Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Materi Penyidikan Jessica Kumala Wongso Itu Rahasia, Inilah Alasan Polisi

2 Februari 2016   23:10 Diperbarui: 2 Januari 2022   20:08 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat penangkapan Jessica di kamar nomor 822, Neo Hotel Mangga Dua Square, Jakarta Utara, pada pukul 07:45 pagi, (Foto bersumber dari Subdit Jatanras)


Kepolisian Daerah Metro Jaya masih fokus pada penguatan alat bukti dalam kematian misterius seorang perempuan muda, Wayan Mirna Salihin di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Jessica Kumala Wongso telah ditetapkan sebagai tersangka. Di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, pukul 10.00 WIB, Senin (1/2) selama 7 jam, Jessica Kumala Wongso kembali diperiksa sejak ditahan Sabtu lalu. Hari itu, Darmawan Salihin, Ayah Mirna dan Imelda Wongso, ibu Jessica tampak terlihat di gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Sejumlah keterangan dari tersangka, kasus kematian misterius seorang perempuan muda, Wayan Mirna Salihin di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jessica Kumala Wongso dianggap Arif Soemarko dan Sandy -suami serta saudari kembar Wayan Mirna Salihin, tersangka Jessica Kumala Wongso telah berbohong.

Seperti dilansir media massa hari ini, "Dengan ini saya yakin bahwa apa pun semua yang diomongkan J di media adalah bohong. Semuanya bohong," ujar Arif, usai diperiksa penyidik di Mapolda Metro Jaya, Selasa (2/2). Ketika ditanya soal bagian mana dari pernyataan Jessica yang tidak benar, Arief menjawab bahwa semuanya bohong. Tidak ada satu pun yang benar. Ia pun membantah mempunyai hubungan khusus dengan Jessica. "Enggak punya hubungan apa-apa. Kita lihat saja fakta-fakta semua nanti dipersembahkan di persidangan," ucapnya.

Senada, saudari kembar Wayan Mirna Salihin, Sandy yang datang bersama Arief ke Polda Metro Jaya. "Pokoknya semua lihat saja di pengadilan. Semua yang Jessica bilang itu semua bohong," ujarnya sambil berjalan meninggalkan Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

Diketahui, Arif dan Sandy diperiksa polisi untuk dimintai keterangan sebagai saksi, sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.10 WIB.

Menghadapi itu, Polda Metro Jaya menyiapkan alat bukti tak terbantahkan, sebagaimana dikutip dalam tulisan ini, "ada keadaan yang terkondisikan. 300 kasus racun di dunia 90 persen pelakunya tidak mengaku," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Khrisna Murti, Senin (25/1/). Senada, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Muhammad Iqbal, Selasa (2/2), seperti dikutip dari Kantor Berita Antara, "Dari pengalaman, kasus pembunuhan dengan racun itu rata-rata tidak ada pengakuan dari tersangka, sehingga dibutuhkan kejelian dan keahlian penyidik untuk membuktikan."

Menurut amatan melalui media massa yang beredar, ada beberapa catatan:

  1. Polisi tidak akan mengejar pengakuan Jessica Kumala Wongso.
  2. Polisi menguatkan alat bukti sebab tugas penyidik adalah membuktikan.
  3. Polisi tidak akan menyampaikan materi penyidikan Jessica Kumala Wongso kepada publik, sebab dikhawatirkan menggiring opini.

Dari ketiga catatan inilah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Muhammad Iqbal mengungkapkan kasus kematian misterius seorang perempuan muda, Wayan Mirna Salihin di Olivier Cafe, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, usai menyeruput es kopi tercampur sianida merupakan perang intelektual antara penyidik dan pengacara sehingga tidak bisa membeberkan materi penyidikan kepada umum. "Ini adalah perang intelektual, inilah strategi kami, strategi pengacara silakan. Sampai saat ini penyidik Polda Metro Jaya tetap menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah," kata Kombes Mohammad Iqbal di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Menurutnya, jika polisi banyak mengeluarkan pernyataan maka akan menggiring opini masyarakat sementara kasus ini masih dalam proses.

Sebelumnya, proses hukum ini, disebut Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian, pertarungan intelektual karena mulai dari tahap ini baik penyidik, jaksa, hingga hakim akan beradu strategi dengan tersangka. "Dia (tersangka) pun memiliki strategi pembelaan. Dia tahu ini polisi buka apa nih. Kalau polisi buka ini nanti pakai strategi ini untuk menutupi," kata Kapolda Metro Jaya.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun