Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Angkot Depok, Nasibmu Kini

28 November 2018   16:14 Diperbarui: 28 November 2018   19:49 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan pernah menyebut-nyebut kata "online", "ojek online", "Gojek" maupun "Grab" di depan sopir angkot Depok. Bisa jadi emosinya akan naik mendengar kata-kata tersebut.

Sebut saja namanya Ferguso (bukan nama sebenarnya), seorang pengemudi angkot senior di Kota Depok, Jawa Barat. Wajahnya seketika memerah dan nada bicaranya meninggi ketika saya mengarahkan perbincangan tentang penetrasi angkutan online di Depok.

"Ya itulah! Anak-anak SMP, anak sekolah masih pitik saja sekarang naik ojol berangkat sekolah, cuma bayar lima ribu sudah enak, nggak beda jauh harganya sama naik angkot gini, tapi kan mereka dijemput di depan rumah," cerocos Ferguso.

Kami bicara tentang makin sepinya penumpang angkot. Lalu tentang makin tuanya armada angkot. Ujung-ujungnya sampai pada kesimpulan bahwa ojol telah merenggut para penumpang angkot.

"Wajar sih wajar, Depok makin macet begini, paling enak ya naik ojek. Tapi kan kami juga harus makan," ujarnya.

Nah, kalau sudah bicara ke ranah "perut" saya pun hanya manggut-manggut. Mencoba membayangkan dan merasakan dari sisi sopir angkot ini, dan hanya menarik nafas yang bisa saya lakukan.

Rata-rata angkot di Depok sudah berusia tua. Bahkan tak jarang pintu depan untuk penumpang di samping sopir hanya bisa dibuka dengan merogohkan tangan ke dalam. Belum lagi "printilan" di dashboard dan area kemudi sudah banyak yang lenyap, dan ini lazim terjadi pada rata-rata angkot. Fantastis sekali kawan.

"Jangan tanya soal KIR, pasti sudah lewat semua, kalau ada razia ya tiarap, berhenti dulu nariknya. Kan nggak tiap hari ada razia," ucap Ferguso.

Fakta yang membelalakkan mata. Ini angkot apa odong-odong? Lagipula buat apa ada razia kalau "peserta" razia sudah tahu dan sengaja menghilang?

Tak hanya tua angkotnya, banyak sopir angkot di Depok yang usianya juga sudah tua. Sopir jenis ini biasanya sekaligus sebagai pemilik angkot. Jelas susah untuk beralih ke jenis pekerjaan lain jika angkot benar-benar punah. Angkot adalah andalan utama untuk mencari nafkah keluarganya.

Kalau sopir yang muda dan terlihat "alay" biasanya adalah sopir tembak. Apalagi yang di sampingnya duduk seorang nona entah siapa itu tapi betah banget bolak-balik menemani sopir menyusuri trayek. Sopir jenis ini mempunyai dua tujuan, cari uang dan cari jodoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun