Mohon tunggu...
Satrio Wicaksono
Satrio Wicaksono Mohon Tunggu... Mahasiswa UMY prodi Hubungan Internasional

Assalamualaikum

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Implementasi Asuhan Keluarga Binaan dalam Upaya Pengendalian Hipertensi dan Pemeliharaan Keseahatan Gigi dan Muluat

13 September 2025   16:51 Diperbarui: 13 September 2025   16:51 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

PENDAHULUAN

   Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu PTM dengan prevalensi yang tinggi dan menjadi faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, serta gangguan ginjal. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 37,4%, sementara di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) prevalensinya mencapai 37,4%, lebih tinggi dibandingkan angka nasional (Dinkes DIY, 2024). Kondisi ini menunjukkan perlunya intervensi yang berkesinambungan, khususnya di tingkat keluarga dan komunitas, untuk mengendalikan hipertensi melalui perubahan gaya hidup, deteksi dini, dan kepatuhan terhadap pengobatan (Agustina et al., 2025). Selain hipertensi masalah kesehatan gigi dan mulut juga masih menjadi isu penting. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari setengah penduduk Indonesia mengalami permasalahan gigi dan mulut, tetapi hanya sebagian kecil yang memperoleh perawatan medis yang memadai (Kemenkes, 2024). Masalah kesehatan mulut, seperti karies dan penyakit periodontal, dapat memengaruhi kualitas hidup, status gizi, bahkan berhubungan dengan kondisi sistemik seperti hipertensi melalui mekanisme inflamasi. Oleh karena itu, upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut perlu dilakukan secara bersamaan dengan pengendalian PTM untuk menciptakan keluarga yang sehat secara menyeluruh. Padukuhan Boyong, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan salah satu wilayah dengan karakteristik masyarakat yang masih membutuhkan penguatan dalam aspek pencegahan dan pengendalian PTM, termasuk hipertensi, serta pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Kondisi geografis dan sosial masyarakat yang heterogen menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan program kesehatan berbasis keluarga. Oleh karena itu, pendekatan asuhan keluarga binaan dipandang relevan untuk meningkatkan peran aktif keluarga dalam menjaga kesehatan anggota keluarganya. Asuhan keluarga binaan adalah salah satu bentuk intervensi keperawatan yang menekankan pada edukasi, pendampingan, dan pemberdayaan keluarga agar mampu mengenali masalah kesehatan, melakukan upaya pencegahan, serta merawat anggota keluarga yang sakit (Julianto, 2020). Melalui program ini, keluarga diharapkan tidak hanya menjadi objek pelayanan kesehatan, tetapi juga menjadi subjek yang mandiri dalam menjaga kesehatan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengkaji implementasi asuhan keluarga binaan dalam upaya pengendalian hipertensi dan pemeliharaan kesehatan gigi mulut di Padukuhan Boyong, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Hasil kegiatan di harapkan dapat memberikan gambaran nyata mengenai efektivitas program tersebut serta menjadi masukan bagi pengembang strategi intervensi kesehatan berbasi keluarga di tingkat lokal maupun nasional.

METODE

   Metode kegiatan Asuhan Keluarga Binaan Hipertensi yang dilakukan oleh kelompok KKN 038 menggunakan pendekatan deskriptif. Metode ini dipilih karena dapat menggambarkan secara langsung proses pendampingan kesehatan yang diberikan kepada keluarga binaan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta kesadaran keluarga dalam mengelola kesehatan, khususnya terkait penyakit hipertensi. Pendekatan deskriptif memungkinkan setiap tahapan kegiatan dijelaskan secara rinci, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga evaluasi, sehingga hasil kegiatan dapat memberikan gambaran nyata mengenai kondisi keluarga binaan sebelum dan sesudah intervensi. Tahap awal metode deskriptif ini adalah persiapan, yang dilakukan dengan menyeleksi empat keluarga binaan di Dusun Boyong yang memiliki riwayat hipertensi atau faktor risiko penyakit tidak menular. Setelah keluarga terpilih, mahasiswa KKN menyiapkan instrumen pengkajian kesehatan berupa formulir riwayat penyakit, pola makan, kebiasaan hidup, dan aktivitas fisik. Selain itu, disiapkan pula alat pemeriksaan dasar seperti tensimeter, alat cek gula darah, serta peralatan pemeriksaan gigi. Pada tahap ini, kelompok juga menyusun materi edukasi terkait hipertensi yang nantinya disampaikan pada pertemuan terakhir, baik dalam bentuk ceramah, diskusi, maupun leaflet sederhana.   Tahap kedua adalah pelaksanaan kegiatan, yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2025 pukul 13.00--15.00 WIB dengan fokus pada pengkajian awal kondisi kesehatan keluarga. Kegiatan ini meliputi wawancara riwayat kesehatan, pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan pemeriksaan gigi. Hasil pemeriksaan dicatat sebagai data dasar untuk mengetahui kondisi awal keluarga binaan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2025 pukul 13.00--15.00 WIB, dengan kegiatan berupa pemeriksaan ulang tekanan darah dan gula darah. Kegiatan ini berfungsi untuk memantau perkembangan kesehatan keluarga sekaligus menekankan pentingnya pemeriksaan rutin bagi penderita hipertensi. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus 2025 pukul 13.00--15.00 WIB, dengan fokus pada edukasi kesehatan mengenai hipertensi. Edukasi meliputi pengertian, faktor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, serta cara pengendalian hipertensi melalui pola hidup sehat. Edukasi disampaikan secara interaktif dengan metode ceramah dan diskusi agar keluarga dapat bertanya dan memahami materi secara mendalam. Tahap ketiga dalam metode deskriptif ini adalah evaluasi dan tindak lanjut. Evaluasi dilakukan dengan cara menilai hasil pemeriksaan kesehatan keluarga, membandingkan kondisi kesehatan antara pertemuan pertama, kedua, dan ketiga, serta mengamati pemahaman keluarga terhadap materi edukasi yang diberikan. Evaluasi juga mencakup perubahan sikap dan perilaku keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat, seperti mengurangi konsumsi garam, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan ideal. Tindak lanjut berupa pemberian dorongan agar keluarga binaan tetap melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur di posyandu atau puskesmas, serta melanjutkan pola hidup sehat yang telah dipelajari. Dengan metode deskriptif yang terstruktur ini, kegiatan Asuhan Keluarga Binaan Hipertensi mampu memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi kesehatan keluarga, proses pendampingan, serta perubahan yang terjadi setelah intervensi. Melalui tahapan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi yang berkesinambungan, keluarga binaan tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga motivasi untuk menjaga kesehatan secara mandiri. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga binaan, sekaligus mendukung upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi di masyarakat.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

   Kegiatan Asuhan Keluarga Binaan dalam Upaya Pengendalian Hipertensi dan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut dilaksanakan bertahap selama satu minggu sekali di setiap hari kamis selama tiga minggu yang bertempatan di Rumah Asuhan Keluarga Binaan di Desa Boyong. Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerja KKN IPE UMY 038. Pelaksanaan program keluarga binaan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian keluarga dalam menjaga kesehatan, khususnya pada dua fokus utama, yaitu pengendalian hipertensi dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

Kedua masalah ini dipilih karena memiliki prevalensi tinggi di masyarakat dan berhubungan erat dengan kualitas hidup. Hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, sedangkan kesehatan gigi dan mulut berkontribusi pada status gizi, kenyamanan, dan kesehatan sistemik. 

Pelaksanaan asuhan keluarga binaan dilakukan pada empat keluarga dengan fokus pada pengendalian hipertensi dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Setiap keluarga memiliki karakteristik, kondisi kesehatan, serta dinamika pendampingan yang berbeda. Namun, untuk keperluan publikasi ini, hasil pendampingan difokuskan pada satu keluarga binaan yang paling menonjol, yaitu keluarga yang menunjukkan perubahan signifikan baik dari aspek pengetahuan, sikap, maupun perilaku kesehatan. Pemilihan keluarga ini dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai efektivitas intervensi yang diberikan. Asuhan keluarga binaan sangat antusias mengikuti dan mendengarkan arahan mengenai edukasi pengendalian hipertensi dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan oleh teman -- teman KKN IPE UMY 038. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan memperoleh respon positif dari keluarga. Antusiasme tersebut terlihat dari partisipasi aktif keluarga saat diskusi bersama. Secara keseluruhan, kegiatan asuhan keluarga binaan dapat dikatakan berhasil, ditandai dengan peningkatan pengetahuan keluarga, perubahan perilaku kesehatan, serta kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya menjaga kesehatan secara mandiri (Sari et al., 2023). Keberhasilan ini tidak hanya karena intervensi yang diberikan, tetapi juga karena adanya kerjasama, komunikasi yang baik, dan motivasi keluarga untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Asuhan Keluarga Binaan dengan pasien X perempuan, pekerjaan petani, riwayat Pendidikan terakhir SD. Dalam hasil pantauan asuhan keluarga binaan dalam minggu pertama pasien mengalami keluhan sakit punggung dan pusing. Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu pusing, jatuh dan tidak memiliki Riwayat Kesehatan Oral. Hasil pemeriksaan Vital Sign didapatkan Tekanan Darah 155/97 dengan denyut nadi 86. Pemeriksaan penunjang berupa Glukosa Darah dengan hasil 108 mg/dL. Pemeriksaan Intra Oral tidak ditemukan adanya variasi normal dan lesi. Hasil dari odontogram pasien memiliki Rahang Atas Edentulous, untuk Rahang Bawah terdapat sisa akar, karies, dan beberapa gigi yang sudah hilang. Hasil pantauan minggu pertama, kegiatan berfokus pada pengkajian kondisi kesehatan dan edukasi awal. Pasien menyampaikan keluhan pusing dan sakit punggung, yang diduga terkait dengan tekanan darah tinggi. Edukasi diberikan mengenai pentingnya mengontrol tekanan darah melalui diet rendah garam, Menjaga aktivitas fisik ringan secara rutin, Mengenali tanda bahaya hipertensi, Menjaga pola makan seimbang dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayur.   Pada aspek kesehatan gigi, pasien dijelaskan tentang risiko kehilangan gigi terhadap fungsi kunyah dan kualitas hidup. Edukasi dilakukan terkait pentingnya menyikat gigi dua kali sehari, pemeriksaan gigi rutin, dan mengurangi konsumsi makanan manis. Respon pasien sangat baik, terlihat dari kesediaannya untuk mendengarkan penjelasan dan mencoba memahami arahan. Hasil pantauan minggu kedua, dilakukan pendampingan ditujukan untuk pemantauan keberlanjutan dan evaluasi awal perubahan perilaku. Pada tahap ini, pasien melaporkan keluhan pusing mulai berkurang, meskipun tekanan darah masih fluktuatif. Edukasi lebih difokuskan pada kepatuhan diet rendah garam dan pentingnya minum obat secara teratur apabila diresepkan dokter. Pada aspek kesehatan gigi, pasien diberikan motivasi untuk mulai membiasakan menyikat gigi pada pagi dan malam hari. Edukasi dilakukan secara interaktif dengan simulasi langsung bersama keluarga. Secara umum, pasien mulai menunjukkan kemajuan dalam memahami hubungan antara pola hidup dan kesehatan. Hal ini ditandai dengan berkurangnya keluhan fisik, meningkatnya kesadaran tentang pola makan, serta kesediaan untuk mengubah kebiasaan. 

Hasil pantauan minggu ketiga,  kegiatan lebih difokuskan pada penguatan perilaku kesehatan melalui media cetak. Tim KKN IPE UMY 038  memberikan leaflet edukasi yang berisi panduan pantangan makanan untuk penderita hipertensi, tips menjaga tekanan darah, serta cara menyikat gigi yang benar. Leaflet ini berfungsi sebagai pengingat visual yang dapat dibaca ulang oleh keluarga kapan pun dibutuhkan. Selain itu, tim kembali melakukan pengukuran tekanan darah dan evaluasi kesehatan gigi. Tekanan darah pasien masih menunjukkan kecenderungan tinggi. Dari sisi perilaku, pasien mulai rutin menyikat gigi dua kali sehari, meskipun belum sempurna dalam tekniknya. Pemberian leaflet terbukti membantu pasien dalam mengingat kembali pesan-pesan kesehatan yang telah disampaikan, sehingga meningkatkan konsistensi perilaku. Hasil ini menunjukkan bahwa intervensi edukasi sederhana mampu memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan dan perubahan perilaku kesehatan keluarga binaan. Hal ini sejalan dengan teori Health Belief Model (HBM) yang menyatakan bahwa individu akan lebih mungkin mengubah perilaku jika memahami risiko, merasa mampu melakukan perubahan, dan mendapatkan dukungan lingkungan (Sains et al., 2025). Antusiasme pasien dan keluarga dalam mengikuti pendampingan menjadi faktor penting keberhasilan. Partisipasi aktif dalam diskusi, kesediaan mencoba praktik baru, serta komitmen untuk mematuhi anjuran kesehatan merupakan indikator positif. Selain itu, penggunaan media cetak seperti leaflet terbukti memperkuat daya ingat pasien dan membantu menjaga konsistensi perilaku. Dari sisi kesehatan gigi, edukasi sederhana mengenai sikat gigi terbukti dapat meningkatkan motivasi pasien untuk merawat gigi yang tersisa, meskipun pasien memiliki kondisi edentulous sebagian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang menyatakan bahwa intervensi berbasis edukasi mampu meningkatkan kebiasaan menyikat gigi dan menurunkan prevalensi penyakit gigi. 

KESIMPULAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun