Merintis usaha dari rumah ternyata tak semudah yang dibayangkan. Tetapi bukan pula menjadi hal yang mustahil dilakukan.
Sejak awal berumah tangga sejak 13 tahun yang lalu, saya dan istri adalah dua orang yang bekerja di luar rumah untuk orang lain. Tetapi perjalanan waktu serta situasi dan kondisi, membuat kami harus mengambil pilihan sulit sehingga istri saya berhenti bekerja dan fokus di rumah bersama anak.
Bagaimanapun life must go on, istri saya mulai berusaha untuk berjualan pakaian dan berbagai produk yang bisa dijual kembali. Dengan modal terbatas, atau bisa dikatakan sangat minim, dia mulanya kulakan dari Pasar Tanah Abang.
Baju-baju, daster dan lain-lain ditawarkan secara konvensional ke tetangga, teman, hingga nitip ke kantor-kantor. Tapi, hasilnya tentu saja tak maksimal. Bahkan, beberapa daster pada akhirnya berujung dipakai sendiri.
Namun, sejak masifnya penggunaan gadget dan media sosial, sejak 2014 silam istri saya mulai belajar berjualan online. Berbekal Blackberry saat itu, produk dijual dengan cara difoto dan dipasang di status dan dibagikan melalui grup BBM (Blackberry Massenger).
Hasilnya lumayan, walaupun memang pasang surut. Namanya juga usaha kecil-kecilan.
Merambah dunia digital adalah sebuah keniscayaan. Pemilik usaha mungkin memulai usaha rumahan tanpa karyawan. Tapi jangan salah, ada gadget atau gawai yang notabene adalah "pegawai" yang meringankan pekerjaan kita.Â
Hingga beberapa waktu kemudian istri saya mengenal sistem dropship dari hasil berselancar di internet. Sering dibilang "usaha minim modal sambil rebahan di rumah". Tapi nyatanya ya nggak gitu juga. Agar bisa maksimal, tentu banyak hal harus dilakukan, terutama promosi produk dan share ke berbagai platform.
Dropship pada intinya adalah cara bisnis dengan menjual produk milik pihak lain, tanpa harus membelinya di awal dan tanpa harus menyetok barang. Sebagai dropshipper, tugasnya adalah menawarkan ke calon konsumen melalui foto-foto produk. Setelah ada kesepakatan jual beli, maka dropshipper akan menghubungi pihak yang punya produk untuk mengirimkan barang ke pembeli.
Segala sesuatunya mulai pengemasan hingga pengiriman menjadi tanggung jawab supplier. Demikian pula dengan nama bisnis milik dropshipper yang dicantumkan dalam kemasan penjualan produk.