Ayat-Ayat Cinta 2, Film Religi yang Sarat akan Nilai-Nilai Kehidupan

Hallo, sobat Kompasianer

Bagaimana kabar hari ini? Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT ya. Kadang puasa-puasa gini kita tuh sering ngerasa bosen, kalo bahasa gaulnya sih gabut gitu deh... hehehe

Daripada gabut tidak jelas cuma scroll media sosial, mending nonton film-film religi. Selain sebagai hiburan, film religi juga sarat akan nilai-nilai kehidupan loh. Salah satu rekomendasi film religi yang menurut saya bagus adalah "Ayat-Ayat Cinta 2" yang mengajarkan  berbagai nilai-nilai kehidupan. 

Film Ayat-Ayat Cinta 2 dirilis pada tahun 2017 yang merupakan lanjutan dari film Ayat-Ayat Cinta tahun 2008 adaptasi dari buku novel best seller karya Habiburrahman El Shirazy, yang digarap oleh sutradara ternama yaitu Guntur Soeharjanto. Film Ayat-Ayat Cinta 2 yang sukses mengambil hati para penonton dibintangi oleh para artis ternama di Indonesia. 

Berikut para pemain Ayat-Ayat Cinta 2, yaitu: Fedi Nuril (Fahri), Dewi Sandra (Sabina/Aisha), Chelsea Islan (Keira), Tatjana Saphira (Hulya), Arie Untung (Misbah), Pandji Pragiwaksono (Hulusi), Syifa Hadju (Fatimah), Dewi Irawan (Catarina), dan masih banyak lagi para bintang perfilman Indonesia yang ikut terlibat .

Berikut beberapa nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam film "Ayat-Ayat Cinta 2" dapat menjadi inspirasi kita dalam menghadapi segala permasalahan dan ketetapan yang diberikan oleh Allah SWT.

Kesabaran

Kesabaran Fahri menunggu Aisha yang tak kunjung ada kabar selama 7 bulan bak hilang tak ditemukan. Karena Aishah menjadi salah satu relawan di jalur Gaza. Tak hanya berdiam diri dan larut dalam kesedihan, kesabaran Fahri terlihat dengan ketabahan yang tetap melanjutkan hidupnya dengan mencari berbagai kesibukan. 

Karena kesabaran adalah bagaimana kita dapat menahan segala emosi dalam menghadapi kesulitan. Dan tercermin dalam diri Fahri yang memilih untuk mencoba mengatasi kesedihannya dengan menyibukkan diri sebagai seorang dosen. 

Kesabaran yang selanjutnya tercermin dalam diri Aishah. Dia mampu menyembunyikan dirinya sebagai Sabina dan sabar dalam menerima keadaan fisiknya yang cacat akibat peristiwa saat menjadi relawan.