Mohon tunggu...
Widya Mada Putri
Widya Mada Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya Widya Mada Putri, mahasiswi yang ingin cepat lulus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Dimensi yang Dialami Peserta Didik pada Tahap Remaja

11 Desember 2023   15:48 Diperbarui: 11 Desember 2023   16:20 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam perkembangan peserta didik, terdapat siklus yang dinamakan masa remaja yang akan dilalui oleh setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO) yang dimaksud dengan remaja adalah penduduk yang berada di rentang usia 10-19 tahun. Berdasarkan Peraturan Kesehatan Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014, masa remaja berada di rentang usia 10-18 tahun. Dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Harlock berpendapat bahwa masa remaja merupakan peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dimana terjadi perubahan emosional sosial, postur tubuh, minat, pola pikir dan tingkah laku, serta bertambahnya permasalahan dalam hidupnya (1980:2006).

Seperti yang dikatakan oleh Harlock, individu yang sedang memasuki masa remaja akan mulai dibebankan permasalahan yang ada dalam hidupnya karena adanya iringan perubahan sosial dan psikis yang mendorong hal tersebut terjadi. Maka dari itu, sebagai orang tua, guru dan lingkungan masyarakat yang baik, kita perlu mendukung mereka untuk dapat mendapatkan solusi dari permasalaham tersebut agar mereka dapat melewati masa remaja dengan baik. Untuk dapat mendukung mereka, perlu adanya pemahaman terkait dengan perubahan yang ada pada dimensi-dimensi dalam perkembangan masa remaja, yaitu sebagai berikut :

1. Dimensi Biologis
Masa remaja ditandai dengan memasuki masa pubertas yang mengakibatkan adanya perubahan yang sangat besar secara biologis. Remaja perempuan ditandai dengan aktifnya memproduksi hormon Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinzing Hormone (LH), dimana kedua hormon ini berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone. Sedangkan remaja laki-laki  akan mulai aktif dalam memproduksi hormon Luteinizing Hormone atau juga bisa dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) yang merangsang pertumbuhan testosterone.

Bukan hanya hormon yang mengalami perubahan, tetapi dari postur tubuh yang terlihat fisiknya juga akan berubah. Misalnya perempuan yang akan mengalami pertumbuhan payudara atau juga laki-laki yang akan mengalami kemunculan jakun dan perubahan suara.

2. Dimensi Kognitif
Menurut Jean Piaget, masa remaja berada pada perkembangan kognitif yang paling tinggu dalam tahap operasi formal (periode of formal operations) (Piaget, 1969:45). Pada tahap ini, remaja sudah memiliki kemampuan inisiatif yang cukup baik dan mampu mendapatkan solusi pada permasalahan kompleks dan abstrak. Pada tahap ini seharusnya individu sudah mampu mencerna dan memfilter informasi yang ia dapatkan, tanpa harus memakan informasi tersebut secara mentah. Dan mereka juga sudah bisa mengintegrasikan pengalamannya masa lalunya dengan masa sekarang sehingga keterkaitan tersebut dapat mereka buat sebuah konklusi, prediksi dan juga rencana untuk kedepannya.

3. Dimensi Moral
Remaja yang memiliki kemampuan berpikir kritis selalu mempertanyakan kejanggalan dan ketidakseimbangan sesuatu yang ada di dunia ini. Hal ini lah yang mendorong adanya pemberontakan pada remaja karena ia merasa sebuah hal yang dilarang kian lama kian dinormalisasikan pada saat ini. Sehingga rasa keingintahuan mereka muncul dan mempertanyakan hal-hal tersebut. Kita sebagai orang tua, guru dan lingkungan masyarakat harus bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan sedemikian rupa agar rasa keingintahuam tersebut tidak membuat mereka ingin melakukannya.

4. Dimensi Sosial-Emosional
Remaja adalah masa dimana seorang individu mengalami ketidakstabilan dalam mengendalikan emosionalnya. Hasil penelitian di Chicago yang diamati oleh Mihalyi Csikzentmihalyi dan Reed Larson sebagaimana dikutip dari Efri (2007:4) menemukan bahwa terdapat adanya perbedaan yang signifikan antara remaja dan dewasa dilihat dari perubahan mood nya. Remaja hanya memerlukan waktu 45 menit untuk mengubah suasana hatinya dari "sangat senang" menjadi "sangat sedih". Sedangkan manusia dewasa membutuhkan waktu berjam-jam.

Penting sekali sebagai pendidik dan orang tua dalam memahami beberapa dimensi yang dialami oleh peserta didik khususnya yang memasuki masa remaja. Karena hal ini sangat berdampak terhadap kelangsungan kehidupannya. Pendidik perlu memahami peserta didiknya dengan tujuan untuk dapat mengadaptasikan diri dan kegiatan pembelajarannya di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun