Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Harga Cabai Setan Tembus 145 Ribu, Please Jangan Suruh Kami Nanam Sendiri

1 Maret 2021   08:51 Diperbarui: 1 Maret 2021   09:07 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by widikurniawan

Gila, harga cabai rawit merah sudah tidak masuk akal. Bayangkan saja, Sabtu, 28 Maret 2021 sore kemarin, penjual sayur langganan saya sempat menanyakan apakah saya benar-benar yakin jadi membeli cabai rawit merah (yang akrab disebut dengan cabai setan) itu, sebelum saya membayarnya.

"Ini segini jadi empat belas ribu lima ratus. Jadi beli Pak?" tanya si teteh kasir warung sayur.

"Hah? Ya udah deh, gak papa," jawab saya lesu sekaligus shock.

Harga yang harus saya bayar untuk 10 gram cabai setan adalah 14.500 rupiah, artinya sekilo harganya 145.000 rupiah di daerah Bojonggede, Kabupaten Bogor. Sempat kurang yakin, saya pun pindah ke warung sayur lainnya dan mendapati jawaban sama, di situ sekilo cabe rawit merah yang menggoda selera harganya juga 145.000 rupiah!

Duh, kelakuan siapa ini? Apakah mafia cabai sedang beraksi?

Seketika pening kepala ini. Saat pulang ke rumah dan bertanya ke istri, dia juga bilang kalau harga termahal yang pernah kami beli untuk cabai setan sebelum ini adalah 120.000 rupiah. Wah, rekor baru nih, pikir saya.

Uang sebesar 145.000 rupiah andai dibelikan kuota data internet prabayar bisa dapat kira-kira 30 GB untuk sebulan. Bisa sepuasnya nonton YouTube atau streaming drama Korea sampai mewek-mewek.

Harga segitu ternyata juga lebih mahal dibandingkan harga sekilo daging sapi yang terasa mewah ketika diolah dan dimasak.

Harga gila untuk cabai setan ini jelas menohok keluarga kami yang memang doyan pedas. Lantas apa jadinya saat makan nasi tanpa sambal? Apa iya saat makan nasi dengan lauk ikan asin, saya harus berkata-kata pedas di sela-sela mengunyah sebagai pengganti sambel? Alamak.

Saat mencoba menelusuri pemberitaan tentang harga cabai rawit merah ini, saya juga belum menemukan harga sampai 145.000 rupiah ini. Paling banter berkisar di 120.000 rupiah per kilogram. Penyebabnya disinyalir adalah cuaca ekstrem belakangan ini yang membuat petani banyak gagal panen.

Kondisi ini jelas bikin was-was. Bulan ramadan sudah makin mendekat, dan biasanya harga-harga komoditas pertanian pun ikutan naik. Lha ini sebelum puasa sudah naik, jadi makin mengkhawatirkan apakah nantinya harga bisa sempat turun?

Menanam Cabai di Pekarangan, Sebuah Solusi?

"Makanya kita harus mulai menanam cabai di pekarangan sendiri sebagai bagian dari ketahanan pangan," kalimat ini selalu saja mencuat tatkala ada kabar harga cabai meroket. Seolah menawarkan solusi terbaik dari yang terbaik.

Duh, ampun deh Bang Jago. Anda yang jago nanam-nanam di pekarangan, mohon maaf nih, ternyata tidak semua orang dikaruniai kemampuan untuk menyulap pekarangan rumah jadi lahan cabai.

Saya sendiri sudah mencoba berulang kali. Aneka jenis cabai dari yang keriting, rawit merah dan hijau, semuanya kandas alias gagal total. Ternyata nanam cabai tak semudah membaca tutorial di blog ataupun melihat tips serta kisah sukses di YouTube.

Jadi pada akhirnya saya pun rela tetap berperan sebagai konsumen yang membeli cabai di warung sayur.

Saya mungkin lebih ahli nguleg dan bikin sambal dibandingkan anda yang jago dalam hal menanamnya. So please, jangan menawarkan kami solusi untuk menanam cabai sendiri. Setiap orang ada keahliannya masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun