Mohon tunggu...
Warodhotun Asyahwa
Warodhotun Asyahwa Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Siber Syekh Nurjati Cirebon

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Diet Sampah Saat Ramadan: Mengurangi Limbah Wujudkan Ibadah penuh Berkah

14 Maret 2025   22:34 Diperbarui: 2 April 2025   23:37 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ramadan bukan sekadar waktu untuk memperdalam ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga kesempatan untuk merenungkan gaya hidup, termasuk pola konsumsi dan pengelolaan limbah. Sayangnya, justru di bulan penuh berkah ini, volume sampah terutama dari sisa makanan dan kemasan sekali pakai cenderung meningkat drastis.  

Salah satu langkah untuk menjadikan Ramadan lebih bermakna dan ramah lingkungan adalah dengan menerapkan diet sampah. Dengan mengurangi limbah, kita tidak hanya berkontribusi dalam menjaga kelestarian bumi, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Islam yang mengajarkan kesederhanaan serta menghindari sikap berlebihan.

Ramadan mengajarkan umat Islam untuk mengontrol hawa nafsu, termasuk dalam pola konsumsi makanan dan barang. Prinsip diet sampah sejalan dengan nilai ini karena berfokus pada pengurangan pemborosan serta pengelolaan konsumsi yang lebih bijaksana.  

Namun, meskipun Ramadan adalah bulan untuk menahan diri, justru sering terjadi lonjakan konsumsi yang berdampak pada peningkatan jumlah sampah. Diet sampah menjadi solusi efektif untuk mengurangi limbah makanan, plastik sekali pakai, dan barang konsumtif yang tidak esensial.  

Dalam ajaran Islam, perilaku berlebihan dilarang, sementara keseimbangan alam dianjurkan untuk dijaga. Diet sampah mencerminkan nilai-nilai ini dengan menekan pemborosan sumber daya dan menerapkan pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab.  

Selain itu, Ramadan juga mendorong semangat berbagi dengan sesama, termasuk dalam bentuk makanan. Dengan menerapkan diet sampah, kelebihan makanan dapat disalurkan untuk sedekah, sehingga lebih bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan daripada terbuang sia-sia.  

Buka puasa bersama di masjid kerap menggunakan kemasan sekali pakai, yang dapat dikurangi dengan beralih ke wadah yang dapat digunakan kembali atau mendaur ulang limbah dengan lebih baik.  

Secara keseluruhan, Ramadan dan diet sampah memiliki keterkaitan erat dalam aspek pengendalian diri, hidup sederhana, kepedulian sosial, dan tanggung jawab terhadap lingkungan. Menerapkan diet sampah selama Ramadan bukan hanya berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memperkuat nilai-nilai ibadah dan keimanan.

Diet sampah di bulan Ramadan adalah langkah untuk mengurangi dan mengelola limbah secara bijak agar ibadah lebih bermakna dan lingkungan tetap terjaga. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:  

1. Menghindari Pemborosan Makanan

  Rencanakan menu harian agar makanan tidak terbuang sia-sia. Hindari memasak atau mengambil makanan secara berlebihan saat berbuka dan sahur.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun