Mohon tunggu...
Widyanto Sila Hasta
Widyanto Sila Hasta Mohon Tunggu... Guru Agama Buddha & Dosen Akuntansi

Apabila suatu jalan sudah dipilih, walau bagaimana sulitnya perjalanan itu harus dijalani sampai selesai.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Karma Bukanlah Pembalasan yang Bersifat Hukuman

12 Mei 2020   17:57 Diperbarui: 12 Mei 2020   17:52 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dalam kehidupan sehari-hari kita sudah sering mendengar orang mengatakan bahwa kamu jangan berbuat jahat, nanti kamu akan kena karma? Karma yang dimaksud disini seolah-olah adalah hukuman dari Tuhan. Padahal sebenarnya karma itu adalah perbuatan (perbuatan positif dan perbuatan negatif).

Karma bukanlah hukuman ataupun kutukan dari Tuhan. Karma adalah apa yang kita perbuat dan akan mendapatkan hasil dari perbuatan kita. Misal, seorang siswa rajin belajar, hasilnya adalah mendapatkan nilai tinggi dan sebaliknya siswa yang malas belajar mendapatkan nilai yang jelek. Contoh lain, seseorang sering berbohong, menipu orang, hasilnya dia tidak akan dipercaya orang lagi. Seseorang yang suka menolong orang lain hasilnya dia akan disukai banyak orang dan ketika dia mengalami kesulitan banyak orang yang akan mau membantunya inilah karma.

Jadi, karma itu adalah hukum sebab-akibat yang ada di alam semesta ini, yang bekerja sendiri tanpa adanya unsur apapun yang mengaturnya sama dengan hukum fisika, kimia, biologi, gravitasi bumi dll.

Dalam Buddhism, semua yang terjadi di alam semesta ini adalah berdasarkan hukum alam, dan salah satu hukum alam adalah hukum sebab-akibat (hukum karma). Dalam Buddhism, tidak ada tahyul, tidak ada hal yang tidak masuk akal, semuanya adalah berada dalam logika hukum kebenaran.

Sesuai benih yang ditabur, itulah yang akan kita tuai, apa yang kita kerjakan pasti akan mendapatkan hasil, tidak melakukan pastinya tidak akan ada hasil. Kenapa seseorang dibenci orang lain, pasti ada perbuatan yang dilakukannya sehingga terjadi kebencian dari orang lain. Kenapa ada orang yang di sayangi orang lain, tentu ada perbuatan yang membuat orang tersebut di sayangi.

Hukum sebab-akibat mengatur semua yang terjadi di alam semesta ini. Buddha pernah mengatakan bahwa Tidak di bawah tanah, di dasar laut, di atas gunung seseorang bisa menyembunyikan perbuatannya (baik/buruk) semuanya akan mendapatkan hasil (akibat), perbuatan baik mendapatkan hasil yang baik dan perbuatan buruk akan mendapatkan hasil yang buruk pula.

Sama dengan kita, dimanapun kita berada, baik Indonesia, Amerika, Inggris, hukum alam tetap berlaku disana, hukum gravitasi, hukum fisika, hukum biologi akan sama berlaku disana. Demikian juga hukum karma akan berlaku dimana saja di alam semesta ini.

Demikian sedikit renungan pagi, apabila ada kesalahan penyampaian dari saya, mohon dikoreksi, karena tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini kecuali Buddha yang sudah sempurna dalam pengetahuannya dan segalanya.

Salam Namo Buddhaya, sabbe satta bhavantu sukitatta, svaha...

Ditulis oleh: Widyanto S. Hasta

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun