Masih Sakit yang sama.
Siapa orang yang tidak pernah sakit karena cinta.
Jika ada, orang itu kemungkinan bukan orang dalam kondisi "hidup".
Terus larut dalam sakit bukan jalan keluar. Kopi mahal pun akan basi jika dibiarkan dan tak diminum. Sama halnya dengan perasaan sakit. Jika hanya dibiarkan, hadirnya hanya akan membunuh si pemilik.
Itulah sebabnya, banyak orang yang beragumen kuat bahwa semua sakit dapat disembuhkan, termasuk sakit hati. Tapi, satu hal yang banyak orang tidak ketahui, sakit hati punya akibat yang jauh dari logika, maka jika ada seseorang mati bunuh diri, itu bukan hal yang tidak wajar. Satu hal yang lebih kejam bahwa sakit hati membunuh jiwa. Apa yang terjadi pada jiwa akan mengalir dan membunuh jasmani.
Sekian tentang sakit hati.
Tulisan ini lahir karena gemas akan keberadaan sakit hati yang larut dan mengalir hingga masa yang akan datang. Tepat sudah, tidak ada orang yang dapat menerima sakit hati dengan lapang dada. Entah sakit hati yang ada padanya atau yang terjadi pada orang yang dikasihinya.
Membuka lembaran baru itu tidak mudah, maka jangan pernah berani melangkah jika tidak punya komitmen yang teguh dan konsisten untuk menyatakan "Saya tidak melihat masa lalu untuk menilai masa depan".
Benar bila semua belajar dari pengalaman. Tapi, hal ini bukan berarti kita dapat menyakiti masa depan karena ulah masa lalu.
Sebab ia yang adalah masa depanmu tak pernah ingin kau bersedih hanya karena masa lalu yang terus menghantuimu. Ia tak mau dianggap dirasuki oleh masa lalu sehingga kamu dapat selalu melihatnya sebagai cerminan masa lalu.
Cintailah dia dengan sepenuh hati, bukan karena beban sakit hati dan ingin kesembuhan.
Saat kita saling mengucapkan sayang dan rindu dengan seseorang dalam masa depan kita, jangan pernah membawa sakit masa lalumu. Â