Hari selanjutnya lebih mendingan sih, sempat mendapat angin segar karena bisa sampai halaman isi data penumpang, eh ujung-ujungnya halaman eror saat menuju ke halaman pembayaran.
Ternyata tak berapa lama kemudian semua tiket kereta yang tersedia tertulis habis dan sama sekali tidak bisa diakses lagi.
Memang masih ada segelintir tiket tersedia, tapi kelasnya beda. Tersisa hanya kelas luxury yang harganya bisa 2 atau 3 kali lipat lebih mahal dari kelas executive biasa.
Tentu saja bagi kaum mendang-mending seperti saya, harga segitu terasa sayang dikeluarkan untuk sebuah perjalanan naik kereta api. Pasalnya, jika dibandingkan dengan tiket pesawat, masih ada tiket yang lebih murah dibandingkan kereta api kelas luxury, dan tentu saja durasi perjalanannya lebih cepat.
Soal calo dan penipuan
Periode pemesanan tiket kereta api mudik lebaran 2025 kali ini juga tak lepas dari isu calo dan penipuan. Beredar kabar melalui platform X, terdapat segelintir orang yang memanfaatkan momen mudik lebaran kali ini dengan menawarkan jastip atau jasa titip pembelian tiket kereta api jurusan tertentu.
Jastip bisa dikatakan calo model baru. Intinya ya calo kalau memang dari jasanya mendapat keuntungan dari harga tiket resmi.
Apapun itu, tentu sangat berisiko menggunakan jastip pembelian tiket kereta api. Pasalnya, data KTP berupa nama dan nomor NIK sudah pasti harus diberikan kepada calo tersebut karena tanpa nama dan NIK yang sesuai, penumpang tidak bisa naik kereta di stasiun keberangkatan.
Risiko penipuan juga pasti ada. Beberapa netizen membagikan telah ditipu orang yang mengaku bisa membantu war tiket kereta api mudik lebaran.
Apesnya, sudah terlanjur percaya dan bayar ke orang tersebut, eh tiketnya tak kunjung diterima.
Nah, buat sobat yang belum kebagian tiket kereta api untuk mudik, masih ada harapan karena KAI belum mengeluarkan tiket untuk kereta tambahan. Selamat war tiket karena kampung halaman telah menanti.