Mohon tunggu...
Widya Mukti Anggraeni
Widya Mukti Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Fisip Uhamka

Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keberhasilan Komunikasi Simpatik dan Empatik pada Hubungan Pertemanan

18 Januari 2022   12:02 Diperbarui: 18 Januari 2022   12:10 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : literasipublik.com

"saling menjadi pendengar yang baik, bukan menjadi ajang adu nasib."                                                                                                      

Manusia dijuluki sebagai makhluk sosial yang akan selalu membutuhkan orang lain selain dirinya. Tanpa mengenal suku, ras, kedudukan dan agama, setiap manusia sejatinya akan memiliki sifat ketergantungan terhadap orang lain untuk membantu dan suatu saat akan dibantu. Karena pada hakikatnya, manusia menjalani kehidupan sehari-hari pun tidak lepas dari keterlibatan orang lain.

Contoh sederhananya ialah, ketika kita sakit kita tidak bisa berpikiran untuk melakukan semuanya sendiri, pada saat itu semuanya memiliki peran, mulai dari berangkat ke klinik atau rumah sakit kita memerlukan orang lain atau keluarga untuk mengantarkan kesana, lalu membutuhkan dokter untuk memberikan pengobatan dan memberitahukan obat apa yang akan diminum, kemudian disaat sakit pasti kita merasa lemas, dan disini peran ibu pun sangat penting karena dengan ketulusan ibu, kita dapat diberikan dukungan dan kasih sayang tentunya untuk segera sembuh. Dan rangkaian tersebut membuktikan bahwa kita akan selalu butuh orang lain di setiap proses kehidupan yang kita jalani.

Perlakuan yang sama pun akan terjadi bukan hanya pada hubungan sesama manusia dan hubungan keluarga, dimana hubungan pertemanan sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan juga penting untuk kita merasa bahwa keberhasilan pertemanan tidak didasari dari satu pihak saja melainkan konsep “saling” yang menjadi bagian dari keberlangsungan proses pertemanan itu sendiri.

Dan disinilah ada 2 komponen penting dalam keberhasilan pada hubungan pertemanan, yang pertama menerapkan komunikasi simpatik. Apa itu komunikasi simpatik? Komunikasi simpatik ialah ketika komunikasi berlangsung, menimbulkan rasa pengertian untuk teman kita dalam keadaan senang maupun sedih. Disaat teman kita mencurahkan kesedihan yang dialaminya, hendaklah kita menempatkan diri untuk mengerti bahwa teman kita sedang sedih, jangan kita malah memojokkan dengan kata-kata tidak seharusnya yang dapat memicu teman kita berpikir kalau tidak adanya rasa pengertian didalam diri kita, karena kalau kita ingin dimengerti maka mengertilah teman kita.

Kemudian sebaliknya, ketika teman kita sedang senang karena sebuah pencapaian, hendaklah kita memberikan ucapan selamat dan ikut senang sebagai bentuk dari rasa simpati kita terhadap teman yang sedang merasa bahagia, bukan menunjukkan rasa iri atau cemburu yang membuat teman kita kemungkinan merasa bersalah karena sikap yang kita tunjukkan.

sumber : ekrut.com
sumber : ekrut.com

Lalu yang kedua ialah menciptakan komunikasi empatik. Apa itu komunikasi empatik? Komunikasi ini lebih dalam daripada komunikasi simpatik dimana yang terlibat bukan hanya perasaan tetapi menempatkan diri untuk memahami sudut pandang orang lain. Disaat teman kita bercerita tentang kesedihan yang dirasakannya, hendaklah kita menjadi pendengar yang baik, tidak memotong pembicaraannya, dan tidak membandingkan nasib atau cerita yang lebih sedih ketimbang teman kita yang menjadikan kita akhirnya meremehkan apa yang sedang dialami oleh teman kita, karena ketika temanmu bercerita berarti dia menjadi sosok yang terbuka dan percaya sama kita untuk mendengar cerita sedihnya, bukan menjadikan sesi ini menjadi ajang untuk adu nasib. Lebih baik memberikan solusi dan bantuan dalam bentuk apapun yang bisa menjadikan permasalahannya ada jalan keluar, atau setidaknya jika tidak bisa memberi solusi yang bisa kita lakukan ialah menghibur karena itu sebagai pelipur lara.

sumber : gurupendidikan.co.id 
sumber : gurupendidikan.co.id 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun