Mohon tunggu...
Wella melisa
Wella melisa Mohon Tunggu... Akuntan - Pelajar

Helo perkenalkan nama saya Wella Melisa hobi saya membaca buku apa lagi ya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makna Uang Jemput atau "Putih Japauik" di Pariaman

3 Juli 2023   23:58 Diperbarui: 4 Juli 2023   02:49 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Wella Melisa

             Akuntansi S1

             Fakultas Ekonomi 

TUGAS BAHASA INDONESIA 

Pariaman adalah kota yang dikenal dengan Pilihan tempat wisatanya yang beragam. Selain itu, tradisi di kota Pariaman juga sangat dikenal oleh banyak orang. Salah satu adat yang dikenal banyak orang tersebut adalah “Uang Japuik”. Masih banyak orang yang salah paham dengan Uang Japuik ini. Ada dua macam adat mengenai uang japuik yaitu, uang japuik dan uang hilang.

Uang japuik adalah salah satu bentuk adat di Pariaman yang berupa barang seperti emas dan bukan berupa uang. Misalnya jemputan lima emas nantinya akan dikembalikan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan


Lain halnya dengan uang hilang adalah salah satu bentuk adat Pariaman yang memang berbentuk uang dan tidak kembali. Istilahnya adalah menandakan bentuk harga diri dari seorang perempuan. Agar nantinya pihak laki-laki tidak akan berbuat semena-mena terhadap pihak perempuan.

Urang Tuo dari Korong Kampung Kandang Koto Gadih Kabupaten Padang Pariaman, Ardi Gusdi mengatakan bahwa banyak sekali penyalahan tafsir terkait uang japuik yang ada di pariaman.

“Atas nama Uang Japuik akan kembali nantinya kepada pihak perempuan. Bahkan, lebih menguntungkan nantinya jika ditambah oleh pihak laki-laki. Contohnya Uang Japuik sebesar lima emas, bisa nantinya jadi enam emas. Kalau biasanya hal itu dinamakan ManJalang

Uang Japuik dan uang hilang ini adalah bentuk harga diri bagi perempuan. Karena jika pandangan secara lahir atau batin memang laki-laki yang memberi kepada perempuan. Namun beda di Pariaman, jika di daerah lain, jika seorang perempuan yang diberi kepada laki-laki atau dibagi, nantinya pihak perempuan ini tidak akan bisa punya kekuatan di pihak laki-laki jika terjadinya hal yang buruk dalam rumah tangga mereka.

Pariaman, perempuan yang memberi kepada laki-laki maka harga diri perempuan lebih besar daripada laki-laki. Sebenarnya, yang dimaksud dengan japuik itu adalah dengan cara adat. Adanya dua pertemuan dua belah pihak mamak dengan mamak atau orang nagari. Itu yang dimaksud dengan japuik yang salah satunya kapur sirih dan carano yang menjadi simbol dari adat orang Pariaman atau orang minang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun