Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Sarapan di Solo dengan Mbah Suti dan Pecel Ndeso

3 Maret 2020   08:34 Diperbarui: 3 Maret 2020   08:46 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mbah Suti, penjual pecel di Jalan Gajah Mada Kota Solo (dok. pri).

"Pedes, le?", lirih suaranya bertanya dan hampir tenggelam oleh deru laju kendaraan kalau saja saya tak duduk tepat di sampingnya.

Rupanya mbah Suti paham apa yang sedang saya rasa. Bahwa lidah saya sedang tersengat pedasnya bumbu pecel buatannya. Oleh karena itu ia lalu menambahkan kerupuk karak ke atas pincuk saya meski saya tak memintanya. 

Bukan hanya sekali, tapi dua kali ia memberi saya tambahan karak. Padahal, dalam sepincuk pecel yang ia racik untuk saya sudah ditambahkan karak sebelumnya. Jadilah saya mendapatkan isi ulang karak yang lumayan banyak.

Memang karak yang renyah dan gurih itu bisa menenangkan lidah saya yang kelabakan mencari penawar rasa pedas. Bahkan, saya lebih dulu menghabiskan karak itu sebelum kemudian melahap pecel ndeso racikan mbah Suti.

Mbah Suti sudah berjualan di Jalan Gajah Mada sejak 15 tahun lalu (dok. pri).
Mbah Suti sudah berjualan di Jalan Gajah Mada sejak 15 tahun lalu (dok. pri).
Tempat mbah Suti berjualan pecel bukanlah warung atau kedai. Hanya sebuah pelataran sempit di pengkolan toko roti Wonder Bakery, Jalan Gajah Mada Kota Solo. Di samping toko terdapat gang dengan sepasang gapura dan Mbah Suti setiap hari menunggu pembeli di mulut gang tersebut.

Sudah 15 tahun mbah Suti berjualan pecel ndeso di tempat itu. Sebelumnya ia berpindah-pindah tempat. "Sejak masih muda", jawabnya ketika saya bertanya sejak kapan ia mulai menjajakan pecel ndeso.

Jumat pagi itu sebanyak 3 kg beras merah dibawanya. Pecel ndeso khas Solo yang autnetik memang menggunakan beras merah. Ini pula yang membedakan pecel ndeso dengan pecel pada umumnya.

Sementara sayurannya cukup beraneka rupa. Pecel ndeso mbah Suti menggunakan daun bayam, daun pepaya, bunga turi, bunga pisang, kecipir, mentimun, daun kemangi, kecambah, dan biji lamtoro. 

Pecel ndeso saya dari Mbah Suti pada Jumat pagi itu (dok. pri).
Pecel ndeso saya dari Mbah Suti pada Jumat pagi itu (dok. pri).
Tentu saja tiap-tiap pembeli bisa memilih jenis sayuran tertentu saja sesuai selera. Namun, saya memilih menyerahkan sepenuhnya pecel komplet yang saya pesan kepada mbah Suti. Hasilnya ialah pecel berlimpah sayur dengan siraman bumbu kacang yang menggiurkan. Masih ditambah lagi kerupuk karak, tempe goreng, dan sosis solo berisi daging cincang. 

Isian pecel yang penuh membuat saya perlu berhati-hati memegang pincuk daun pisang yang menjadi wadah sekaligus alas menyantap pecel. Untungnya sudah terbiasa saya makan dengan pincuk begini. Malah sempurna rasanya menyantap pecel dengan alas daun pisang.

Duduk di pinggir jalan dan berbagi tempat dengan beberapa pembeli lainnya juga tak mengurangi kenikmatan sarapan saya pagi itu. Hanya saja pada suapan pertama saya segera tersengat oleh pedasnya bumbu pecel racikan mbah Suti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun