Mohon tunggu...
Widiawati
Widiawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dzikir-Intelektual-Amalan shaleh. Seorang perempuan yang menginginkan progresivitas dalam hidup dan karier. perempuan yang akrab disapa dengan Di atau widia adalah anak kedua dari orang tua hebatnya. Hobbi yang paling sering dilakoni 1 tahun terakhir Menggiatkan literasi, Beladiri, memantaskan diri untuk menjadi"Manusia" dan bermanfaat bagi sesama. Sangat menyukai kegiatan sosial kemasyarakatan dan diskurs kepemimpinan perempuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Ruh Pendidikan

29 Mei 2023   20:25 Diperbarui: 29 Mei 2023   20:35 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum Ruh Pendidikan (gurusiana.id)

 The learning experiences of students, in so far as they are expressed or anticipated in goals and objectives, plans and designs for learning and implementation of these plans and designs in school environments Menurut M. Skilbeck (1984)

        Memaknai sebuah kurikulum dari masa ke masa nyatatanya telah mengalamai pembaharuan.memang wajar hal demikian terjadi karena pada dasarnya sebuah kurikulum bersifat dinamis bukan Satatis dengan kemajuan yang mengikuti perkembangan zaman, termasuk teknologi, budaya serta kebutuhan peserta didik di zamannya agar dapat hidup dengan ideal di tengah-tengah kebutuhan masyarakat.

        Karena kurikulum itu sendiri dipandang sebagai suatu rencana, seperti yang di kutif dalam Nasutions "suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau Lembaga Pendidikan beserta staff pengajarnya." Nasution.Kurikulum dan Pengajaran.(1999, HAL. 5)Bumi Aksara, Jakarta.

Analisa secara kompleksitas pen definisian kurikulum tentunya berbeda menurut penulis hal ini wajar, dengan berbagai perspektif analisis dari satu pakar dengan pakar yang lainnya, seperti keberadaan kurikulum selalu tumbuh sepanjang masa mengikuti perubahan zaman dan perbedaan konsepsi bagi setiap ahli pendidikan

Redaksi kurikulum pertama kali diucapkan di Indonesia pada tahun 1968, yaitu pada saat Pemerintahan Indonesia yang di wakilkan oleh Departemen Pendidikan menerbitkan kurikulum di tahun 1968. Pada saat sebelum 1968 dunia Pendidikan di Negara kita belum menyebutkan istilah kurikulum. Kalaupun ada, maka masih terbatas pada kalangan intelektual saja yang memang mendalami ilmu atau kajian dalam bidang kurikulum.

Kembali pada esensi dari tujuan Pendidikan itu yang memberikan kesempatan kepada pikiran setiap individu untuk aktif bekerja, membuka dan memantapkan pemikiran individu, dan pada akhirnya akan bermuara pada menciptakan pemikiran yang matang sebagai alat kemajuan ilmu, industry, dan system sosial" (Ibnu Khaldun).

Secara etimologis istilah kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir yang artinya pelari dan curene yang artinya tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia olehraga, terutama pada bidang atlentik yakni pada masa yunani kuno di yunani. Frankin Bobbit seorang ahli pendidikan mengatakan bahwa sebuah kurikulum yang dikatakan baik akan mampu mendiagnosa kesulitan belajar siswa. Dalam artian kala itu pengertian kurikulum lebih mengarah pada materi bahan ajar, wajar kalo Bobbit lebih mengutamakan konten atau materi keilmuan yang diajarkan kepada para peserta didik dalam bentuk taransfer ilmu.

Menurut M. Skilbeck (1984): The learning experiences of students, in so far as they are expressed or anticipated in goals and objectivies, plans and designs for learning and implementation of these plans and design in school environments, (pengalamanpengalaman murid yang diekspresikan dan diantisipasikan dalam cita-cita dan tujuan-tujuan, rencana-rencana dan desain-desain untuk belajar dan implementasi dari rencana-rencana dan desain-desain tersebut di lingkungan sekolah. Pengertian kurikulum tersebut meng andung arti bahwa kurikulum itu memiliki tujuan/sasaran tertentu.

Dari beberapa defenisi kurikulum, maka kurikulum mengarah pada berbagai bidang

  • Sebagai mata pelajaran dan ruh pendidikan

  • Sebagai konten yakni hasil belajar, 40 tahun terakhir kurikulum sudah lebih difokuskan sebagai hasil belajar.

  • Sebagai reproduksi Kultural karena, kultur dapat menghasilkan cara berfikir dan bersikap serta dapat menjadikan manusia sebagai suatu kegiatan sosial.

  • Sebagai pengalaman belajar

  • Sebagai sistem reproduksi,

  • Sebagai bidang studi,

Sehingga sangat umum jika hipotesis pertama dalam kurikulum memiliki fungsi kearah dan menjadi alat perubahan yang terkait dengan pribadi siswa sehingga tujuan penddikan itu dapat tercapai. Untuk merubah tingkah laku siswa, maka dibutuhkan perencanaan guru dalam mengimplementasikan tujuan pendidikan. Jadi,pengajaran yang dilakukan oleh guru harus memiliki pedoman yang berlandaskan pada kurikulum yang menjadi ruh nya Pendidikan dan pengajaran demi terciptanya manusia-manusia berintelektual yang berkualitas dan progresif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun