Kali ini saya menemuinya lagi. Ramah ia menyambut dan segera tahu maksud kedatangan saya. Melihat banyak potongan kain disamping mesin jahitnya, saya segera menebak ia pun sedang menerima banyak pesanan.
Mungkinkah saya bisa mendapatkan celana panjang baru darinya?
Setelah bernegoisasi sesaat, Pak Ahmad menyodorkan dua opsi. Pertama, ia bisa memprioritaskan untuk menyelesaikan satu celana panjang dalam satu minggu. Lalu satu celana panjang sisanya baru bisa selesai setelah lebaran.
Kedua, ia akan akan menyelesaikan dua celana panjang saya sekaligus, tapi waktunya akan mepet Idulfitri. Ia mempersilakan saya datang lagi H-2 lebaran untuk mengambilnya.
Saya memilih opsi kedua. Sebab kepalang tanggung jika membuat dua celana panjang baru, tapi diambilnya secara bertahap. Lagipula saya tidak akan mudik sehingga tidak masalah harus menunggu sampai mendekati lebaran.
Pak Ahmad lalu mengambil meteran dan secarik kertas. Ia minta izin untuk mengukur lingkar pinggang dan panjang kaki saya. Lalu melanjutkannya dengan mengambil ukuran-ukuran lainnya.
Selesai mengukur, giliran saya menyebutkan detail celana panjang yang saya inginkan. Saku lurus untuk kedua sisi dan saku dengan tutup berkancing di belakang. Itu model yang standar dan tidak terlalu rumit.
Soal ongkos menjahit sengaja tidak saya tanyakan di awal. Saya berpikir ongkosnya tidak akan jauh berbeda dengan penjahit langganan saya. Mungkin juga hampir sama dengan ongkos saat saya menjahitkan kemeja di sini sebelumnya.
Kalaupun ongkosnya nanti lebih mahal atau naik, semoga tidak terlalu melonjak. Semoga pula dengan menggunakan jasa Pak Ahmad, saya bisa sedikit berkontribusi menyokong pelaku UMKM yang terpuruk selama pandemi Covid-19.