Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... Administrasi - soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Kitab Ajaran Ivan Lanin

2 Agustus 2018   09:44 Diperbarui: 2 Agustus 2018   12:00 2295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khalayak pengguna bahasa juga malas mencari padanan kata untuk istilah-istilah asing yang digunakan sehingga timbul salah kaprah.

Ada pula kecenderungan khalayak untuk menggantikan istilah dalam bahasa Indonesia dengan istilah dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris karena dianggap lebih keren. Khalayak semakin terbiasa dan senang menggunakan kata-kata asing secara tidak wajar. Gejala ini disebut Xenoglosofilia.

Xenoglosofilia (dok. pri).
Xenoglosofilia (dok. pri).
Selain menimbulkan salah kaprah, Xenoglosofilia juga membuat bahasa Indonesia kurang berkembang. Tidak sedikit padanan kata atau istilah bahasa Indonesia yang sebenarnya sudah ada sejak lama dan semestinya digunakan justru kalah populer dibanding serapannya dari bahasa asing. Contohnya mangkus (efektif), sangkil (esifien), gerip (stylus) dan sebagainya. 

Menelusuri Makna

Menggunakan padanan kata yang tepat sangat penting untuk memajukan dan menambah perbendaharaan kosakata bahasa Indonesia. Jika ada istilah-istilah asing yang baru atau mulai sering digunakan dalam praktik berbahasa, upaya pencarian padanan katanya dalam bahasa Indonesia perlu segera dilakukan sebelum istilah asing tersebut populer. Semakin populer istilah asing akan semakin sulit khalayak menerima padanannya dalam bahasa Indonesia.

Untuk mencari padanan kata Ivan menekankan pentingnya menelusuri konsep makna yang dikandung oleh kata atau gabungan kata. 

Pemahaman terhadap makna adalah syarat untuk membuat istilah. Padanan kata bisa digali dari bahasa daerah serta bahasa kuno seperti Sansekerta dan Kawi. 

Jika dengan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa kuno tidak berhasil mendapatkan padanannya, penyerapan dari bahasa asing bisa dilakukan. Namun, ejaan dan lafalnya perlu disesuaikan agar lebih mudah diucapkan dan ditulis dalam bahasa Indonesia.

Pentingnya memahami makna (dok. pri).
Pentingnya memahami makna (dok. pri).
Selain narablog yang sudah disebutkan di awal, buku ini memperkenalkan sejumlah padanan kata dalam bahasa Indonesia untuk beberapa istilah asing yang populer.  

Beberapa padanan kata sudah ada sejak lama dan buku ini bermaksud membangkitkan lagi penggunaanya. Misalnya adalah lahan yasan sebagai padanan untuk real estate. 

Istilah lahan yasan yang terdengar indah sebenarnya sudah ada sejak lama, tapi kebutuhan pemasaran di bidang properti lebih menyukai penggunaan istilah asingnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun