Mohon tunggu...
Wedhy Abdullah
Wedhy Abdullah Mohon Tunggu... -

Seorang young entrepreneur. Co-owner of gakkoi pants www.gakkoipants.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Apa Arti dari Sebuah Brand/Merk?

7 September 2011   06:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:10 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Biasanya tulisan mengenai entrepreneurship, dilakukan oleh praktisi yang udah berhasil atau paling nggak bisnisnya udah masuk dalam media. Nahhhhh, kalo saya terus terang baru memulai usaha, tapi saya yakin insya Allah saya sedang menuju ke tangga keberhasilan. Kedengerannya optimis banget? Emang harus...gimana kita bisa tau berhasil, kalo kita gak ngejalaninnya. Iya nggak?

Terus, ngapain juga berani nulis masalah entrepreneur? Terus terang saya bukan pakar mengenai hal ini. Saya tahu diri, tulisan saya gaya bahasanya gak sesuai pakem EYD, malah terkesan cenderung CPD (capee dweehh). Latar belakang pendidikan saya pun bukan berasal dari bisnis ataupun marketing. Tapiiiiii, ada satu tujuan mulia yang ingin saya lakukan, yaitu ingin berbagi mengenai apa yang saya tahu tentang tahapan dalam membuat sebuah usaha. Dengan bahasa yang sedikit amburadul, tapi mudah-mudahan bisa dimengerti oleh Kompasiana-ers (halah maksa...). Dan mudah-mudahan kita bisa saling bertukar pengetahuan mengenai hal ini.

Pada tulisan kali ini, saya mau ngomongin tentang brand. Ketika kita memulai sebuah bisnis, penentuan sebuah brand pastilah merupakan elemen yang sangat krusial.  Emang keliatannya sih so simple proses penamaan sebuah brand, kita punya ide, kasih nama, and selesai. Padahal proses untuk ngasih nama sebuah brand itu ternyata cukup rumit. Dulu sih sebelum baca-baca artikel marketing, kayaknya gampaaang banget ngasih nama sebuah brand, misalnya saya lihat toko material bahan bangunan, pasti aja dibelakangnya ada kata “JAYA”, entah itu “MAKMUR JAYA”, “BINTANG JAYA”, “SUMBER JAYA”, dan JAYA-JAYA lainnya. So simple, kita cuma ngasih kata JAYA dibelakangnya hehehehe…

Okay folks. Ijinkan saya share pengalaman saya ya,

Waktu pertama kali memutuskan untuk buka usaha di bidang clothing, khususnya celana, sempat agak bingung juga saya memutuskan nama brandnya. Kalo bisa digambarkan, ternyata lebih sulit nyari nama brand dibandingkan dengan nyari nama anak saya sendiri. Waktu nyari nama anak, pertimbangannya pasti, namanya sesuai dengan harapan kita-kita sebagai orang tua. Ada yang ngasih nama kayak pemain bola, mungkin orang tuanya berharap kedepannya si anak akan jadi pemain bola. Ada juga yang ngasih nama kayak artis tertentu, mungkin harapannya kelak anaknya akan secantik artis/actor idola orang tuanya.

Sedikit intermezzo mengenai nama, ada sebuah cerita mengenai  anak-anak di sekolah TK. Pada saat perkenalan anak, sang guru menegur seorang anak “adek, mau daftar sebutin namanya ya”. Anak tersebut menjawab “Panji, bu guru”  Sambil tersenyum dan menulis panitia berkata ‘owh, papanya suka nonton film panji ya?? “Kalau kamu namanya siapa adek manis??” Tanyanya pada pendaftar selanjutnya, “Sherina, bu guru” jawabnya ”Owh, mamanya penggemar Sherina dong,” sahut panitia sambil manggut-manggut. “Kalau adik ganteng ini siapa namanya??” Lanjutnya “Harry! Bu..” kata anak itu
“Wah, ini pasti papinya suka nonton Harry Potter nih!” celetuk salah seorang panitia yg lain sambil tersenyum. Tiba-tiba seorang bapak berdiri sambil menarik tangan anaknya dgn tergesa2…“Miyabii…. Ayo kita cari sekolah yg lain saja… !”  Hehehe…..

Pada saat awal memutuskan usaha clothing, saya pengen brand nya mirip-mirip kayak “Mango” gitu. Simpel dan mudah di ingat. Akhirnya sempat terlintas untuk pake nama “JAMBU KLUTUK”…Lho, alasannya apa, sampe milih “Jambu Klutuk”? Pertama, simpel. Kedua, mudah dinget. Ketiga, Endonesia banget, tanpa disebutin made in nya mana pun, konsumen pasti tau kalo produk “Jambu Klutuk” buatan Indonesia. Cuma, setelah direnungkan ini dan itu nya, it sounds like saya jualan juice buah dibandingkan merk clothing. Akhirnya option “Jambu Klutuk” pun dicoret dari wacana hehehe…

Kemudian, saya liat-liat majalah fashion, saya perhatikan kebanyakan brand-brand terkenal pake nama sesuai pemilik/designer nya. Misalnya saja ada Yves Saint Laurent, Levi’Strauss, Louis Vitton, dll. Dalam benak saya, kenapa gak pake nama saya saja “WEDY ABDULLAH”? Hmmmm, tapi koq saya ngerasa namanya gak komersial untuk sebuah brand clothing. Ibarat kata, kalo didaftarkan ke REG spasi WETON, nama saya tuh gak cocok buat sebuah brand celana yang fenomenal, spektakuler (halah..lebay). Cocoknya paling buat nama dukun tukang sunat  hehehe. Bisa dibayangkan, serombongan anak muda pas mo beli celana nyari-nyari merk “Wedy Abdullah”…dzigggghhhh….gak banget kayaknya. Well, akhirnya option pake nama pemilik pun di coret dari peredaran..:)

Setelah saya gugling di internet (ya iyalah, masa gugling di radio), ternyata penamaan sebuah brand itu harus memenuhi beberapa aspek. Menurut sebuah penelitian, hamper 80 persen dari total nilai sebuah perusahaan berasal dari sebuah brand. Oleh sebab itu, dari sini kita sadar bahwa peranan brand sangat penting. Untuk itu, penamaan sebuah brand haruslah memberikan kesan yang mendalam bagi para calon konsumen.  Bisa saja nama itu berasal dari nama pemilik (kalo ini udah saya coret hehe). Atau bisa juga, berasal dari nama-nama yang cukup unik dan menjual. Ahhhhaaa!!! Tiba-tiba saya inget anak saya tiap kali liat saya pake celana baru dia selalu bilang “Kakkoii”. Kakkoii sendiri berasal dari bahasa Jepang yang artinya keren cmiiw. Akhirnya setelah di modif dikit, jadilah saya memutuskan pake brand “GAKKOI”.

Harapannya, produk yang saya hasilkan akan keren dipakai oleh konsumen, personil yang terlibat dalam produksi akan keren pula dalam penghasilan. Last but not least, brand owner yg punya ide, akan keren pula pundi-pundi tabungannya hehehehe….Aminnnnnn…..

Untuk baca tulisan versi yang lebih ngaco lagi, bisa dilihat di www.wedyabdullah.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun