Mohon tunggu...
Paulus Waris Santoso
Paulus Waris Santoso Mohon Tunggu...

aku suka pelangi. dia suka memberi rasa. rasa akan hidup yang beraneka warna. warna-warna indah kebijaksanaan. pelangi kebijaksanaan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kamu Kok Berubah?!

4 Februari 2010   23:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:05 2092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_68378" align="alignleft" width="300" caption="Manusia hidup mesti mau berubah, menjadi lebih baik. (foto http://images.google.com.au)"][/caption] Kawan, mungkin kalian pernah ditegur oleh teman lama dengan pernyataan seperti ini, “Kamu kok berubah sih? Kamu bukan lagi … yang dulu.” Terkadang kita susah mau menjawabnya.

Saya teringat obrolan singkat sembari menikmati gurami bakar di Kintamani 2 tahun lalu. Teman baru kami mentraktir makan siang di sana. Dia kakak kelas saya jauh, lulusan Jerman dan sekarang menetap di Bali. Orangnya unik dan pemikirannya orisinil meski juga unik.

Teman saya dari Malang adalah karib teman baru ini. Mereka sudah berkawan sejak SMA dan terus berkontak hingga usia tua. Di sela-sela menikmati gurami bakar, teman saya dari Malang berkomentar, “Koh, kok kamu berubah?”

Yang mengejutkan bukan komentar kawan ini, tetapi jawaban spontan teman baru tadi, “lho aku khan hidup, nek ga berubah yo mati.” Spontan kami tertawa. Tetapi teman baru ini rupanya serius. Kemudian dia menambahkan. “Lho nek aku ga berubah, itu khan sama dengan bunga plastik itu, 10 tahun lalu aku ke sini dia di situ, tahun lalu tetap di situ, hari ini, tetap di situ. Bentuknya sama, warnanya sama, hanya agak kusam. Itu namanya ga berubah karena deke (dia) mati. Lha aku hidup ya berubah tho”. Kemudian dia mengambil sepotong besar gurami dan sibuk makan lagi.

Dalam hati aku membenarkan ungkapan teman baru ini. Sambil juga mengambil potongan lain gurami, saya ikut berseloroh, “ada lho yang mati tetapi hidup, kalau yang hidup ga mau berubah.” Sebelum ditanya saya buru-buru menyuapkan sesendok besar nasi ke dalam mulut.

Setelah selesai makan, kami mengobrolkan tema yang lain, tetapi ungkapan spontan teman baru tadi, “nek ga berubah yo mati” mengusik hati saya. Setiap hari berjumpa dengan pengalaman baru. Membaca ksiah-kisah dan tuturan-tuturan baru pasti memengaruhi pemikiran kita.

Perjumpaan dengan pribadi-pribadi yang mengagumkan, membaca pemikiran orang-orang yang mengubah peradaban, pastilah membersitkan dalam hati niat untuk berbuat sesuatu yang lebih baik. Siapa sih yang tidak ingin menjadi lebih baik?Setiap dari kita pasti menginginkannya.

Seiring perjalanan waktu, tubuh kita pun berubah. Sesuatu yang tidak bisa kita sangkal. Rambut mulai berwarna kelabu, atau mulai rontok satu persatu. Keriput di wajah mulai bertambah setiap berganti tahun. Penglihatan dan pendengaran sudah tidak setajam dulu. Itu hal yang wajar dan sangat dimaklumi adanya.

Bersama bertambahnya usia, mestinya pemikiran kita, sikap, tata bicara kita juga berubah. Menjadi tua itu biasa, menjadi bijak itu pilihan, kata sebuah iklan, dan mestinya (sekali lagi) seiring bertambahnya usia bertambah pula kebijaksanaan kita. Tutur kata menjadi lebih lembut dan menyejukkan, sikap juga lebih meneduhkan.

Tetapi memang tidak bisa dihindarkan, terkadang kita diterba badai kehidupan yang membuat hati kita remuk atau membeku. Di sana, senyum menjadi sesuatu yang berat. Kita berubah, tetapi menjadi kelihatan buruk, kelihatan menakutkan. Tutur kata menajdi ketus, dan pemikiran dikuasai pesimis dan kecurigaan. Jika itu terjadi, dibutuhkan banyak tenaga, mungkin perlu teman juga, untuk bergeser-berubah menjadi lebih baik.

Kawan, kalau hari ini aku ditanya, “kamu kok berubah?” aku memiliki jawabnya. Karena aku hidup, dan aku ingin menjadi lebih baik. Syukur kalau aku berubah menjadi lebih baik, dan tolong beri masukan jika ternyata aku berubah lebih buruk, agar bisa memperbaiki diri. Tentu kita tidak ingin hidup tetapi mati.

Semoga hari ini kawan semua diberi hari yang menyenangkan, hingga bisa menjadi lebih baik.

Salam

Melbourne, 05-02-10 (hmmm angka yang baik lagi, 5x2=10, hehehehehe)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun