Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Beli Rumah Melalui KPR atau Cash Bertahap? Begini Rasanya

11 Oktober 2017   16:22 Diperbarui: 11 Oktober 2017   16:27 4046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akhirnya terbeli juga rumah idaman (foto: widikurniawan)

Membeli rumah kadang menjadi prioritas yang kesekian bagi pasangan yang baru menikah. Ada yang beralasan, sudah bisa nikah aja bersyukur, urusan rumah belakangan mah. Ya, wajar juga sih, soalnya pendapatan setiap orang kan beda-beda. Tapi itu sebenarnya alasan ngeles saja, lari dari kenyataan bahwa membeli rumah adalah sesuatu yang sangat serius dan perlu diutamakan. Saya pun demikian dulu, awal-awal nikah malah langsung ngekos sekamar berdua dengan istri, masalah punya rumah dipikir belakangan. Untung doi orangnya pengertian dan sabar menghadapi kenyataan ini (ehem..).

Memang, bisa punya rumah sendiri memang bukan persoalan yang sepele bagi sebagian besar orang. Kecuali anda punya penghasilan level kakap. Lha kalau masih di level menengah ke bawah, dijamin butuh strategi yang ekstra demi membeli rumah.

Saya sendiri, selama perjalanan mengarungi bahtera rumah tangga dalam kurun hampir sembilan tahun ini, ternyata sudah dua kali membeli rumah.

"Lho kok bisa? Hebat ya? Horangkaya pasti..."

Oh, tidak perlu lebay begitu dong. Ceritanya panjang dan berliku. Rumah pertama saya dibeli dengan sistem KPR. Sedangkan rumah kedua saya dibeli dengan sistem cash atau tunai secara bertahap.

Beli Rumah dengan Sistem KPR

Singkat cerita, beberapa tahun silam saya harus bertugas di wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara. Setelah beberapa kali luntang-lantung pindah kos dan kontrakan bahkan sempat numpang di rumah orang, akhirnya saya bertekad bulat untuk membeli rumah sendiri.

Lokasi yang diramal bakal strategis di masa depan, akses transportasi dan harga yang masih terjangkau adalah pertimbangan utama saya. Pendek kata, setelah melihat lokasi untuk pertama kali, saat itu saya yakin bahwa saya akan punya rumah di situ. Benar kata orang, mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Tak perlu cantik dan mewah, yang penting perasaan sudah sreg maka akad pun terbayang.

Karena membeli melalui KPR, maka hal pertama yang saya pastikan adalah bahwa saya memiliki tabungan yang cukup untuk membayar uang muka. Kemudian saya harus memperhitungkan kemampuan saya membayar tiap bulan beserta bunganya. Setelah itu sisa tabungan dan penghasilan saya juga masih aman untuk keperluan pokok lainnya.

Untuk bisa membeli rumah dengan sistem KPR, saya juga harus cermat mempelajari syarat-syarat dan kelengkapan yang diminta oleh pihak bank. Persyaratan utama tentu saja memiliki penghasilan rutin atau tetap, terutama bagi pegawai kantoran seperti saya.

Namun, meski demikian buka berarti lho kalau selain karyawan atau pegawai tidak bisa mendapatkan KPR. Orang yang berprofesi sebagai pengusaha maupun kalangan profesional pun bisa mengajukan KPR asal memenuhi persyaratan, seperti halnya pembiayaan rumah melalui KPR yang ditawarkan oleh Maybank.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun