apa-apa lagi.

Keempat, aman. Teknologi biogas sudah masuk ke Indonesia sejak tahun 1977. Belum pernah ada kasus ledakan akibat biogas. Sungguh berbeda dibandingkan dengan menggunakan tabung elpiji.

[caption caption="Kotoran sapi sebagai bahan baku biogas (Foto: Divisi Limbah BBPP Batu, Jawa Timur)"]

[/caption]

[caption caption="Kompor biogas (Foto: Widya Ross)"]

[/caption]

[caption caption="Genset biogas untuk menghidupkan listrik (Foto: Widya Ross)"]

[/caption]

[caption caption="Biogas bisa digunakan untuk menghasilkan energi listrik (Foto: Widya Ross)"]

[/caption]

[caption caption="Digester portable, salah satu instalasi yang digunakan dalam proses pembuatan biogas (Foto: Divisi Limbah BBPP Batu, Jatim)"]

[/caption]

[caption caption="Api kompor biogas berwarna biru dan tidak akan meledak (Foto: Widya Ross)"]

[/caption]

Saat ini sudah ada sekitar 1500 keluarga di daerah Jabung, Batu, yang mengaplikasikan biogas dalam kehidupan sehari-hari. Meski demikian, Pak Catur mengungkapkan kalau sosialisasi biogas masih agak tersendat. Selain karena banyak masyarakat belum berminat, pengemasan biogas juga menjadi salah satu kendala. Divisi limbah BBPP sudah mencoba mentransfer biogas ke dalam tabung, namun biogas yang digunakan cuma bertahan dalam waktu beberapa jam saja. Jadi biogas ini belum bisa diperjualbelikan secara umum layaknya gas elpiji. Hanya para peternak yang memiliki sapi dan memasang instalasi biogas saja yang bisa mengaplikasikan biogas dalam kegiatan sehari-hari.

[caption caption="Biogas untuk kendaraan (Foto: Divisi Limbah BBPP Batu, Jawa Timur)"]

[/caption]

Saya juga bertanya pada Pak Catur, apakah memang bisa biogas digunakan pada kendaraan? Menurut Pak Catur, sebenarnya biogas bisa digunakan sebagai pengganti BBM. Mobil dinas Divisi Limbah BBPP Batu juga menggunakan biogas sebagai bahan bakarnya. Saat ini kapasitas maksimal biogas yang digunakan untuk mobil masih sekitar 8 liter biogas atau setara dengan jarak 80 km. Kendalanya adalah laju kendaraan tidak bisa semulus ketika menggunakan BBM pada umumnya. Sebab biogas yang dihasilkan memiliki tingkat kemurnian yang belum maksimal, yakni masih sekitar 70 persen. Pihak BBPP Batu terus berusaha agar biogas bisa mencapai kemurnian 90 persen, agar mesin kendaraan bisa bergerak mulus.

Biogas yang dihasilkan BBPP Batu merupakan salah satu contoh solusi untuk mengatasi kecanduan pada BBM. Kendala-kendala yang dihadapi seperti pengemasan dan sosialisasi menyebabkan biogas tidak bisa dijangkau oleh masyarakat yang lebih luas. Agar kendala-kendala tersebut bisa teratasi, pemerintah dan Pertamina harus komit dan saling mendukung agar proses penelitian dan pengembangan energi alternatif bisa berjalan lancar serta menghasilkan output yang tidak mengecewakan.

Pertamina bisa bekerja sama dengan badan penelitian pemerintah seperti BBPP, BBPT, perguruan tinggi, dan melibatkan masyarakat, supaya proses pengembangan energi alternatif tidak tersendat. Atau Pertamina menempatkan lembaga yang berperan sebagai Research dan Development (R&D) di daerah-daerah yang mulai mencoba menggunakan energi alternatif. Bayangkan jika suatu ketika pengembangan energi alternatif di berbagai daerah berjalan sesuai yang diharapkan. Kita akan jadi bangsa mandiri, bahkan bukan hal mustahil, kita bisa kembali menjadi salah satu negara eksportir bahan bakar terbarukan.

Memang butuh proses yang tidak gampang dan harus ada penelitian yang berkesinambungan. Belum lagi harus ada usaha untuk mengalihkan kebiasaan masyarakat yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Butuh sosialisasi yang tidak sebentar dan dukungan maksimal dari berbagai pihak. Namun bila tidak segera diusahakan, negara kita akan terus mengalami ketagihan BBM yang harganya akan terus naik, juga krisis energi yang akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Energi alternatif adalah solusi bagi Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dan sejahtera.

 

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun