Mohon tunggu...
Warkasa1919
Warkasa1919 Mohon Tunggu... Freelancer - Pejalan

Kata orang, setiap cerita pasti ada akhirnya. Namun dalam cerita hidupku, akhir cerita adalah awal mula kehidupanku yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aisyah

7 Februari 2020   23:57 Diperbarui: 10 Februari 2020   12:59 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

****

Hari masih pagi ketika Aisyah menyapu halaman di depan Rumahnya, Rumah semi permanen berdindingkan papan dan semen kasar sebagai lantainya. Menurut Aisyah, hari ini adalah hari dimana pada Delapan tahun yang lalu, suami Aisyah meninggalkan dirinya dan anak-anaknya di tempat ini. 

Nurdin atau yang biasa di panggil 'Mak Itam' oleh para tetangganya itu meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya akibat kecelakaan, kecelakaan yang terjadi di kala dia sedang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Nurdin yang berprofesi sebagai Tukang Becak angkut barang di Pasar Pagi dekat rumahnya, saat itu di tabrak oleh orang yang tidak di kenal ketika sedang mengayuh Becak Dorong-nya. 

Sebelum meninggal dunia, Nurdin adalah tulang punggung bagi keluarganya. Mencari nafkah untuk keluarga kecilnya itu dengan cara menjadi tukang Becak Dorong dan juga menjual hasil tanaman yang dia tanam sendiri di lahan kosong milik Martalena. Seorang Bidan yang mempercayakan lahan kosong miliknya itu untuk di tempati oleh Nurdin bersama istri dan anak-anaknya. Oleh Martalena, Bidan Puskesmas yang terkenal baik hati di lingkungan tempat tinggalnya itu, Nurdin bukan saja di perbolehkan membangun Rumah semi permanen di atas lahan kosong miliknya, tapi juga di beri izin untuk mengambil hasil tanaman yang mereka tanam di lahan tersebut. 

Saat ini Aisyah hanya tinggal berdua dengan Ilham di dalam bangunan semi permanen yang di bangun oleh mendiang suaminya. 

Aisyah memiliki dua orang putra. Anaknya yang pertama biasa di panggil "Boy". Boy adalah anak hasil pernikahannya dengan Nurdin. Sedangkan anaknya yang kedua bernama Ilham. Ilham adalah anak angkat yang dia adopsi dari Panti Asuhan sekitar 26 tahun yang lalu. Empat tahun setelah kematian ayahnya, Boy memutuskan untuk pindah dari rumah yang selama ini dia tempati bersama ibu dan adik angkatnya. Tepatnya setelah Enam tahun dia menikah dengan wanita berkulit hitam manis asal Sumatera Barat yang saat ini telah memberinya dua orang putra dan satu orang putri. 

Menurut Aisyah. "Boy memilih untuk pindah ke Rumah-nya sendiri dengan alasan agar lebih dekat ke tempatnya bekerja. Saat ini Boy bekerja menjadi Sopir pribadi salah seorang pengusaha yang tinggal di pinggiran kota ini." 

Setelah Boy pindah ke Rumah-nya sendiri, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, Aisyah mengambil upah mengupas bawang merah di salah salah satu Usaha Keluarga milik tetangganya.

Selain mendapatkan upah dari mengupas bawang merah, untuk mencukupi kebutuhan makan dan minumnya, terkadang Aisyah dan Ilham mendapatkan bantuan dari tetangga yang berada di kanan-kiri tempat tinggalnya.  Aisyah dan Ilham sering di beri lauk pauk dan juga beras oleh para tetangga yang merasa simpati melihat kehidupan mereka berdua. Sebab, Boy yang dulu sempat menjadi tulang punggung keluarga ini setelah ayahnya meninggal dunia, saat ini hanya sesekali menjenguk ibu dan adik angkatnya itu di tempat ini. 

****

Di antara keremangan cahaya lampu penerangan Rumah semi permanen ini. Kutatap wanita tua yang tengah duduk di sebelah seorang lelaki berusia sekitar 26 tahun, terbaring di atas kasur tipis, di atas lantai semen kasar di dalam bangunan Rumah semi permanen ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun