Oleh : Wella Melisa
Akuntansi S1
Fakultas Ekonomi
TUGAS BAHASA INDONESIA
Pariaman adalah kota yang dikenal dengan Pilihan tempat wisatanya yang beragam. Selain itu, tradisi di kota Pariaman juga sangat dikenal oleh banyak orang. Salah satu adat yang dikenal banyak orang tersebut adalah “Uang Japuik”. Masih banyak orang yang salah paham dengan Uang Japuik ini. Ada dua macam adat mengenai uang japuik yaitu, uang japuik dan uang hilang.
Uang japuik adalah salah satu bentuk adat di Pariaman yang berupa barang seperti emas dan bukan berupa uang. Misalnya jemputan lima emas nantinya akan dikembalikan dari pihak laki-laki ke pihak perempuan
Lain halnya dengan uang hilang adalah salah satu bentuk adat Pariaman yang memang berbentuk uang dan tidak kembali. Istilahnya adalah menandakan bentuk harga diri dari seorang perempuan. Agar nantinya pihak laki-laki tidak akan berbuat semena-mena terhadap pihak perempuan.
Urang Tuo dari Korong Kampung Kandang Koto Gadih Kabupaten Padang Pariaman, Ardi Gusdi mengatakan bahwa banyak sekali penyalahan tafsir terkait uang japuik yang ada di pariaman.
“Atas nama Uang Japuik akan kembali nantinya kepada pihak perempuan. Bahkan, lebih menguntungkan nantinya jika ditambah oleh pihak laki-laki. Contohnya Uang Japuik sebesar lima emas, bisa nantinya jadi enam emas. Kalau biasanya hal itu dinamakan ManJalang
Uang Japuik dan uang hilang ini adalah bentuk harga diri bagi perempuan. Karena jika pandangan secara lahir atau batin memang laki-laki yang memberi kepada perempuan. Namun beda di Pariaman, jika di daerah lain, jika seorang perempuan yang diberi kepada laki-laki atau dibagi, nantinya pihak perempuan ini tidak akan bisa punya kekuatan di pihak laki-laki jika terjadinya hal yang buruk dalam rumah tangga mereka.
Pariaman, perempuan yang memberi kepada laki-laki maka harga diri perempuan lebih besar daripada laki-laki. Sebenarnya, yang dimaksud dengan japuik itu adalah dengan cara adat. Adanya dua pertemuan dua belah pihak mamak dengan mamak atau orang nagari. Itu yang dimaksud dengan japuik yang salah satunya kapur sirih dan carano yang menjadi simbol dari adat orang Pariaman atau orang minang.