Mohon tunggu...
wardiana
wardiana Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka membaca, menulis, beauty, masak

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Fenomena #KaburAjaDulu : Cerminan Krisis Kepercayaan Generasi Muda terhadap Ekonomi Nasional

15 April 2025   11:05 Diperbarui: 15 April 2025   11:05 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ilustrasi #KaburAjaDulu

Belakangan ini, tagar #KaburAjaDulu viral di media sosial Indonesia. Ungkapan ini mencerminkan keinginan sebagian generasi muda untuk meninggalkan tanah air dan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri. Lebih dari sekadar tren, fenomena ini merupakan refleksi dari keresahan mendalam terhadap kondisi sosial dan ekonomi dalam negeri. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa keputusan "kabur" bukan hanya persoalan individu, tetapi juga merupakan indikator krisis kepercayaan terhadap sistem ekonomi nasional.

Generasi muda saat ini menghadapi tantangan struktural yang tidak ringan. Ketersediaan lapangan kerja yang layak belum sebanding dengan jumlah lulusan baru setiap tahun. Bahkan jika pekerjaan tersedia, sering kali gaji yang ditawarkan tidak cukup untuk menutupi biaya hidup, terutama di kota-kota besar.
Selain itu, biaya pendidikan tinggi yang terus meningkat tanpa jaminan prospek kerja yang jelas memperburuk ketidakpastian. Banyak yang merasa bahwa usaha keras tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh, sehingga menimbulkan frustrasi dan hilangnya kepercayaan terhadap sistem ekonomi yang ada.
Tagar ini lahir dari akumulasi kekecewaan, namun juga merupakan bentuk perlawanan diam-diam terhadap status quo. Banyak anak muda yang menyatakan bahwa mereka lebih memilih bekerja sebagai perawat, sopir, atau staf restoran di luar negeri, ketimbang bertahan di Indonesia dengan upah minimum yang stagnan.

Di sisi lain, banyak juga yang menganggap fenomena ini sebagai bentuk brain drain yang berbahaya. Ketika generasi produktif memilih hengkang, maka bangsa ini kehilangan potensi inovator, pemikir, dan tenaga terampil.
Namun, perlu disadari pula bahwa migrasi tidak selalu berarti meninggalkan negara secara permanen. Banyak di antara mereka yang merantau justru berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian melalui remitansi dan transfer ilmu saat kembali.

Fenomena ini adalah alarm keras bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Dibutuhkan langkah konkret untuk mengembalikan kepercayaan generasi muda terhadap masa depan ekonomi Indonesia. Reformasi kebijakan ketenagakerjaan, insentif bagi wirausahawan muda, serta penjaminan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja menjadi keharusan. Selain itu, penting untuk menciptakan ruang partisipasi bagi generasi muda dalam proses pengambilan keputusan, agar mereka merasa menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar korban sistem.

Fenomena #KaburAjaDulu bukan sekadar tren sesaat, melainkan simbol dari kegelisahan kolektif. Ini adalah panggilan untuk refleksi nasional: apakah Indonesia telah cukup memberikan harapan bagi anak-anak mudanya? Jika tidak segera ditangani secara serius, "kabur" bisa menjadi pilihan rasional yang semakin banyak diambil oleh generasi penerus bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun