Mohon tunggu...
Abdul Basit
Abdul Basit Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Agama dan Pendidikan Karakter

26 April 2018   13:21 Diperbarui: 13 Mei 2018   16:36 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abdul Basit mahasiswa semester 6 pendidikan Agama Islam  Unisnu jepara

Agama diibaratkan sebagai pondasi atau tiang pada suatu bangunan yang kokoh. Agama sebagai salah satu pengetahuan awal ketika manusia dilahirkan di dunia. Setiap agama banyak mengajarkan kepada kebaikan dan menjauhi kebatilan. 

Agama islam khususnya banyak menyinggung tentang hubungan kepada Allah SWT dan hubungan kepada manusia lainnya. Pendidikan karakter hubungannya kepada manusia di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat yang lebih luas. Pendidikan karakter bisa belajar dari lingkungan keluarga, sebagai pondasi kemudian dilanjutkan di sekolah selanjutnya bisa dipraktekkan di masyarakat luas.

Agama islam banyak mengajarkan kepada kebajikan contohnya : jujur, rendah hati, rajin, disiplin, suka menolong, dermawan. Jujur itu berkata apa adanya sesuai fakta yang ada, tidak ditambah tidak dikurangi untuk menutupi pada suatu hal. Jujur harus diajarkan sejak dini karena sejak kecil anak-anak lebih mudah meresap dan meniru, kemudian anak-anak dibiasakan jujur sejak kecil. 

Lama-kelamaan anak tersebut bisa dipraktekkan dalam kesehariannya dengan mudah dan konsisten menjalinnya. Orang yang memiliki sifat jujur dalam kesehariannya dan konsisten dalam hal tersebut, maka orang tersebut memiliki berbudi luhur yang tinggi, maka bertambahlah iman orang tersebut.

Dalam kehidupan sekarang sifat jujur bisa dikatakan barang mahal dan langka. Contohnya: Ketika dia terjun dalam salah satu golongan, dan golongan tersebut sebagian besar bersekongkol tidak jujur, kemudian dia bersikukuh untuk berlaku jujur, maka apa yang terjadi orang tersebut dimusuhi bahkan disingkirkan dari golongan  tersebut karena tidak bisa diajak kerjasama. 


Berlaku tidak jujur bisa dikategorikan orang pendusta dan durjana. Pendidikan karakter dilatih sejak kecil seperti jujur, suka menolong, disiplin dermawan. ketika sudah terbiasa jujur maka anak tersebut akan selalu jujur dalam segala hal bahkan bisa menjadi contoh masyarakat sekitarnya. Orang dengan mudah percaya karena mengetahui tingkah lakunya dalam kesehariannya yang jujur dalam segala hal.

Pendidikan karakter menjadi tugas kita bersama, bukan hanya tugas sekolah dan pemerintah saja. Mulai dari lingkungan keluarga kemudian sekolah, masyarakat luas sehingga bisa memiliki sifat berbudi luhur yang tinggi cerdas, jujur, berakhlakul karimah. 

Pada Zaman sekarang kenyataannya pendidikan karakter belum dilakukan secara optimal, buktinya masih banyak anak sekolah yang mencontek saat ujian, pejabat yang terkena kasus korupsi, penipuan  merajalela, permasalahan tersebut bisa ditangani atau bahkan diminalisir dengan cara penguatan pendidikan  karakter  sehingga  jujur dan penyaringan terhadap hal-hal tercela ada dalam dirinya masing-masing.

Ada salah satu pertanyaan dari direktor pembinaan Guru Pendidikan Menengah  ANAS M, pembangunan kualitas manusia Indonesia harus disertai dengan pelaksanaan pendidikan karakter.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun