Kalau idenya biasa-biasa saja, ya berarti nggak kreatif. Anggota DPR memang harus mengeluarkan ide kreatif yang syukur-syukur jadi perhatian publik dan jadi bahan diskusi masyarakat luas.Â
Nah, ide gerbong khusus merokok ini tentu patut ditampung oleh PT KAI. Entah di mana penampungannya, yang penting ditampung dulu lah Pak.Â
Bayangkan, betapa kasihannya bapak-bapak perokok itu jika dalam perjalanan panjang harus menahan diri tidak merokok. Pasti bosan dan dalam hati meronta-ronta ingin menghisap rokok.
Saya sendiri bukan perokok, makanya nggak pernah bisa mikir dan kepikiran ide semacam gerbong kereta khusus penumpang merokok. Saya hanya bisa mencoba berempati dan mencoba menghargai ide brilian itu.Â
Bayangkan andai penumpang bapak-bapak ngumpul di satu gerbong, dan saling pinjam korek api. Pasti bakal muncul keakraban baru di kalangan masyarakat, bakal menambah networking alias orang dalam.
Tahu-tahu ada yang kenalan dan curhat soal rumah tangganya. Mungkin nggak boleh merokok di rumah oleh istrinya dan harus rela tidur di teras kalau melanggar.Â
Gerbong khusus perokok ini juga berpotensi menambah jumlah penumpang bagi PT KAI. Prediksi saya, ada kalangan bapak-bapak stres yang sengaja beli tiket dan naik kereta ini, misal dari Jakarta ke Semarang, nggak keluar stasiun, dan setelah itu langsung balik lagi.Â
Niatnya memang buat bengong merokok sambil menikmati perjalanan saja. Sebuah kegabutan yang bisa tersalurkan dengan adanya kereta khusus merokok.Â
Potensi bertambahnya pemasukan juga bisa diraih dari penjualan rokok di atas kereta. Penumpang dilarang membawa rokok dari luar, harus beli di dalam kereta. Tentu harganya dinaikkan berkali lipat dong.Â
Misalnya saja, harga sebungkus rokok di warung Madura biasanya 45 ribu rupiah, maka KAI bisa menjualnya jadi 450 ribu rupiah per bungkus.Â