Mohon tunggu...
Widya Ginanita
Widya Ginanita Mohon Tunggu... Mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Pamulang

Saya seorang mahasiswi yang memiliki hobi bernyanyi, namun saya ingin mencoba hal baru seperti menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nopia Banyumas : Warisan Kuliner sebagai Cerminan Identitas Budaya Lokal

2 Mei 2025   14:15 Diperbarui: 2 Mei 2025   14:38 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nopia Banyumas (Sumber : https://images.app.goo.gl/WwimvaAiwndEWocp7) 

Di Era Moderninasi dan Globalisai kuliner, Indonesia tetap kaya akan ragam makanan khas yang mencerminkan budaya dan identitas dari suatu daerah.Salah satu kuliner unik yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah, adakah Nopia. Nopia adalah makanan khas berbentuk bulat keras tetapi memiliki rasa yang manis dan lembut. Nopia juga sering kali disebut telur gajah karena bentuknya yang bulat dan besar.

Menurut sejarahnya, nopia sudah ada sejak zaman kolonial tetapi awalnya nopia berasal dari masyarakat Tionghoa yang datang ke Indonsia tepatnya mereka yang tinggal di sekitar Banyumas. Nopia kemudian dipopulerkan di Banumas sekitar 1880an. Masyarakat Tionghoa di Banyumas kala itu mengenalkan resepnya kepada masyarakat Banyumas dan kemudian Nopia itu dapat diterima oleh masyarakat.

Proses pemanggangan nopia Banyumas yang menggunakan cara tradisional (Sumber : https://images.app.goo.gl/914m5KHXieYhV8nM8) 
Proses pemanggangan nopia Banyumas yang menggunakan cara tradisional (Sumber : https://images.app.goo.gl/914m5KHXieYhV8nM8) 

Nopia terbuat dari tepung terigu dan gula merah, nopia ini sendiri memiliki ciri khas yakni bentuknya yang bulat seperti telur dan permukaannya yang keras akibat proses pemanggangan di dinding tungku tanah liat panas selain itu nopia juga dianggap sebagai simbol kemanisan hidup dan kebulatan tekad.

Nopia memiliki dua variasi utama yaitu, nopia besar dan nopia mini. Awalnya nopia hanya memiiki satu varian rasa yakni rasa gula merah, namun seiring dengan perkembangan kuliner di Indonesia nopia sekarang memiliki beberapa varian rasa seperti rasa coklat, keju, durian dan lainnya.

Dalam Ilmu Antropologi makanan khas atau makanan tradisional juga termasuk ke dalam budaya, bukan hanya sekedar sebagai sumber nutrisi. Makanan khas atau makanan tradisional juga dianggap sebagai cerminan dari nilai-nilai , tradisi dan sejarah suatu masyarakat.

Nopia ini sendiri mencerminkan akulturasi budaya karena nopia termasuk contoh nyata akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa, dimana dilihat dari teknik pembuatan Tionghoa namun berpadu dengan cita rasa lokal Banyumas. Selain menjadi camilan dan oleh-oleh nopia juga menjadi identitas daerah Banyumas, yakni identitas kuliner yang membedakan Banyumas dengan daerah lain.

Mengapa Nopia Banyumas termasuk kedalam Akulturasi Budaya? Menurut Koentjaraningrat, Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. Nah, Nopia itu sendiri adalah kebudayaan Tionghoa yang diolah kedalam kebudayaan Banyumas, maka dari itu nopia Banyumas termasuk ke dalam Akulturasi Budaya. 

Sayangnya generiasi muda pada saat ini kurang mengenal nopia. Menurunnya konsumsi makanan tradisional pada saat ini menjadi sebuah tantangan. Karena makanan-makanan tradisional pada saat ini tergantikan dengan makanan modern atau makanan dari negara lain yang sedang ramai disukai orang-orang saat ini. Namun hal ini dapat menjadi peluang dengan cara para UMKM mengkreasikan nopia seperti menambahkan varian rasa baru dan membuat kemasan yang unik dan menarik. Selain itu di era modern seperti ini para pelaku usaha dapat melakukan promosi secara online untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Nopia khas Banyumas ini lebih dari sekedar camilan tradisional, ia juga mencerminkan perpaduan sejarah, budaya, dan kehidupan sosial masyarakat setempat. Dalam konteks Antropologi nopia menjadi simbol akulturasi dan identitas yang menegaskan bahwa makanan dapat menjadi cermin peradaban. Dengan demikian, nopia bukan hanya makanan, tetapi juga sebagai representasi dari sejarah, tradisi, dan nilai budaya Banyumas yang patut dilestarikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun