Kegagalan historis Timnas diwarnai eros dan agon yang silih berganti. Anatoli Polosin menunjukkan bahwa agon fisik militeristik bisa membuahkan eros (Emas SEA Games 1991), Alfred Riedl kemudian menjadi simbol agon yang repetitif, berulang kali membawa Timnas Senior mencapai final AFF namun selalu kandas. Luis Milla terkendala agon struktural.
Sejak era STY hingga Kluivert, eros fundamental sepakbola nasional mengalami peningkatan drastis kualitas dan ranking FIFA, dari rank 170 an hingga saat ini berada pada 119 (September 2025).
Perjalanan Timnas ini ikut mengantarkan pada Putaran 4 Piala dunia 2026 yang sebelumnya sulit diraih, bahkan saat ini berpeluang besar lolos dan tampil di piala dunia 2026. Jika berada di runner-up Grup, Timnas masih berpeluang masuk Putaran 5 untuk Play-off.
Perjuangan Timnas saat ini merupakan periode agon paling intens dalam dekade terakhir, sebuah upaya keras perbaikan catatan sejarah sepakbola kita. Menciptakan titik balik, bekerja keras untuk membuktikan bahwa sepak bola Indonesia layak mendapatkan eros yang nyata dan berkelanjutan.
Eros dan Agon Timnas: Hasrat dan Tantangan Piala Dunia
Dinamika seputar Timnas di babak kualifikasi ini tidak bisa dilepaskan dari duel filosofis eros dan agon. Eros mewakili insting kehidupan kolektif, yakni hasrat mendalam untuk meraih kemenangan dan mewujudkan impian piala dunia.
Hasrat ini adalah energi murni yang mendorong setiap pemain melampaui batas fisik, di mana panggilan Timnas bukan lagi sekadar pemain, melainkan representasi dari harga diri dan cinta 280 juta jiwa Indonesia, menjadikannya modal emosional terbesar di lapangan.
Namun, hasrat itu langsung berhadapan dengan agon yang saat ini direpresentasikan kekuatan Arab Saudi dan Irak dengan segala upaya teknis non-teknisnya. Sebuah perjuangan keras yang termanifestasi dalam tantangan Putaran 4 yang secara tradisi Arab Saudi dan Irak lebih matang, ini menjadi lebih berat.
Agon adalah ujian disiplin melawan insting bermain lepas, keharusan menjaga konsistensi selama 90 menit, dalam tekanan suporter lawan maupun sendiri. Hanya tim yang berhasil menyalurkan eros-nya, akan mampu menghancurkan agon yang layak mendapatkan tiket piala dunia.Â
Mengubah Rasa Cinta Tanah Air menjadi Kemenangan
Rasa cinta tanah air harus diubah dari emosi pasif Jay Idzes dkk, menjadi senjata ofensif yang konkret. Di bawah arahan Patrick Kluivert sang pelatih, cinta ini disalurkan menjadi aksi permainan yang tidak kenal kompromi, strategi formasi, mematuhi instruksi, dan mempertahankan intensitas dalam 2 pertandingan krusial ini.