Mohon tunggu...
Nora Akbarsyah
Nora Akbarsyah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor, suka lari-lari, masih belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Ulang Tahun Lelakiku

28 Februari 2014   22:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:21 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dear all kompasianer, Sepertinya sudah lama sekali saya tidak menulis. Dengan berdalih alasan sibuk inilah sibuk itulah... heheheh
Hari ini hari ke-6 ku istirahat dirumah, tidur -tiduran, online, dan aktivitas tidak berguna semacamnya. Bukan karena saya pingin malas -malasan, tapi karna dokter menyarankan saya harus istirahat total sampai minggu depan. Dokter bilang saya kena tyfus, dan pasti semuanya tahu kalau penderita tyfus tidak boleh banyak aktivitas. Okaaayy, cukup, saya tidak akan membicarakan sakit saya banyak - banyak. Karna sebenarnya saya akan membicarakan hal lain.


Tentang sebuah hari istimewa, untuk orang istimewa.

Dua puluh tiga tahun yang lalu, sejak aku dilahirkan di dunia, dia selalu menuliskan setiap detail kemajuan perilakuku. Buku tebal bersampul hitam yang menjadi catatan hariannya, penuh dengan cerita tentang ku. Mulai dari arti dari namaku yang dipilihnya sendiri, sampai keinginan -keinginan nya untuk menjadikan ku seorang yang seperti apa. Dia menuliskannya setiap hari. Mulai aku bisa berguling, merangkak, berjalan. Dengan teliti dia juga menuliskan "kata" apa saja yang mulai bisa aku ucapkan. Siapa saja yang bisa aku panggil. Dia juga yang membelikan kacamata hitam berbingkai plastik warna pink.

Beranjak besar, dialah yang selalu juga memberikan sepasang kaus kaki kalau aku rangking 3 di kelas, membelikan ikat pinggang baru kalau aku rangking 2, dan menghadiahkan tas baru kalo aku berhasil mendapatkan rangking 1.

Dialah yang ngotot untuk meninggalkan ku di pesantren, walaupun berat baginya untuk tidak bertemu dengan ku dalam waktu lama. Yang juga mengharuskannya mengeluarkan dana lebih untuk membiayai sekolah ku dan juga pesantrenku, padahal pada saat itu sebagai PNS kecil, gaji yang didapatkan nya minus 400rb. Tidak ada lebih sama sekali, malah kurang untuk sehari - hari. Dan hal ini dialaminya sampai aku menginjak semester lima perkuliahan. Dia bekerja serabutan di malam hari, karna dia harus menjalankan tugas negara pada pagi sampai sore hari.

Dia juga yang selalu bangga padaku, membesarkan hatiku. Pun pada saat aku masuk jurusan yang kurang begitu disukainya. Sedikit terlihat nada kecewa, tapi selebihnya dia selalu bilang, "ALLAH tidak pernah salah memberi jalan, tekunlah belajar, kelak kamu akan menjadi orang yang bermanfaat dimanapun berada".

Dan dialah, orang yang sembilan tahun lalu menungguiku dengan sabar, membujukku makan, dan mengancam akan di membawaku ke rumahsakit apabila aku tidak mau makan.
Sembilan tahun lalu, saat aku sakit tyfus, dia menemaniku.

Tepat hari ini, adalah hari dimana setengah abad yang lalu engkau dilahirkan. Selamat ulang tahun ayah, aku berjanji akan segera sembuh, dan akan segera beranjak menunaikan keinginanmu, belajar dengan tekun. Semoga kelak aku menjadi orang yang bermanfaat, dan di setiap tingkah lakuku ayah, semoga menjadi amal jariyah untuk mu. Terimakasih telah mengantarkanku untuk bisa sampai disini. :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun