Mohon tunggu...
Widi Admojo
Widi Admojo Mohon Tunggu... Guru - Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

sedikit berbagi semoga berarti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Bolehkah Orangtua Siswa Protes terhadap Guru?

21 Oktober 2019   19:41 Diperbarui: 22 Oktober 2019   12:12 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertemuan orangtua dan guru (Sumber: www.edumor.com)

Bagaimana kalau suatu saat Anda merasa tidak "sreg" dengan perlakuan guru pada anak kita? Bolehkah orangtua protes? Atau, Anda lebih baik diam seribu basa takut nanti anak kita diperlakukan kurang adil di sekolah? Atau takut nanti anak kita diberi nilai jelek  oleh guru?

Di era demokratisasi sekarang ini, tidak ada larangan orangtua untuk protes terhadap sekolah. Atau barangkali lebih tepat dengan meminta klarifikasi. Bertanya perihal sesuatu yang barangkali menurut kita tidak pas atau kita butuh penjelasan dari  guru. Sebab, tidak semua guru selalu bisa memuaskan kita. 

Adakalanya kita butuh klarifikasi. Misalnya, kita membutuhkan informasi yang jelas mengapa anak kita nilainya amat rendah. Mengapa anak kita diberi sanksi. Mengapa anak ktia diberi tugas terlalu banyak, misalnya. Semua pertanyaan dan kegundahan itu sebenarnya boleh diberikan kepada guru di sekolah.

Di era yang serba transparan dan demokratis ini sudah tidak ada lagi istilah tabu, bertanya sesuatu tentang anak kita, pada guru di sekolah. Orangtua memang harus peduli dan meluangkan cukup waktu untuk tidak begitu saja melepas semua urusan sekolah hanya diserahkan pada guru dan sekolah. 

Orangtua memang memiliki tanggung jawab sekaligus hak untuk turut andil bagian dalam membantu anak kita memperoleh pendidikan yang bermutu.

Hanya saja, tentu kita tidak boleh sembarang asal tanya atau asal protes tanpa mengetahui  alur dan kronologi mengapa kita perlu menanyakan sesuatu pada guru atau sekolah. 

Anak di sekolah (Dokumentasi pribadi)
Anak di sekolah (Dokumentasi pribadi)
Salah satu cara agar orangtua  dapat bertanya dengan baik adalah harus memiliki cukup pengetahuan dan memahami permasalahan mengapa kita menanyakan pada sesuatu hal.

Misalnya, kita akan meminta klarifikasi mengapa anak kita tidak naik kelas atau tidak lulus misalnya, maka orangtua sebaiknya membekali diri dengan pengetahuan tentang sebab-sebab anak tidak naik kelas atau tidak lulus ujian. 

Siapa tahu, memang ada "mal praktek" atau pelanggaran yang barangkali dilakukan oleh sebab kelalaian guru.  

Misalnya pencatatan nilai yang keliru, penskoran yang diragukan validitasnya, atau barangkali adanya dugaan subyektifitas guru pada anak, sehingga dalam memberikan penilaian menjadi bias dan lebih dominan unsur subyektifnya ketimbang onyektifnya.

Lalu apa saja yang sebaiknya orangtua tahu. Agar anak kita benar-benar terjamin pelayanan pendidikannya di sekolah. Serta terhindar dari perlakuan semena-mena guru terhadap anak kita?

Pertama, orangtua sebaiknya mengetahui peraturan akademik di sekolah, di mana anak kita belajar. Jangan sampai kita tidak tahu, peraturan akademik yang ada di sekolah di mana anak kita belajar.  

Bila sekolah tidak memberikan informasi tentang peraturan akademiknya, maka orangtua siswa berhak untuk menanyakan, dan pihak guru atau sekolah memiliki kewajiban untuk menjelaskan seterang-terangnya tentang peraturan akademik yang ada di sekolah. 

Anda saja orangtua tidak mengetahui peraturan akademik, maka risikonya adalah bila terjadi perlakuan yang kurang benar terhadap anak kita di sekolah terkait dengan bidang akademiknya, kita tidak memiliki pengetahuan untuk menilai atau memonitornya. Akibatnya bisa fatal, anak kita bisa menjadi korban perlakuan yang kurang benar, dan orangtua ternyata membiarkan karena tidak tahu.

orangtua berhak tahu, tentang pelayanan pendidikan yang ada di sekolah melalui sosialisasi | dokpri
orangtua berhak tahu, tentang pelayanan pendidikan yang ada di sekolah melalui sosialisasi | dokpri
Kedua, orangtua murid perlu memahami pula tata cara penilaian, standar minimal ketuntasan, dan berapa kali anak kita harus mengikuti ulangan atau ujian. 

Dengan demikian selaku orangtua dapat mengkondisikan anak untuk mempersiapkan segala sesuatunya terkait dengan program-program kegiatan yang ada di sekolah. Termasuk standar minimal ketuntasan yang harus dicapai, standar operasional guru dalam memberikan penilaian serta kode etik guru dalam melaksanakan pembelajaran. 

Semakin tahu banyak tentang beberapa informasi sekolah, maka akan semakin baik pula orangtua dalam memberikan pelayanan dan perlindungan kepada anak.

Ketiga, ada baiknya orangtua juga memahami berbagai regulasi dan Undang-Undang yang mengatur tentang pendidikan dan perlindungan anak.  

Hal ini tidak bermaksud untuk memberikan tekanan dan pengawasan yang kontra produktif terhadap sekolah, tetapi justru untuk menjamin agar anak kita memang mendapat perlakuan pendidikan yang benar. 

Pemahaman yang cukup tentang berbagai regulasi ini juga untuk menghindari munculnya sikap asal protes, atau protes yang tidak memiliki dasar dari orangtua kepada guru di sekolah. 

Akan tetapi pemahaman tentang berbagai aturan di sekolah selain bermanfaat untuk lebih menjamin pelayanan pendidikan yang benar, tetapi juga menjadi pagar pengaman bagi sekolah agar tidak semaunya sendiri dalam memperlakukan pendidikan kepada siswanya.

Akan tetapi cara menyampaikan protes atau cara menyampaikan pertanyaan, tentu sebaiknya mempergunakan cara-cara yang berbudaya dan beretika. Apapaun permasalahannya sebaiknya yang dikedepankan agalah cara-cara yang terhormat dan beretika. 

Pertanyaan barangkali dapat dimulai dari menyampaikan permohonan untuk mendapatkan pemahaman tentang sesuatu yang dianggap "janggal" oleh orangtua. 

Kemudian orangtua juga dapat meminta bantuan guru atau sekolah untuk memberikan semacam klarifikasi atau catatan khusus guru terhadap objek yang ditanyakan orangtua, bisa berupa perkembangan akademik, perkembangan sikap, perkembangan kepribadian siswa di sekolah, serta histori penilaian yang ada di sekolah terhadap siswa. 

Bisa pula diawali dengan ajakan untuk menyamakan pemahaman antara orangtua dan guru di sekolah terhadap sesuatu hal. Misalnya terhadap capaian nilai yang diperoleh siswa.

Ada baiknya guru secara terbuka memberikan gambaran tentang histori penilaian dan kriteria penilaian agar orangtua dapat memahami mengapa anaknya memiliki nilai tertentu.

Di era yang serba transparan ini, sudah tidak zamannya lagi sekolah menutup diri dan seolah memiliki kewenangan yang absolut terhadap anak didiknya tanpa ada perimbangan pengawasan dan pantauan yang intensif dari orangtua. 

Demikian juga orangtua sudah tidak saatnya tinggal diam dan hanya berserah diri saja apapun yang terjadi pada anak anak di sekolah. Sudah saatnya orangtua dan sekolah bersama-sama memberikan jaminanan pelayanan terbaik untuk pendidikan anak generasi emas bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun