Mohon tunggu...
Wicaksana Adi
Wicaksana Adi Mohon Tunggu... Insinyur - Penulis Pemula

ig : wicaksna_adi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Mudah Ala Grab "Satu Aplikasi untuk Semua"

3 Desember 2019   09:04 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:57 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai sebuah aplikasi yang sudah terkenal dan tidak diragukan lagi grab semakin hari semakin berkembang dengan fitur -- fitur dan pilihan -- pilihan terbarunya, sebut saja (GrabBike), mobil (GrabCar), taksi (GrabTaksi), kurir (GrabExpress), pesan-antar makanan (GrabFood), dan carpooling (GrabHitch Car).

Saat kita terhubung semua menjadi bermakna, kalimat itulah yang menjadi salah satu kalimat dalam iklan grab yang membuat saya ingin menceritakan kisah saya sebagai salah satu pengguna aplikasi grab,  satuaplikasiuntuksemua . Kisah ini bermula ketika saya pulang kuliah, ketika itu sedang hujan, hujan turun dengan sangat deras kala itu, padahal itu baru di akhir bulan agustus. 

Hujan membasahi semua bawaan ku termasuk tugas fisika yang sudah susah payah aku dan kelompokku buat, tetapi untung saja masih sempat aku selamatkan. Biasanya ketika pulang sekolah saya selalu naik kendaraan umum untuk bisa sampai ke asrama mahasiswa tempat saya tinggal. Tetapi dikarenakan hujan yang tidak kunjung berhenti saya tidak bisa menuju ke tempat angkot -- angkot ngetem yang jaraknya lumayan jauh dari pintu gerbang kampus, hingga akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan grab.

Saya awalnya memesan grab bike karena saya sendiri tetapi seorang kawan saya mengatakan kepada saya kalau tidak semua grab bike ada jas hujan atau setidaknya harus sedia sendiri, lalu saya berfikir ulang apa saya memesan grab mobil saja ya ?. Kemudian slah seorang teman saya mengatakan jika tidak apa -- apa kalau saya memesan grab mobil katanya ada beberapa teman yang ingin ikut juga jadi kami bisa pulang bersama -- sama. 

Saat itu hujan benar -- benar tidak bisa diprediksi, ditambah lagi saya dan teman -- teman diberi tugas survei daerah Bandung dari asrama kami sebagai tugas semester bagi penghuni. Ketika itupun saat kami berkumpul kami memutuskan untuk langsung mengerjakan tugas asrama kami yang harus dikumpulkan 2 hari lagi.

Saya pun bergegas memesan grab mobil. Setelah menunggu beberapa lama grab mobil datang dan kami semua pun naik. Selama dimobil kami banyak bertanya kepada bapak supir tentang tempat -- tempat yang bisa kami kunjungi dibandung untuk survei kepada masyarakat tetang karakter dan perilaku mahasiswa ITB di lingkungan sosial. Untunglah bapak supir sangat baik dan ramah beliau menganjurkan kami untuk survei kawasan teras cihampelas yang juga merupakan pusat pakaian yang terkenal di Jawa Barat.

Singkat cerita kami tiba di tempat tujuan, kami pun bergegas untuk mencari tempat berteduh. Setelah kami menemukannnya kami segera berteduh dan memulai mendiskusikan kami harus mulai melakukan survei dari mana. Untunglah ketika kami tiba ditempat tujuan hujan sudah reda dan kini kami bisa berfokus untuk melakukan survei dan tugas wawancara kami. 

Kami bertemu dengan para penjual dan pedagang di kawasan teras cihampelas, selama disana tidak hanya terkait survei kami seperti sedang melakuakan perjalanan wisata, saya banyak bertanya -- tanya tentang merek baju dan bagaimana baju itu diproduksi, dan setelah semua survei telah selesai kami lakukan kami berempat memutuskan untuk kembali ke asrama untuk menggabungkan semua hasil yang kami peroleh satu per satu.

Kami kembali menggunakan aplikasi grab mobil untuk kembali keasrama, kali ini giliran teman saya yang memesan, dan kebetulan dia menemukan promo grab yang bisa kami gunakan. Setibanya di asrama kami segera berkumpul dan salah satu kamar teman untuk mendiskusikan akan seperti apa tugas kami dipresentasikan. Salah seorang teman kami menyarankan untuk membuat sebuah drama musical. 

Tetapi akan sangat sulit, ujar ku kita  tidak hanya harus membuat skripnya tetapi juga menentukan akan seperi apa musik yang akan kami gunakan. Namun teman kami itu tetap bersikeras untuk melakukan dram musical sehingga saya pun akhirnya menyerah dan ikut membantunya mempersiapkan dram musical kelompok kami. Kami bekerja dari sore hingga malam, suatu ketika kami semua merasa lapar hingga tidak bisa menggerakan kedua tangan dan kaki kami yang sudah lelah menari dan bergerak mengikuti alunan musik.

"Laper nih, beli makan yuk !?" ajak salah seorang teman kami, "Yuk" jawabku spontan ,"tapi beli dimana ini kan sudah malam sambung teman ku", "pesan pakai grab food aja disini kan ada rumah makan yang kerja sama dengan grab food" ujar teman ku yang lain. Oh ya ? ya udah deh cepat pesan. Hingga akhirnya makanan yang kami nanti -- nantikan tiba juga, tidak menunggu lagi saya langsung mengambil dan memakannya sampai habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun