Mohon tunggu...
Widoko
Widoko Mohon Tunggu... Guru - Menyukai semua hal yang inspiratif

Pernah menimba ilmu di Yangzhou University, China

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangga, Pahlawan Nasional Indonesia Ini Juga Dianugrahi Gelar Pahlawan Nasional di Benua Lain

19 November 2020   14:54 Diperbarui: 24 November 2020   04:57 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Syekh Yusuf (Sumber: tirto.id)

Pada momen peringatan Hari Pahlawan 2020, Presiden Jokowi menganugrahkan gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh nasional yang dianggap berjasa besar terhadap bangsa dan negara Indonesia.

Ke enam tokoh tersebut adalah Sultan Baabullah dari Provinsi Maluku Utara, Raja Sekar dan Machmud Singgirei Rumangesan dari Papua Barat, Jenderal Polisi Raden Said Tjokrodiatmodjo Soekanto dari DKI Jakarta, Arnold Mononutu dari Sulawesi Utara, MR. SM. Amin Nasution dari Sumatera Utara, dan Raden Mattaher bin Pangeran Kusen Bin Adi dari Jambi.

Dengan tambahan enam pahlawan nasional tersebut kini jumlah pahlawan nasional di Indonesia menjadi 191 orang. Jumlah itu adalah termasuk yang terbesar di dunia.

191 pahlawan nasional tersebut berasal dari berbagai daerah, berbagai era dan profesi. Salah satu yang menarik, dari 191 tokoh tersebut ternyata ada juga yang dianugerahi pahlawan nasional oleh negara lain di luar benua Asia.

Wah benarkah? Siapakah tokoh hebat itu?

Nama lengkapnya adalah Syekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwaty Al Makasari Al Bantani. Ulama yang kerap disebut Syekh Yusuf ini lahir di Gowa Sulawesi Selatan pada tahun 1626. Ia mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1995. Syekh Yusuf adalah ulama pejuang di daerah Banten dan sekitarnya saat Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar tahun 1682 sampai dengan 1683.

Nama kecilnya adalah Muhammad Yusuf. Dilansir Media.neliti.com dari Hasil Penelitian Syahrir Kila pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Sulawesi Selatan, 30 Nopember 2018, Yusuf kecil dipelihara oleh Sultan Alauddin di dalam Istana Kerajaan Makassar. Dalam istana kerajaan Makassar itu ia mengenyam pendidikan agama Islam bernama Datok ri Paggentungan dan wali-wali dari Gunung Bawakaraeng, Lati Mojong dan Bulu Saraung.

Pada tahun 1664 Muhammad Yusuf berangkat ke Mekkah untuk menunaikan haji melalui Banten, Aceh, dan terus ke Timur Tengah. Tak hanya menunaikan Haji, Muhammad Yusuf juga berguru ke berbagai ulama besar di Aceh dan Jazirah Arab. Setelah sekitar 20 tahun menimba ilmu, ia pun kembali ke Makassar.

Setelah sampai di tanah kelahirannya ia melihat kondisi masyarakat dan ajaran Islam melenceng dari seharusnya. Syekh Yusuf pun menyarankan kepada penguasa untuk menegakkan Islam dengan benar.

Melihat kondisi yang seperti itu dan merasa sarannya tidak dihiraukan maka ia pun meninggalkan Makassar menuju ke Banten yang saat itu di perintah oleh Sultan Ageng Tirtayasa. Di sana ia menjadi penasihat dan menikahi putri Sang Sultan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun