Aku, bersama Paksu dan dua jagoan hebatku yang juga turut serta dalam petualangan saat itu, kami meninggalkan rumah, tepat pukul 16.00 Jum'at sore 19/02/21
Dengan kapal motor yang juga lumayan besar, kami berangkat dari pelabuhan kapal di bukit pelangi menelusuri sepanjang sungai yang sempit hingga ke muara.Â
Kapal dengan suara mesin yang bising sampai kedalam gendang telinga, melaju meninggalkan muara kenyamukan menuju, kapal LCT PERMATA 9A yang berlabu di pelabuhan Tanjung bara.
Dengan birunya laut dan gelombang dengan ketinggian mencapai satu meter, dan hembusan angin yang kencang, membuat mulut komat-kamit tak hentinya mengucapkan zikir.Â
Terlihat Paksu bolak-balik dengan lincah memeriksa mesin kapal.
"Kenapa, Yah?" tanyaku penasaran.
"Ga, cuman pompa airnya yang lepas," ucapnya dengan nada yang nyaring, untuk mengimbangi bisingnya kapal.
Ditengah perjalanan menuju pelabuhan tanjung bara, tiba-tiba, mesin kapal berhenti, mati total, suara mesin tidak terdengar lagi.
Dengan hitungan detik paksu melompat dari tempat duduknya kearah mesin kapal membongkar mesin dengan peralatan seadanya.
Kapal terombang ambing oleh gelombang air laut yang telah menyentuh tepi kapal. Â