"Iwan Tirta: Arsitek Budaya yang Menenun Identitas Nusantara"
oleh Wesnina Nawinar
Deskripsi :
Tulisan ini merupakan refleksi budaya tentang Iwan Tirta-seorang maestro batik yang melampaui zaman. Ia tidak hanya mencipta motif, tetapi menulis peradaban melalui kain. Artikel ini menyoroti nilai-nilai estetika dan filosofi dalam karya-karyanya, serta relevansinya dengan teori desain busana dan kesadaran budaya masa kini.
Iwan Tirta: Nama yang Tak Pernah Luntur oleh Waktu
Dalam dunia busana, ada nama-nama yang lahir dari tren, dan ada pula yang lahir dari kesadaran budaya. Iwan Tirta termasuk yang kedua. Ia bukan sekadar desainer batik; ia adalah seorang arsitek budaya yang menata kembali makna Indonesia melalui motif, warna, dan narasi simbolik yang ia wariskan.
Sebagai seorang pengajar dan pemerhati budaya, saya melihat karya Iwan Tirta tidak berhenti pada bentuk busana. Ia membangun bahasa visual Nusantara yang berbicara tentang harmoni, kesabaran, dan kebijaksanaan. Setiap goresan motifnya seperti doa yang ditulis dengan malam dan dijahit dengan cinta kepada tanah air.
Batik Sebagai Bahasa Budaya
Dalam pandangan Iwan Tirta, batik bukan sekadar kain bercorak-melainkan teks budaya yang hidup. Ia pernah mengatakan, "Batik bukan hanya apa yang kamu pakai, tapi apa yang kamu pahami." Kalimat sederhana ini mengandung makna mendalam: batik adalah manifestasi pengetahuan dan perenungan manusia Indonesia terhadap alam dan kehidupan.
Sebagai akademisi di bidang desain busana, saya memandang karya Iwan Tirta melalui lensa teori estetika yang saya uraikan dalam buku Estetika pada Desain Busana (Wesnina & Rahayu Purnama, 2025). Di sana, keindahan dijelaskan sebagai perpaduan antara bentuk, fungsi, dan nilai budaya-sebuah konsep yang tercermin nyata dalam karya-karya beliau.
Motif-motif batik Iwan Tirta bukan sekadar ornamen; ia mengandung struktur estetika yang harmonis, sesuai teori A.A.M. Djelantik tentang unity, balance, dan harmony.
Namun, di balik struktur visual itu, tersimpan pula tanda-tanda budaya---sebuah sistem makna seperti yang dijelaskan Roland Barthes dalam The Fashion System. Batik Iwan Tirta adalah dialog antara tradisi dan modernitas, antara simbol dan rasa, antara dunia lahir dan batin.
Menjaga Api, Bukan Abu