Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

New AFI 2013: Gagalnya Sistem Bintang Indosiar

11 Februari 2014   15:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:56 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbekal predikat sebagai pelopor ajang pencarian bakat modern, lampu panggung kembali dihidupkan. Berharap letupan memori penonton Indonesia akan ajang kompetisi menyanyi yang melejit di masa 1 dekade silam, panggung Akademi Fantasi Indosiar (AFI) kembali digelar. Cuplikan teasernya di awal promosi sebelum audisi begitu menjanjikan lewat tagline “The Biggest Talent Search is Back”. Memasang label NEW AFI 2013, ajang ini mengusung slogan “Be The Next Superstar”. Namun semusim digelar kejayaan panggung yang diharapkan tak juga diraih. Hanya sorot lampu panggungnya yang lebih bersinar, sementara atmosfernyahambar.

Satu yang pasti format kompetisi seperti AFI atau Idol sebenarnya sudah sangat ketinggalan zaman. Bahkan meski ajang-ajang tersebut begitu sukses di awalnya namun zaman menuntut perkembangan. Itulah mengapa di panggung talent search dunia selalu muncul format-format baru yang kemudian diikuti oleh stasiun TV Indonesia yang memang dikenal suka mengadopsi.

Begitupun Indosiar yang mencoba meraih kejayaan dengan menghidupkan kembali panggung Akademi Fantasi-nya. Tajuk NEW AFI 2013 menyiratkan bahwa konsep AFI model lama sudah ketinggalan zaman betapapun suksesnya di 2 musim pertamanya dahulu. Sayangnya meski sudah menyadari ketertinggalan zaman tersebut, Indosiar justru gagal dengan panggung AFI versi baru. Alih-alih membangkitkan sisa kejayaan AFI dan mengundang memori penontonnya, NEW AFI 2013 bahkan bingung dengan formatnya sendiri. Panggung ini gagap menentukan wajahnya. Indikasi tersebut nyata dalam beberapa hal yang sudah diuraikan sebelumnya di sini.

Indikasi terkuat yang menjadi puncak kebingungan NEW AFI 2013 atau kegagalan Indosiar dalam mengemas program yang awalnya diandalkan tersebut adalah pergantian seluruh pengajarnya serta band pengiringnya di tengah jalan. Tak banyak yang tahu jika sejak Desember 2013 saat memasuki setengah perjalanan kompetisi, NEW AFI mengganti orang-orang yang sejak awal mengisi formasi coach dan panggungya. Tak ada lagi nama Ari Tulang cs., pemain bandnya pun berganti dari Dianh HP ke Magenta Eleven. Begitupun dengan vocal coach dan yang lainnya. Sistem asrama dan diary pun diubah di tengah jalan.

Tak ada yang salah dengan pergantian secara mengejutkan para coach dan pengajar tersebut. Baik yang lama maupun penggantinya sama-sama memiliki kapasitas nomor satu di bidangnya. Oleh karena itu pergantian formasi pengajar NEW AFI 2013 justru menunjukkan gagalnya Indosiar mengembangkan konsep dan inovasi NEW AFI 2013 sejak awal.

13921076671800444737
13921076671800444737

NEW AFI 2013 memang tidak gagal sebagai panggung bakat karena bagaimanapun dua nama penuh talenta yakni Stefany dan Nova telah terpilih sebagai finalis di grand final nanti. Keduanya sejak awal sudah terlihat menonjol dan unggul dibanding kontestan lain yang masih kental dengan wajah AFI model lama. Sebagai penggung bakat AFI juga telah menjadi sarana unjuk kemampuan beberapa nama yang mencuri perhatian seperti Iwan atau Yuda. Namun sebagai program TV yang sejak awal digadang-gadang meraih kejayaan NEW AFI 2013 telah gagal.

NEW AFI 2013 sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi panggung yang riuh dan besar. Namun kegagalan Indosiar dalam membangun “Star System” untuk NEW AFI 2013 membuat panggung itu senyap.

“Star System” atau Sistem Bintang, itulah kekurangan paling mencolok dan kelemahan paling nyata dari NEW AFI 2013. Sistem Bintang adalah sistem yang dibangun untuk menciptakan interaksi masif dan hidup antara acara/program yang sedang digelar dengan penonton sebagai targetnya. Sistem Bintang berperan layaknya manajer atau management artis yang bertugas menciptakan image forming bagi artisnya. Dan dalam panggung pencarian bakat atau kompetisi bernyanyi, peran itu dijalankan oleh sistem bintang.

Sistem Bintang merupakan kolaborasi banyak hal di balik sebuah program televisi. Sistem bintang lah yang merancang dan mengembangkan format acara secara matang untuk selanjutnya dieksekusi. Sistem bintang juga harus bisa menciptakan dan merawat atmosfer panggung dari interaksi penonton dengan acara yang digelar. Dan bagi sebuah kompetisi bernyanyi, sistem bintang juga memiliki peran dalam menampilkan karakter dari setiap apa yang ditampilkan di panggung termasuk kontestannya. Sistem bintang juga yang menentukan apa saja dan seperti apa gimmick-gimmick atau drama dalam sebuah acara perlu ditampilkan dan bagaimana semuanya dirancang secara pas.

NEW AFI 2013 memang tak memiliki sistem bintang yang baik. Ketiadaan sistem bintang yang matang akhirnya membuat panggung NEW AFI 2013 menjadi hambar bahkan gagal mengangkat citra para akademianya. Riuh yang tercipta di atas panggung pun terasa tidak hidup.

NEW AFI 2013 pun menyadari kekurangan sistem bintang yang mereka bangun. Hal itu tercermin dari beberapa perubahan yang dilakukan di awal kompetisi seperti mencoba format 3 host lalu 2 host padahal NEW AFI 2013 akan lebih berwibawa jika mempertahankan format 1 host daripada salah memilih host pendamping. Namun meski telah melakukan perbaikan dalam sistem bintangnya, NEW AFI 2013 tetap tak bisa menghidupkan panggungnya. Eksekusi dalam menjalankan konsep sistem bintang sepertinya menjadi kelemahan berikutnya dari panggung NEW AFI 2013.

Kegagalan sistem bintang NEW AFI 2013 cukup mengherankan mengingat Indosiar sebelumnya bisa dengan rapi dan manis mengemas The Voice Indonesia. Oleh karena The Voice sudah memiliki pakem yang bisa diikuti sementara NEW AFI 2013 sejak awal menjanjikan perubahan, maka hambarnya panggung NEW AFI 2013 sepertinya memang terletak pada kegagalan Indosiar dalam membangun sistem bintang untuk acaranya tersebut. Beberapa perubahan format yang diusung ditampilkan secara aneh dan membuat NEW AFI 2013 tampak kacau dalam beberapa hal.

Indosiar sepertinya mencoba realistis dan menerima bahwa panggung NEW AFI 2013 yang mereka gembar-gemborkan di awal tak sesuai harapan. Kesadaran itu tampak dalam gencarnya promosi ajang pencarian bakat bidang dangdut barunya. Dalam pemasaran hal ini bisa dibaca sebagai strategi mempercepat launching produk baru di saat produk lama yang diandalkan sebelumnya gagal memenuhi harapan.

Lemahnya Sistem Bintang AFI sebenarnya sudah terlihat di beberapa edisi terakhirnya dahulu. Ini pula yang membuat banyak pemilik bakat lebih memilih mengikuti audisi Indonesian Idol karena melihat sistem bintang Idol lebih kuat. Sayangnya lemahnya sistem bintang ini tak bisa diperbaiki oleh New AFI 2013 yang bahkan lebih inferior.

Sistem Bintang NEW AFI 2013 juga sudah menunjukkan tanda-tanda kurang maksimal sedari awal. Hal yang sederhana seperti akun twitter, youtube hingga website nya pun tidak disajikan secara maksimal. Oleh karena itu jika harus dibandingkan untuk bersaing dengan ajang serupa kompetitornya, NEW AFI 2013 sepertinya harus berkaca dulu dengan panggung-panggung AFI sebelumnya yang meski sudah lewat namun memiliki sistem bintang yang lebih rapi.

1392107799297109346
1392107799297109346

NEW AFI 2013 tak bisa lagi mengandalkan kenangan euforia masa lalu untuk Menuju Puncak. Sistem Bintang yang baik dan berkarakter sangat dibutuhkan daripada bersandar pada sisa kejayaan masa lama. Jika tidak Indosiar sepertinya harus menjadikan NEW AFI 2013 sebagai panggung AFI yang terakhirkarena lebih baik membangun satu sistem bintang yang kuat dan rapi untuk satu kompetisi seperti The Voice Indonesia daripada menggelar banyak ajang kompetisi yang seadanya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun