Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Faktanya, Justru Jokowi yang Jadi Korban Buzzer Paling Keji

15 Februari 2021   08:40 Diperbarui: 15 Februari 2021   08:46 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi (foto: Setpres/BPMI).

Dua serangan sedang diarahkan kepada Presiden Jokowi saat ini. Pertama, Jokowi dan pemerintahan yang dipimpinnya dituduh menggunakan buzzer untuk menakan dan menyerang lawan politik. Kedua, Jokowi dituduh menerapkan gaya kepemimpinan yang antikritik.

Kalau digabungkan dua serangan tersebut memuat isi yang sama. Yakni, Presiden Jokowi yang antikritik dan menggunakan buzzer untuk menakut-nakuti para pengkritiknya.

Serangan tersebut sepertinya mengusik Presiden Jokowi. Pernyataannya beberapa waktu lalu yang menginginkan masyarakat untuk aktif memberikan kritik dan tidak perlu takut menyuarakan pendapat menyiratkan adanya sedikit kegundahan dalam batin Jokowi.

Itu wajar. Sebab di satu sisi selama ini Jokowi sudah sangat sabar menghadapi para lawan politiknya melemparkan kritik bahkan ujaran kebencian secara berulang kepada dirinya. Jokowi juga membiarkan sejumlah orang yang gemar melakukan fitnah pada dirinya untuk tetap bersuara. Mereka masih rajin tampil di TV dan eksis di media sosial sembari membangun narasi-narasi yang buruk sekalipun.

Namun di sisi lain sekarang mereka justru menggiring opini publik dengan memutar balikkan keadaan seolah Presiden Jokowi gemar membungkam lawan politiknya dan menggunakan buzzer sebagai tentara untuk mematikan kebebasan bersuara.

Ada pertanyaan yang cukup mudah dan jawabannya akan memperlihatkan sejauh mana kelayakan tuduhan terhadap Jokowi tersebut.

Seberapa banyak para pengkritik dan pengumbar kebencian yang sudah dijerat hukum selama ini?  Faktanya nama-nama seperti Rocky Gerung, Tengku Zulkarnain, dan para pemilik akun media sosial yang selama ini gemar melempar hasutan dan melakukan penghinaan terhadap Jokowi secara pribadi tetap bebas. Mereka masih nyaman di tempat masing-masing dan tetap asyik melakukan kebiasaannya menyebar propaganda dan provokosi.

Maka dari itu cukup absurd jika mereka tiba-tiba merasa dikekang kebebasannya dan ketakutan terhadap Jokowi yang dianggap antikritik. Faktanya, justru Jokowi yang oleh sebagian kalangan dianggap terlalu permisif dan tidak tegas dalam merespon ujaran-ujaran kebencian yang bertebaran di ruang publik.

Nyatanya pula, Jokowi-lah yang telah menjadi korban paling dirugikan dari arus serangan buzzer yang sekian lama memfitnahnya secara keji sebagai keturunan PKI, keturunan China, dan seterusnya.

Sangat mengherankan jika orang-orang yang selama ini mendapatkan keuntungan dari masifnya  fitnah terhadap Jokowi malah merengek. Rasanya menggelikan bahwa mereka yang menikmati dan turut serta dalam gerakan ujaran kebencian terhadap Jokowi tiba-tiba justru berlaku seolah sebagai korban dari kezoliman Jokowi.

Tidaklah mengejutkan bahwa pihak-pihak yang melancarkan serangan terhadap Jokowi terkait buzzer dan antikritik juga menggunakan buzzer yang selama ini menjadi mesin ujaran kebencian, fitnah, serta propaganda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun