Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Penacinta

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tombol Aktivasi Proaktif Karir: Mengapa Menunggu Keberuntungan Jika Bisa Menciptakannya?

6 September 2025   15:33 Diperbarui: 6 September 2025   16:06 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tombol Aktivasi Proaktif dalam Karir: Mengapa Menunggu Keberuntungan Jika Bisa Menciptakannya? | Ilustrasi: Gemini

Jika karir anda saat ini merasa stagnan dan hanya mengikuti alur yang ada, mungkin sudah saatnya berhenti menjadi penumpang, saatnya mengambil alih kendali.

Banyak dari kita diajari untuk bekerja keras dan berharap keberuntungan datang, namun faktanya, kesuksesan di era modern bukan lagi soal menunggu peluang, namun bagaimana peluang itu diciptakan.

Imersifnya teknologi dan dinamika kondisi ekonomi saat ini yang makin berat dalam persaingan, menuntut seseorang secara mandiri mengembangkan perjalanan karirnya. Perilaku proaktif sebagai agen utama individu mutlak diperlukan untuk tetap bertahan pada dinamika perubahan karir yang tidak dapat diprediksi.

Menjadi tantangan tersendiri bagi kita yang sedang meniti karir, apakah hanya akan menjalani karir yang pasif dan monoton, menunggu kesempatan datang? atau siap menjadi pelaku yang mengarahkan diri pada kesuksesan?

Berhenti Pasif untuk Menjadi Proaktif

Sebagai seorang profesional, ada dua jenis mentalitas yang bisa kita pilih: menjadi penerima (operator) yang pasif atau pengatur yang proaktif. Mentalitas pasif ditandai dengan sikap reaktif menunggu perintah, mengharapkan evaluasi tahunan, dan berharap promosi datang dengan sendirinya.

Dalam sebuah studi Journal of Vocational Behavior, ditemukan bahwa individu dengan perilaku pasif cenderung memiliki kepuasan karir yang lebih rendah dan merasa kurang memiliki kendali atas jalur profesional mereka. Mereka terjebak dalam arus, hanya bereaksi terhadap tugas yang diberikan, tanpa pernah bertanya apa lagi yang bisa saya lakukan?.

Namun, menjadi seorang nakhoda yang mampu mengambil alih kemudi, tidak menunggu keberuntungan datang, melainkan menciptakan peluang dengan inisiatif dan visi. Ini berarti secara sengaja mengembangkan keterampilan baru, membangun jaringan profesional secara strategis, dan mencari tantangan yang melampaui deskripsi pekerjaan kita.

Data dari penelitian oleh Universitas Stanford 2021, menunjukkan bahwa individu yang proaktif dalam karir mereka tidak hanya mendapatkan promosi lebih cepat, tetapi juga menunjukkan tingkat ketahanan yang lebih tinggi dalam menghadapi perubahan pasar kerja. Berkarir  secara proaktif adalah mereka yang secara sadar mengarahkan diri menuju tujuan yang telah ditetapkan, daripada berjalan sekedar menjalani.

Memahami Jantung Proaktif: Lebih dari Sekadar Bekerja Keras

Banyak dari kita menyamakan kesuksesan dengan kerja keras, namun esensi dari perilaku proaktif jauh lebih dalam dari itu. Ini bukanlah tentang bekerja lebih lama atau menyelesaikan tugas yang diberikan, melainkan tentang mengambil inisiatif dan merancang masa depan karir secara mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun