Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ramai-ramai Menghijaukan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu

8 Agustus 2016   08:21 Diperbarui: 8 Agustus 2016   11:15 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang relawan dari Jepang dan sejumlah siswa sekolah menanam bibit Meranti di kawasan penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Riau (dok. pri).

Indonesia memiliki lebih dari 16 juta hektar hutan rawa gambut yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Namun, jumlahnya terus menyusut dari tahun ke tahun. Beberapa hutan rawa gambut juga mengalami degradasi akibat kebakaran yang mudah terjadi.

Padahal, keberadaan hutan rawa gambut memiliki fungsi yang sangat penting. Selain sebagai penghasil oksigen, ekosistem rawa gambut juga dihuni oleh banyak jenis hewan dan tumbuhan yang beberapa di antaranya berstatus langka dan khas.

Jika dikelola dengan benar, hutan rawa gambut juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Akan tetapi, hutan rawa gambut memiliki kemampuan regenerasi yang unik sekaligus rentan terhadap perubahan lingkungan dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, pelestarian dan perlindungan hutan rawa gambut di Indonesia sangat penting untuk dilakukan.

Area arboretum di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang menjadi lokasi penanaman bibit Meranti (dok. pri).
Area arboretum di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang menjadi lokasi penanaman bibit Meranti (dok. pri).
Salah satu hutan rawa gambut yang cukup luas terdapat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Provinsi Riau. Luasnya lebih dari 700 ribu hektar yang membentang di wilayah Kabupaten Siak dan Kabupaten Bengkalis.

Untuk mendukung konservasi dan memperbaiki kualitas ekosistem di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu, upaya penghijauan terus dilakukan. Seperti pada Kamis (4/8/2016) lalu dengan menanam bibit pohon Meranti Pirang (Shorea leprosula) di kawasan arboretum PT. Arara Abadi (Sinar Mas Forestry). Kawasan di hutan tanaman industri tersebut merupakan penyangga daerah inti biosfer.

Penaman diikuti oleh sejumlah pemangku kepentingan di Provinsi Riau, termasuk dari unsur swasta, Pemerintah Daerah Siak, Balai Konservasi Sumber daya alam (BKSDA) Riau, serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kuok. Dukungan juga datang dari International Tropical Timber Organization (ITTO) dan Japan Agency  for Environmental Bussines. Tak ketinggalan partisipasi volunteer dan siswa-siswi sekolah.

Suasana persiapan penanaman bibit Meranti di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (dok. pri).
Suasana persiapan penanaman bibit Meranti di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (dok. pri).
Penanaman Meranti merupakan kelanjutan dari program serupa yang dimulai pada 2015 (dok. pri).
Penanaman Meranti merupakan kelanjutan dari program serupa yang dimulai pada 2015 (dok. pri).
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari penanaman 10.000 bibit Meranti yang dilakukan pada 2015 atas inisiasi Asia Pulp & Paper Sinar Mas dan Akira Miyawaki dari Universitas Yokohama Jepang. Penanaman bibit Meranti akan menjadi bagian dari upaya jangka panjang perbaikan lahan sekitar 6.000 hektar di area tersebut.

Menanam bibit pohon, menabung masa depan (dok. pri).
Menanam bibit pohon, menabung masa depan (dok. pri).
Tanggung jawab manusia adalah menjaga alam yang telah memberinya kehidupan (dok. pri).
Tanggung jawab manusia adalah menjaga alam yang telah memberinya kehidupan (dok. pri).
Penanaman pohon di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu membawa pesan bahwa upaya melestarikan dan melindungi hutan di Indonesia harus dilakukan bersama-sama oleh seluruh elemen masyarakat. Kerjasama semua pihak termasuk komitmen swasta perlu diperkuat. Keterlibatan lembaga asing internasional menunjukkan bahwa kelestarian hutan Indonesia tidak hanya mendatangkan manfaat bagi bangsa sendiri, tetapi juga berdampak luas bagi kehidupan dunia.

Melestarikan hutan dan menanam pohon adalah bentuk kesadaran akan masa depan (dok. pri).
Melestarikan hutan dan menanam pohon adalah bentuk kesadaran akan masa depan (dok. pri).
Pemanasan global  terus bergerak dan lajunya cenderung tak melambat. Respon yang cepat dan tepat dari manusia menjadi sebuah keharusan. Menanam pohon dan melestarikan hutan menjadi ikhtiar untuk menyelamatkan masa depan.

teks dan foto: Hendra Wardhana

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun