Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Membeli Skripsi dan Pendidikan yang "Anarki"

12 Juni 2015   07:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:05 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin pendapat yang menyebutkan bahwa masalah pendidikan di Indonesia masih berkutat pada hal-hal yang mendasar, benar adanya. Fasilitas dan akses pendidikan yang tidak merata, gedung-gedung sekolah yang rusak, kualitas guru yang belum memuaskan dan kurikulum yang tidak disiapkan dengan matang. Sederet masalah itu adalah hal pokok dalam penyelenggaraan pendidikan.

Di saat semua itu belum teratasi, dunia pendidikan Indonesia juga harus bergulat dengan masalah ijazah dan gelar palsu serta jual beli skripsi. Khusus untuk yang terakhir, Kota Yogyakarta punya cerita.

Sebutan “Kota Pendidikan” yang disematkan pada Yogyakarta sempat tercoreng gara-gara skandal skripsi. Adalah sebuah tempat bernama “shopping” yang menghadirkan cerita hitam tentang penyimpangan praktik pendidikan Indonesia yang terjadi di Yogyakarta.

Sampai beberapa tahun yang lalu nama shopping begitu terkenal dan legendaris sebagai bursa buku baru dan bekas dengan harga miring. Ada belasan hingga puluhan lapak pedagang buku yang menghuni shopping. Saat itu tak hanya buku yang dijual, tapi juga naskah-naskah ilmiah mulai dari makalah, skripsi hingga thesis master.

Selain familiar di kalangan mahasiswa Yogyakarta, shopping juga dikenal hingga luar kota. Suatu ketika kakak sepupu saya yang saat itu hendak menyelesaikan tugas akhirnya, meminta tolong untuk dicarikan skripsi dengan judul yang lengkap ia uraikan melalui sms. Saya tak tahu apakah ia hanya ingin menjadikan naskah pesanan itu sebagai bacaan tambahan atau untuk diplagiasi. Meski akhirnya saya tidak memenuhi permintaannya, tapi itu cukup menjadi bukti betapa populernya shopping ketika itu.

Fenomena jual beli naskah skripsi di shopping memang pernah mempermalukan Kota Yogyakarta. Sejumlah media nasional mengangkatnya menjadi berita dan investigasi.

Mereka yang mencari skripsi tak lagi hanya menjadikan naskah-naskah ilmiah itu sebagai sumber bacaan atau referensi tapi mengarah ke praktik plagiasi. Cukup dengan memodifikasi judul dan mengganti beberapa bagian isinya, berlangsunglah daur ulang skripsi.

Darimana para pedagang mendapatkan naskah-naskah ilmiah tersebut? Hal yang biasa bahwa ada banyak naskah-naskah ilmiah yang hanya menumpuk di gudang setelah tak tertampung di rak perpustakaan atau ruangan kampus. Sebagian naskah itu sampai ke pengumpul naskah bekas. Jika dianggap tak penting, kertas-kertas itu akan berakhir sebagai pembungkus nasi kucing. Oleh karena itu jangan terkejut jika makan di angkringan Jogja kita akan menemukan kertas pembungkus nasinya adalah bagian dari halaman sampul atau isi sebuah makalah ilmiah. Sementara banyak naskah yang kemudian diperjualbelikan dan menjadi buruan orang-orang yang ingin mengejar jalan singkat menuntaskan skripsi. Lazimnya jual beli, praktik semacam ini berlangsung karena adanya permintaan.

Di masanya waktu itu, tak sulit mendapatkan makalah atau skripsi di shopping. Cukup dengan menyebutkan jurusan dan nama universitas asal skripsi yang diinginkan. Apalagi setiap perguruan tinggi memiliki identitas warna sampul untuk naskah ilmiah mahasiswanya.

Kini praktik jual beli skripsi dan naskah ilmiah di shopping tak terdengar lagi seiring dengan penataan shopping di sisi timur Taman Pintar dan bersebelahan dengan Taman Budaya Yogyakarta. Namun apakah praktik hitam jual beli skripsi telah hilang?. Tak ada yang menjamin.

Jual beli naskah ilmiah dan skripsi, apalagi untuk diplagiasi sama buruknya dengan ijazah atau gelar palsu. Langkah mendapat gelar dan ijazah resmi melalui jalan pintas yang kotor juga harus mendapat perhatian. Praktik ini sama kotornya dengan \jasa pembuatan tugas akhir berkedok jasa konsultasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun