Mohon tunggu...
Hendra Wardhana
Hendra Wardhana Mohon Tunggu... soulmateKAHITNA

Anggrek Indonesia & KAHITNA | Kompasiana Award 2014 Kategori Berita | www.hendrawardhana.com | wardhana.hendra@yahoo.com | @_hendrawardhana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menelusuri Romantisme Lama Kahitna

24 Mei 2011   03:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:18 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

KAHITNA, nama besar yang telah lama memenuhi ruang musik cinta tanah air. Tak terasa sudah 2 dekade lebih mereka berkarya mempersembahkan lagu-lagu cinta terbaik kepada penikmat musik Indonesia, juga untuk penggemar setia mereka, soulmateKAHITNA. Banyak sudah karya manis mereka hasilkan, bagaikan masterpiece, banyak di antaranya yang menjadi hits abadi. Dan bulan depan, tepatnya 24 Juni mereka memasuki MASA PERAK : 25 TAHUN.

Berbagai hal menjadi catatan yang mengisi dan mewarnai perjalanan musik KAHITNA di blantika musik tanah air. Dipersiapkan sejak tahun 1985, musikalitas para personel KAHITNA memang telah kuat secara individu. Almarhum Elfa Secioria adalah sosok yang tangan dinginnya turut membentuk karakter KAHITNA yang terkenal kuat dan khas. Tak heran pula bila selain bersama KAHITNA, beberapa personel seperti Yovie Widianto, Bambang Purwono, Budiana Nugraha dan Rita Efffendy juga pernah bermain dalam EMS Band. Yovie juga pernah eksis bersama Indonesia 6, grup beraliran jazz-fusion yang tak lepas dari mentoring Elfa Secioria.

Panggung festival KAHITNA lalui sebagai proses yang mengantar mereka menjadi grup besar yang dicintai masyarakat Indonesia. KAHITNA muda mengasah diri melalui kompetisi musik elit Light Music Contest (LMC), yang kemudian berubah menjadi Yamaha Band Explosion (BEX). Pada tahun 1991 setelah memenangi grand final BEX di Taman Ismail Marzuki, KAHITNA pun unjuk kemampuan di BEX World Final yang berlangsung di Budokan Hall Tokyo, Jepang. Di ajang internasional ini KAHITNA kembali mengukir prestasi. Tak tanggung-tanggung mereka dinobatkan sebagai salah satu world champion setelah membawakan sebuah nomor etnik karya mereka sendiri yang berjudul Lajeungan. Pada saat itu KAHITNA memasang formasi big band beranggotakan 3 keyboardis yakni Yovie Widianto, Bambang Purwono, Bubi Iradiadi dengan bassis Doddy Is, drummer Budiana Nugraha, peniup saxophone Margono dan duo vokalis Hedi Yunus dan Rita Effendy.

Namun tak hanya Taman Ismail Marzuki dan Budokan Hall tempat “bersejarah” bagi KAHITNA. Beberapa tempat juga menyimpan kenangan perjalanan KAHITNA muda. Satu di antaranya adalah sebuah kafe di daerah Kuningan. Di kafe yang sudah tak bisa lagi dijumpai sekarang ini, KAHITNA muda unjuk kemampuan 2 kali seminggu jauh sebelum nama mereka dikenal lewat album Cerita Cinta (1994). Di kafe TOPAS itulah sebagian jejak-jejak KAHITNA muda tersimpan. Jejak-jejak sekumpulan pemuda biasa yang kini menjadi salah satu band besar yang pernah dilahirkan Indonesia. Andai saja TOPAS masih ada, KAHITNA mungkin ingin kembali mengulang nostalgia mereka di tempat itu. Mengenang dan merasakan lagi gairah bermusik mereka ketika remaja, saat masih muda, waktu badan mereka masih kurus ^^.

KAHITNA muda juga menyimpan kenangan di Pasar Seni Ancol, tempat di mana semasa SMA mereka beberapa kali menjadikan tempat itu sebagai panggung untuk mengasah talenta musik mereka. Maka tak heran jika beberapa waktu lalu ulang tahun Yovie Widianto dirayakan bersama KAHITNA dalam sebuah show di tempat penuh arti tersebut.

Satu lagi yang tak mungkin dilupakan oleh KAHITNA adalah “kedekatan” emosional mereka dengan HardRock Cafe Jakarta. Simbiosis antara KAHITNA muda dengan HardRock Cafe telah terjalin semenjak awal kemunculan keduanya. Bagi KAHITNA muda HardRock Cafe adalah tempat unjuk kebolehan sekaligus panggung publikasi. Penampilan KAHITNA selalu membuat tempat tersebut dibanjiri orang. Hal yang istimewa mengingat saat itu nama KAHITNA belumlah dikenal sebagai band rekaman papan atas tanah air. Maka tak heran hingga saat ini penampilan KAHITNA di HardRock Cafe selalu mempunyai arti sendiri. KAHITNA seperti pulang ke rumah lama dan bagi HardRock Cafe mereka seperti menyambut pulang saudara lama. Romantisme masa lalu pun menjadi salah satu hal yang menyertai setiap penampilan KAHITNA di tempat itu.

Kini meski usia terus mengantar mereka ke depan, masa keemasan pun sudah lewat, namun KAHITNA telah melewati masa- masa itu dengan luar biasa. Mereka tak pernah berhenti bernyanyi. Jadi, sambutlah mereka sebagai ikon, nikmatilah karya mereka sebagai karya terbaik dari band terbaik negeri sendiri.

Diriku oh mengapa langkahku

Menjadi salah tingkah

Ketika ku lihat si dia

Tersenyum tersipu padaku

Adakah menertawakanku

Aku malu

Adakah dia tahu kini dag dig dug nya hatiku

Adakah dia kan mengerti hasrat cinta di diri

Oh Tuhan tolonglah diriku

Yang dilanda asmara kepadanya

(KAHITNA : Adakah Dia, 1989)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun