Mohon tunggu...
Widiasih Fatmarani
Widiasih Fatmarani Mohon Tunggu... Mahasiswa - English Language and Literature Student at The University of Airlangga

I am passionate in learnings

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Positif-Negatif Pendidikan Berbasis Transformasi Digital Melalui Kacamata Siswa

25 Juni 2022   21:40 Diperbarui: 25 Juni 2022   21:44 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dunia telah memasuki tahap revolusi industri 4.0 sekarang. Sehingga, tak jarang kita menemui banyak orang menggunakan teknologi mulai dari gawai, tablet, laptop, dan masih banyak lagi dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Penggunaan alat komunikasi analog, seperti surat-menyurat, sudah lama ditinggalkan oleh masyarakat. Perubahan seperti ini disebut transformasi digital. Secara umum transformasi digital dapat diartikan sebagai perubahan kebiasaan dari analog menjadi digital melalui penggunaan teknologi secara masif dan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. 

Penerapan transformasi digital juga diterapkan dalam aspek pendidikan. Semua kegiatan pembelajaran menggunakan akses internet dan gawai yang canggih. Hal ini terjadi secara luas terutama setelah pandemi menyerang Indonesia. Baik siswa maupun guru tidak dapat melakukan pembelajaran tatap muka. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran pun mengalami peralihan dari pembelajaran secara langsung menjadi pembelajaran jarak jauh secara digital. 

Transformasi digital yang terjadi dalam proses belajar mengajar tentu mempunyai banyak kelebihan dan kekurangan. Kelebihan utama dari perubahan digitalisasi ini adalah kemudahan akses. Dikarenakan kecanggihan teknologi, siswa menjadi mudah dalam mengakses berbagai informasi melalui berbagai sumber yang ada di internet. Siswa tidak lagi bersusah-payah untuk mencari buku penunjang ataupun pergi ke perpustakaan. Selain kemudahan akses informasi, siswa juga mendapatkan kemudahan akses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan secara remote dimana siswa dan guru tidak perlu bertemu secara langsung, namun kegiatan pembelajaran tetap berlangsung interaktif. Bahan ajar, material, dan kurikulum pun dapat dikembangkan secara maksimal dikarenakan sistem operasional menjadi lebih sederhana dan efektif. Secara tidak langsung transformasi digital berperan besar dalam efektivitas dan efisiensi waktu para siswa. 

Namun, dimana ada kelebihan pasti ada kekurangan. Dalam praktiknya, kemudahan akses juga menimbulkan kebiasaan buruk bagi siswa. Banyak siswa yang mempunyai sifat menggampangkan dan malas berusaha dikarenakan semua hal sudah tersedia dengan mudah. Contohnya saja adalah ketika mengerjakan pekerjaan rumah dari guru. Kebanyakan siswa hanya akan bergantung untuk mencari jawaban dari soal pekerjaan rumah melalui internet. Mereka bahkan tidak berusaha untuk mencoba mencari jawaban melalui pemikiran sendiri. 

Mereka hanya akan bergantung pada jawaban orang lain di internet karena pada dasarnya hal ini lebih mudah untuk dilakukan. Akibatnya, banyak generasi muda sekarang lebih berorientasi pada hasil daripada proses. Sisi buruknya, mereka bisa saja terpengaruh untuk menghalalkan segala cara demi meraih hasil akhir berupa nilai bagus. Dengan demikian, kemudahan akses atas adanya transformasi digital dalam dunia pendidikan mampu menyebabkan tumbuhnya mental pemalas pada generasi muda apabila tidak disikapi dengan baik.

Kekurangan dari transformasi digital dalam dunia pendidikan ini haruslah diatasi. Hal ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda anti-malas yang mampu membawa perubahan. Agen pembawa perubahan terbesar tentu saja berasal dari faktor internal yakni diri sendiri. Setiap siswa harus mempunyai kesadaran, semangat diri, dan orientasi pada proses. Faktor internal ini dapat didukung oleh beberapa faktor eksternal seperti guru, keluarga, dan lingkungan kelas. Keluarga dapat memotivasi seorang siswa untuk membentuk semangat diri dalam belajar bukan hanya menganggap sekolah sebagai formalitas belaka. Disamping itu, seorang guru dapat membentuk lingkungan kelas yang benar-benar mendukung semangat belajar siswa. Lingkungan kelas dimana siswa tidak harus berkompetisi untuk mendapat nilai bagus semata. Namun, lingkungan kelas yang mendorong siswanya untuk berkompetisi secara sehat yang benar-benar berorientasi pada proses pemahaman materi oleh siswa. Guru juga hendaknya memberikan sanksi kepada siswa yang sekadar menyalin jawaban tanpa benar-benar berpikir dan berusaha memahami materi yang diberikan. 

Pada akhirnya, transformasi digital dalam dunia pendidikan memiliki banyak manfaat di dalamnya. Karena manfaat tersebut, transformasi digital menjadi salah satu cara efektif untuk pemerataan pendidikan. Namun, upaya preventif perlu dilakukan guna mencegah beberapa masalah yang mungkin ditimbulkan oleh masifnya transformasi digital. Dengan demikian, transformasi digital mampu digunakan secara maksimal dalam pemerataan pendidikan di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun